"Kita lihat aja. Permainan bakal segera berakhir dengan pemain utamanya..." ucap Sandra dalam hati menggantung.
"Game over."
Sandra tersenyum licik.
"Siapin rencana awal. Atur waktunya sebelum Nathan datang. Gue pengen cewek cupu itu segera musnah." pinta Sandra melirik ke anak buahnya.
Disisi lain Nathan bergerak cepat, dibantu Bima, ayahnya dan beberapa orang suruhan Sandy.
"Ayo buruan. Kita selametin Vania! Jangan sampe terlambat, pah" tutur Nathan terburu buru. Ia sudah siap bertempur melawan Sandra dan beberapa anak buahnya.
Nathan beserta sahabatnya dan Sandy mulai berangkat mengendarai inova milik Sandy. Sedangkan para bodyguard menaiki mobil jeep hitam.
Sesampainya dilokasi, semua bersiap dengan posisi masing-masing. Mereka saling berhuhungan menggunakan earphone yang dibawa masing-masing satu orang.
Nathan mulai memasuki pintu depan, dibantu Bima dan Juna serta Bella.
Bertepatan dengan masuknya Nathan, Sandra beserta anak buahnya sudah berada didepan mereka. Sandra bertepuk tangan menyambut Nathan."Well well well. Selamat datang, Nathanku tersayang." sapa Sandra tersenyum manis memandang Nathan.
Nathan hanya menatap sinis dan tajam kearah Sandra.
"Jangan basa basi. Cepet katakan dimana Vania! Lo umpetin dia dimana?!" gertak Nathan dengan amarah yang sudah tidak bisa ditahan lagi."Sabar dulu dong, Nathan. Kita ngopi ngopi dulu, nyantai dulu. Baru juga ketemu, aku masih kangen sama kamu." ujar Sandra tersenyum genit.
Nathan langsung terburu masuk kedalam mencari Vania namun tubuhnya dihadang oleh anak buah Sandra.
Langsung saja Nathan bertarung melawan mereka.
Tak butuh waktu lama, Nathan sudah bisa membuat dua anak buah Sandra terkapar tak sadar diri.
Nathan langsung berlari meninggalkan Bima dan Juna yang sedang berdebat dengan Sandra.
"LEPASIN VANIA!!" bentak Bima menunjuk Sandra. Namun yang ditunjuk hanya memutar bola matanya malas.
"Lo dan kalian nggak usah ikut campur masalah gue! Ini urusan gue sama Nathan sama Vania! Lo nggak usah ikut campur, ngerti lo?" peringat Sandra.
"Yajelas kita ikut campur lah. Mereka sahabat kita. Lo yang nggak seharusnya bikin masalah sama mereka. Sejuta cara lo buat misahin mereka. Kalau kekuatan cinta mereka kuat, mereka nggak akan terpisahkan, inget itu!" tantang Bima kembali memperingatkan.
"Whatever." timpal Sandra memutar bola matanya.
Ditempat lain, Vania terbatuk batuk karena nafasnya mulai habis dan sesak.
"Tolooonggg tolooongg" lirihnya dengan suara melemah sambil mengetuk ketuk pintu sekuat tenaganya."VANIAA!!!!! KAMU ADA DIMANA VAAAAAN!!!" teriak Nathan sambil menengokkan kepalanya mencari.
"AKU DATENG BUAT NOLONGIN KAMU SEKARANG!!" sambungnya.
Uhukk uhukkk
Uhuk uhukk
Nathan ikut terbatuk karena menghirup asap yang entah darimana asalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathan dan Vania[END]
Teen FictionDon't judge a book by its cover Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca cerita saya🙏 Cerita kedua sih sebenernya, karena yang pertama "cinta 100 hari" saya berubah pikiran. Akhirnya bikin lagi dan hasilnya ini deh hehehe. Maaf jika ada t...