Waktu terus berjalan semenjak kepergian ibundanya aktivitas pun juga berjalan. Begitu juga pekerjaan ayahnya yang juga harus kembali ke Bandung dan kakak-kakaknya juga harus melanjutkan studinya disana.
" ayah tega meninggalkan Rahma sendiri..." ucap gadis itu ketika baru kumpul-kumpul dengan keluarga terdekat.
Pak Iskandar merasakan tenggorokannya seperti tersekat. Lama ayah tiga anak itu terdiam, ingin berucap seakan kelu untuk mengeluarkannya.
"ayah apa aku pindah kesini saja dengan Dimas...?" ucap Rangga memecah keheningan. Anak itu tahu ayahnya merasa bersalah melihat kondisi anak gadisnya yang sekarang tinggal sendirian tanpa ibu di sampingnya.
"kamu kan tinggal semester akhir apa tidak salah..." ucap Pak Iskandar mengingatkan Rangga.
"Berarti Dimas saja Yah..." ucap lagi Rangga.
"Dimas ini juga masih libur semester, kita fikir sambil jalan gimana baiknya, yang jelas besuk ayah akan usahakan dua hari pulang gantian sama yang lainnya juga. Kalau perlu kamu pindah ke Bandung saja besuk..kita kumpul disana..." ucap Pak Iskandar memberi solusi.
Rahma hanya terdiam, gadis itu tidak menolak atau menyetujuinya, hanya perasaannya saat ini pengen kumpul dulu dengan keluarga tidak tahu besuk-besuknya apa yang harus di jalani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuntunlah Aku Di Jalan-Mu
General FictionRahma, seorang gadis yang didik oleh orang tuanya dengan kemandirian . Dimana ayah dan kedua kakaknya harus jauh di luar kota. Sedang dia hidup dengan ibunya di Yogya. Ujian datang ketika ibunda tercinta meninggal dunia. Ada wasiat dari ibudanya yan...