Stay Beside You

1.3K 171 30
                                    

Gadis itu terdiam melihat sekumpulan orang yang sedang mengerubungi sesuatu. Kerumunan itu tidak nampak antusias, mereka terlihat sedih. Sesekali terdengar suara isakan yang membuat suasana ruangan itu menjadi haru. Gadis itu kemudian menutup matanya. Kepalanya mendadak pening.

Untuk beberapa saat, gadis itu bertahan dalam posisinya. Terdiam dengan matanya yang terpejam. Seolah hanya itu yang ia butuhkan saat ini.

"Lid." Sampai sebuah panggilan membuat gadis itu membuka matanya.

Si pemilik suara tersenyum seperti biasanya. Seakan apa yang terjadi beberapa menit lalu tidak pernah terjadi.

"Sini," ucap si pemilik suara tadi. Tangannya mengisyaratkan gadis bernama Lidya itu untuk duduk di sampingnya.

Lidya ikut tersenyum. Ia pun mendekat ke arah gadis yang memanggilnya itu.

"Udah selesai meet and greet-nya?" ucap Lidya mengacu pada kerumunan tadi.

Gadis itu bergumam.

"Pantesan udah sepi. Mereka pada ke mana?"

"Ganti baju kayaknya, entar juga ke sini lagi. Kamu nggak mau foto kayak mereka?"

"Boleh." Lidya lalu mengeluarkan ponselnya.

"Eh bentar-bentar," ucap gadis itu sambil beralih duduk di pangkuan Lidya.

"Berat ih," protes Lidya seketika.

"Biarin, pokoknya aku mau dipangku."

"Manjanya kumat deh," ucap Lidya sambil mencubit hidung sang gadis.

Sang gadis hanya cengengesan tidak jelas. Ia lalu melingkarkan kedua tangannya pada leher Lidya.

Lidya pun segera mengarahkan ponselnya untuk mengabadikan momen mereka itu. Satu demi satu foto pun berhasil diambil dengan berbagai ekspresi. Dari tersenyum, cemberut, hingga lucu.

"Yang ini lucu, aku upload, ya?" tanya Lidya pada gadis itu.

Gadis bernama Melody itu pun mengangguk. Sejenak, hanya keheningan yang menemani mereka. Lidya yang sibuk dengan ponselnya dan Melody yang mengamati gadis itu. Mereka terdiam dengan posisi Melody yang masih duduk di pangkuan Lidya.

"Lid?" panggil Melody.

Lidya hanya bergumam, tangannya masih sibuk mengetikkan pesan di ponselnya.

"Lid…" panggil Melody lagi.

Kembali, Lidya hanya bergumam.

"Lid…"

"Iya, ada apa sih? Manggil-manggil mulu dari tadi," ucap Lidya masih fokus dengan ponselnya.

"Kamu marah?"

Lidya akhirnya mengalihkan pandangannya. Sedikit menengadah karena kini Melody lebih tinggi darinya. Ia lalu menaruh ponselnya di atas meja di depannya. "Marah? Karena?"

"Karena pengumuman tadi." Sorot mata Melody terlihat sendu. Tidak kuasa menyembunyikan gelisah di dalam dirinya.

Lidya tersenyum. Kedua tangannya menangkup kedua pipi Melody. "Kamu nggak perlu minta maaf. Kita, di sini, pada akhirnya juga akan pergi. Ini cuma masalah waktu. Dan aku ngerti." Lagi, senyuman khas itu tersungging di bibir Lidya.

Seketika Melody memeluk tubuh gadis itu. Entah kenapa hatinya semakin sakit saat mendengar kata-kata itu dari mulut Lidya. Air matanya pun tak bisa Melody bendung lagi. Lagi dan lagi, buliran bening itu jatuh dari kedua mata indahnya. Terjun bebas melepaskan luka yang memenuhi hatinya.

Stay Beside You [Oneshot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang