23.42 KST
Apa dia sudah makan ?
Aah, sudah pasti ! Mana mungkin es berjalan sepertinya tidak memperdulikan kenikmatan batinnya ?
Cih~
Ss, tapi kenapa aku jadi ingin pergi mengecek keadaan rumah ?
Ei ! Ei ! Ei ! Singkirkan nafsumu itu. Mari bertobat sobat.
Itu Rowon. Yah, sejak tadi ia memikirkan rumahnya, aah bukan maksudnya rumah Yoongi, aah salah lagi, lebih tepatnya dia memikirkan es berjalan.
Saat ini, ia tengah menatap Ibunya yang sedang tidur disofa. Taehyung ? Jungkook ? Aah, meskipun Rowon sudah memintanya pulang untuk istirahat tetap saja mereka bersikeras ingin menemani Rowon. Kedua manusia batu itu tengah tidur telentang dilantai yang beralaskan karpet baru yang sengaja dibawa Jungkook.
" Wae ? " gumam Rowon kesal, " Kenapa aku harus khawatir kalau kura-kura itu sudah makan atau belum ? Wae ? " gerutu Rowon yang tak lupa rambut acak-acakkannya.
Dilihatnya jam dinding yang menunjukkan pukul 23.47 KST kemudian beralih ke kasur Jinyoung, Ibunya dan kedua bocah korban tsunami nyasar tersebut.
Ia pulang gaes. Ia mau pulang menjenguk suami tersongongnya dirumah. Jujur saja, hatinya sedikit tidak tenang karena pria tidak jelas seperti Yoongi. Dia terkecoh wuw~
Setelah berhasil keluar dari kamar inap Jinyoung, Rowon melangkahkan tungkainya menuju halte bis tak lupa ia juga menutup sebagian wajahnya agar tidak bertemu dengan para wartawan yang mungkin saja akan menyerangnya sekarang juga. Tunggu ! Memangnya masih ada bis ? Pikirnya. Dan, memang di jam seperti ini tidak ada jadwal bis, mau tidak mau ia mencari taxi.
"Tunggu, kenapa aku seperti pencuri yang menyelinap keluar ? Ss~ Pabbo ! " ucapnya sambil tertawa.
Baru beberapa langkah keluar dari rumah sakit, seseorang menahan tangan Rowon. Sontak saja Rowon berbalik arah mencoba mengetahui siapa dalang dibalik kasus penahanan tangannya.
" Sudah malam, kau mau kemana hm ? " tanya Taehyung yang lebih tepatnya menginterogasi Rowon.
Yang diinterogasi malah cengar-cengir,
" Hehe, Taehyung-ah, aku, aku.. "" Suamimu ? " sela Taehyung.
" Aah ?! A-aniyo ! Aniyo. J-jinjja. " suara Rowon memelan dibagian akhir dan tak berani menatap mata Taehyung.
Taehyung menghela nafas pelan lalu mengeratkan jaket Rowon. Sontak saja Rowon menoleh menatap Taehyung.
" Lain kali beritahu aku jika mau pulang seperti ini. Aku jadi merasa gagal menjadi sahabatmu. Kau juga harus hati-hati pada wartawan. Kajja, aku antar. " ucap Taehyung sambil tersenyum paksa. Dan itu terlihat jelas kawan.
Langsung saja Taehyung menuntun Rowon menuju ke parkiran mobilnya.
" Taehyung-ah, m-mian. " aku Rowon tbtb.
" Untuk ? "
" Untuk membuatmu kerepotan. Belum lagi, kau kelelahan setelah bekerja direstoran. Aku tahu bagaimana ramainya restoran kita dan betapa lelahnya kita setelah bekerja. Maaf sudah merepotkanmu dan terima kasih sudah menjadi..sahabatku. Gumawo, chinguya. " ucap Rowon tanpa berani menatap mata Taehyung. (Terima kasih kawan)
Wajah Taehyung mengukir sebuah senyum yang begitu menawan kawan. Rowon saja sampai hampir meleleh ditempat jika saja cuaca malam tidak sedang dingin. Tangan Taehyung mengacak gemas pucuk kepala Rowon, " Jangan pernah meminta maaf dan berterimakasih padaku selama kau masih menjadi seseorang yang kusayangi. Arachi ? "