--
-
-
-
Pilar petir biru, dengan diameter yang cukup lebar, menghujam mereka berempat tanpa ampun. Tanpa sedikitpun memberi celah untuk berlari, kecuali tentu saja untuk Kinal. Dalam hujaman pilar petirnya, Kinal kembali menghilang, lalu muncul di luar pilar serangannya.
"Satu, dua, tiga, empat, lima. Oke." Ujar Kinal.
Ia menghentikan serangannya. Dilihatnya Natalia, Ikha, dan Yuvia yang tersungkur tak berdaya. Masing-masing dari mereka tertunduk. Terjatuh di atas kedua lututnya. Kaki mereka gemetar. Begitu pula dengan tangan mereka yang berusaha keras menopang tubuh mereka agar tidak terjatuh.
"Oh? Masih tahan? Hebat." Bisik Kinal yang langsung berada di hadapan mereka. Memandang rendah lawan-lawannya dengan tatapan menghina.
BUAK!!!
Tanpa ampun, Kinal menghantam Ikha, Natalia, dan Yuvia dengan pukulannya. Membuat mereka benar-benar mencium tanah.
"Nah. Tadi itu siapa yang ngelepas tembakan ke arah Anin? Ah, kamu." ucap Kinal sambil mencekik leher Ikha, kemudian mengangkatnya tinggi-tinggi seolah tubuh Ikha begitu ringan hingga sejajar dengan pandangannya.
"Kenapa? Kenapa kau kembali berkhianat?!" tanya Kinal dingin.
"Karena Kak Kinal yang berkhianat duluan!" seru Ikha.
Kinal terdiam. Ia tiba-tiba terpaku mendengar jawaban Ikha.
"Apakah memang Aku yang mengkhianati mereka berdua? Mengkhianati Anin juga?" pikir Kinal.
"Ngelamun?" tanya Natalia yang tiba-tiba bangkit dan berada di belakang Kinal dengan pedang apinya.
BLARR!!!
Tanpa berbalik, tanpa menoleh ke arah lawannya sedikitpun, Kinal menembakkan petir dari tangannya. Menghantam Natalia dengan telak di perutnya. Ia terhempas cukup jauh. Tidak ada luka yang tampak dari serangan tersebut, namun Natalia terbatuk-batuk hingga memuntahkan darah.
"Sial! Organ dalamku?! Sakit bener!" geram Natalia.
"Harpy!" seru Natalia diiringi dengan kemunculan kembali kedua Harpy miliknya yang langsung menyerbu Kinal.
Namun, sama seperti sebelum-sebelumnya, Kinal tiba-tiba menghilang, lalu muncul kembali di hadapan Natalia. Pukulannya yang langsung dilayangkan, menghantam kepala Natalia yang membuatnya kembali terjerembab.
"Kamu bener-bener ngeselin." Ujar Kinal dingin sambil menjambak rambut Natalia. Mengangkatnya dari atas tanah. Memperlihatkan luka lebam di wajahnya.
"Tadi itu... Aku tahu sekarang!" seru Ikha yang langsung berdiri.
"Rasain!" geram Ikha sambil menembakkan pilar petirnya yang gelap pekat.
"Tembakan kamu itu gak akan pernah kena." Ujar Kinal santai. Ia kembali berada di belakang Ikha.
"Aku tau." Sahut Ikha tenang.
DRRTTT!!!
"Gimana? Gak bisa gerak?" tanya Ikha ringan.
Kinal terdiam. Ia tidak menjawab pertanyaan Ikha, juga tidak bisa bergerak.
"Hebat. Bener-bener hebat. Jadi triknya gitu ya? Oke, Ijinkan Aku menjelaskan dalam bahasa yang mudah dimengerti. Kak Kinal, benar-benar berubah jadi petir itu sendiri, kan? Itulah yang menyebabkan Kakak menghilang tiba-tiba lalu muncul tiba-tiba. Karena gerakan Kakak secepat kilat. Ya, secepat kilat dalam arti harfiah." Jelas Ikha sambil mendekati Kinal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Season 2 Hunted (Completed)
FanfictionCerita ini lanjutan dari season 1 nya yaitu "TOP HUNTER". Disarankan untuk membaca season 1 nya agar jalan ceritanya tidak membingungkan untuk anda.