Part 24

78 3 1
                                    

Keadaan pun tidak seperti dulu, semua berubah seiring berjalannya waktu.

Teringat kejadian berapa bulan lalu, ketika Steven mengungkapkan perasaanya kepada Tarissha.

Kata kata itu masih terngiang ngiang di ingatan Tarissha.

Apakah ia akan membalas perasaan itu? Atau ia malah mengabaikannya saja?

Tapi ketika seseorang sudah berani mengungkapkan perasaannya itu berarti bahwa ia benar benar serius, mungkin seperti itu.

Karena nengungkapkan perasaan itu bukan lah hal yang mudah, karena perlu tekad yang sangat kuat untuk berani mengungkapkannya.

Tarissha bingung. Bingung apa yang harus ia lakukan sekarang, ia tak ingin kejadian yang sama menimpanya, ia tak ingin sakit akan kembali terjadi dan dengan orang yang berbeda kali ini.

"Arghh" Ucap Tarissha sambil menarik rambutnya frustasi.

Gaby yang melihat itu hanya menoleh dan menggelengkan kepalanya, karena Gaby tak tau hal apa yang menimpa sahabatnya itu, walaupun kejadian itu sudah terpaut cukup lama.

Geram melihat itu, Gabypun akhirnya menanyakan apa yang terjadi pada sahabatnya itu.

"Eh lo tu kenapa sih, daritadi narik narik rambut ga jelas, gila kali lo ya?"

Tarissha pun menoleh ke arah Gaby dan menatap Gaby dengan tampang flatnya.

"Anjirrr itu muka atau apa? serem amat sumpah" tutur Gaby sambil bergidik ngeri yang membuat Tarissha langsung menonyor kepala sahabatnya itu.

"Udah ah gue capek" ucap Tarissha tiba tiba

"Capek ngapain coba lo, daritadi perasaan duduk mulu sambil narik narik rambut, oh iya gue tau lo capek narik narik rambut kan?"

Tarissha menarik nafas panjang berusaha sabar menghadapi sikap sahabatnya itu.

"Tolong ya sekali aja lo jangan buat gue naik darah bisa ga sih?"

Akhirnya Gabypun diam tak berkata lagi.

"Gitu dong dari tadi, kan enak tuh gue liatnya" ucap Tarissha sambil tertawa kecil.

***

Bel istirahat telah berbunyi.

Tarissha dan Gabypun berjalan menuju kantin untuk memberi makan cacing cacing yang berada di perut mereka.

Ketika berada di koridor sekolah, Tarissha tak sengaja bertemu dengan Alex yang membuat Tarissha langsung menundukkan kepalanya enggan melihat wajah Alex.

"Ngapain sih lo nunduk nunduk gitu, lo mau nyari duit yang jatoh? Kalo lo ga bawa duit nih duit gue aja pake" Tanya Gaby yang aneh melihat Tarissha mendadak menundukkan kepalanya.

"Ssttt, bisa diem ga sih lo"

Gaby yang penasaranpun melihat keselilingnya dan yapp, Gabypun melihat sosok Alex yang berjalan berlawanan dengan mereka.

"Eh Tar, lo tau ga si Tar, gue nih ya baca cerita gitu deh semalem, ya gue baca sih ni ya, ada tuh perjuangan seorang cewek yang ga dihargaiin sama si cowok, padahal ya yang cewek sih SAYANG banget tuh sama yang cowok dia tu rela lakuiin apa aja buat yang cowok eh tapi yang cowok ni gue gatau ya ga jelas deh, pokoknya dia mainin perasaan yang cewek gitu, dan akhirnya lo tau ga, masa nih ya yang cowok malah keluar sama cewek lain yang jelas jelas gaada perjuangin dia, terkadang gue ingin tertawa tau ga sih" tutur Gaby tiba tiba dengan suara yang cukup lantang dan tentu itu adalah sindiran halus untuk Alex.

Tarissha langsung mencubit pinggang Gaby karena omongan Gaby yang tak disaring sama sekali.

"Apaan sih lo cubit cubit gue"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

How Can I Say? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang