Day8

282 51 6
                                    

  jika kamu menginginkan cerita indah yang sempurna,maaf aku bukanlah seorang sutradara yang pandai membuat cerita indah yang disebut drama

"red gue pengen itu" nadya menunjuk toko penjual aromanis

nadya berjalan mendekat penjual aromanis

"pa beli 10 aromanis, bikinnya yang cepet ya ohiyah satu lagi semuanya dibayar dia" ucap nadya

"duduknya mau dimana?" tanya penjual aromanis

"disana pa di bangku warna orange"

redi membayar semua aromanis yang dibeli oleh nadya dan berjalan duduk disamping nadya

"lo beli aromanis banyak amat"

"suka suka gue mau beli berapa asalkan lo yang bayar" tawa nadya

"nad masa lo tega sih ngeliatin gue kaya gini, minta satu aja"ucap bagas

tangan nadya menunjuk semua aromanis miliknya "ini, itu sama yang itu milik gue semua"

"nad bagi dikit aja lo pelit amat"

tangan redi menyentuh aromanis milik nadya

dan spontan tangan nadya yang memegang aromanis tersebut menjauhkannya dari jangkauan tangan redi

ketika nadya sedang asik makan ditambah tawaan, nadya tersedak aromanis

"red bantu gue, pukul pundak leher gue"

redi mendekat kearah nadya dan memukul pelan pundak leher nadya

"nad lo gapapa kan? nih lo minum dulu"

nadya minimum air yang diberikan oleh redi

"thanks red"

nadya akhirnya memberikan satu aromanis kepada redi

ketika mereka sedang asik berbincang bincang redi melihat satu pelanggan yang ingin membeli aromanis

redi menunjuk kearah pelanggan"nad lo liatkan disitu ada pelanggan yang mau beli aromanis itu?"

"iya gue liat, terus?"

"gimana kalo kita taruhan"

"maksudnya taruhan gimana?"

"kita nebak berapa banyak aromanis yang dibeli pelanggan itu,kalo tebakkan diantara kita bener lo atau gue boleh nantang apapun"

"sekarang gue tanya ke lo kira kira menurut lo pelanggan itu beli berapa? menurut gue cuman beli dua"

"menurut gue beli tiga" ucap nadya

"kalo tebakkan gue bener gue kasih waktu tiga puluh hari, waktu itu lo pake satu minggu lo harus ajarin gue matematika dan sisa waktunya gue mau bikin lo lupain semua cowo yang pernah nyakitin lo kalo gue masih gak bisa ngebuat lo ngelupain lo dari bagas lo menang dan lo bisa minta apapun dari gue, deal?"

nadya berpikir panjang

terlintas dipikiran nadya tawaran yang ditawarkan cukup menarik

nadya berpikir bahwa dia pasti yang memenangkan taruhan ini

karena menurut nadya dia tidak akan mungkin jatuh cinta kepada redi dalam waktu tiga puluh hari

"deal gue setuju"

"siap siap lo kalah nad"

redi dan nadya terus memerhatikan pelanggan itu

ketika penjual aromanis siap memberikan kepada pelanggan nya

mata nadya dan redi tertuju fokus kearah pembelinya

"ini bu dua aromanisnya,total semuanya tiga puluh ribu"

"ini pa tiga puluh ribu" ucap pembeli lalu pergi meninggalkan tempat itu

nadya hanya bisa memandangi toko itu tampa berkata sedikitpun

"gue menang lo harus tepati janji lo" redi menertawakan nadya karena tebakkan nadya salah

nadya masih saja diam membaku tidak sama sekali merespon ucapan redi

"heh lo bengong mulu" redi mencubit idung nadya

"aww sakit!itu tadi salah ngasih harusnya tiga bukan dua"

"apaan si nad ngaco lo, udah ngaku aja kalo kalah"

"jadi mulai besok tantangan yang gue kasih ke lo berlaku" redi mengulur kan satu tanggannya

tanpa berpikir panjang redi menarik tangan nadya agar berjabat tangan dengannya

"udah nad lo jangan diem mulu cepet pulang dah malem"

                          --------------------

redi melihat keadaan baju nadya berlengan pendek

dia melepaskan jaket dan memakaikannya ke pundak nadya

"nad nih pake jaket gue"

"ga gausah gapapa nanti lo sakit nih pake jaket lo" ucap nadya mengembalikan jaket yang sudah dipakainya

"ga gausah lo aja yang pake entar kalo lo yang sakit ga ada lagi yang nyakitin gue" lagi lagi redi mencubit idungnya nadya dan memakaikan jaket kepadanya

nadya hanya terdiam tanpa mengucapkan sedikit pun dari mulutnya

"naik nad"

nadya menaiki jaky motor redi berwarna merah merah adalah warna favorite redi

motor redi sudah dianggap keluarga ke dua setelah orangtuanya karena motor itu sangat berharga bagi redi

ketika diperjalanan menuju rumah nadya, nadya tertidur di belakang punggung redi

redi melihat spion motor dan melihat nadya  sedang tertidur

ketika nadya hampir terjatuh redi spontan menangkap kedua tangan nadya dan memegangkannya kedalam pelukan pinggang redi

di sepanjang jalan redi terus menatap
nadya lewat spion motor miliknya

muka nadya sangat damai sekali untuk diliat

di situ redi cepat cepat mengalihkan pandangannya ke depan dan fokus terhadap jalan menuju rumah nadya

redi mengusap lembut tangan nadya yang berada dilingkaran pinggang redi" nad bangun udah sampe"

nadya tidak merespon sedikitpun redi tau nadya kecapean

tidak berpikir panjang redi mengangkat badan nadya dengan segera mengetuk pintu rumahnya dan memindahkan nadya ke kamarnya

There's love in our friendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang