Hari ini sungguh merupakan hari teraneh dalam sejarah hidupku.
Sebelumnya aku sama sekali tidak pernah merasakan hal ini.
Otakku hari ini bekerja 2x lipat dari biasanya atau lebih dari itu? Ah lupakan!
Yang jelas sekarang yang ada di otakku hanyalah Jungkook, Jungkook dan Jungkook.
Cowok itu aneh sekali.
Menyuruhku meminta kepribadiannya kembali pada awalnya.
Aku tahu kepribadiannya emang berubah tapi.. kenapa harus aku?
Kenapa aku yang harus menjadi pihak tersiksa disini?
Aku mendengus pelan sembari meletakkan kepalaku di atas meja.
Sungguh. Kepalaku pusing.
Sejenak aku memejamkan mataku, sebisa mungkin aku mencoba menghilangkan rasa pusing yang menggila di otak.
Cowok itu bagaikan racun. Yang awalnya memberiku rasa sakit dan perlahan demi perlahan dapat membuatku meninggal.
Kenapa dari semua cowok di dunia ini aku harus berhadapan dengannya?
Berhadapan dengannya sangatlah membuatku gila.
Tidak bisakah aku mengulang kembali waktu? Jika bisa aku akan mengikuti Jimin ke Busan dan bersama dengannya. Untuk selamanya.
Heol, apa aku barusan membandingkan Jimin dengan Jungkook?
Ada apa denganku, oh yatuhan.
Tanganku terangkat memegang pelipis kepala lalu memijatnya bentar.
Aku mengangkat kepalaku, pandangan pertama yang kulihat saat ini adalah Jungkook yang sedang duduk di sofa sana.
Diam-diam aku memerhatikan gerak-gerik cowok itu.
Jika diperhatikan lebih teliti cowok itu sedang duduk terlamun disana, sesekali ia menghela berat.
Seolah ada sesuatu yang salah dengan paru-parunya.
Jungkook mengambil cangkir kopi di depannya dan menyeruput kopi tersebut dalam hitungan 2 detik.
Dapat kutebak kalau Jungkook masihlah Jungkook yang 'patah hati'
Aku masih tidak tahu kejadian yang terjadi dengannya kemarin tapi kata patah hati memanglah sangat pas untuknya.
Hal tersebut terbukti jelas dengan pancaran matanya.
Matanya seperti sedang memancarkan aura kegalauan yang dalam.
Aku baru tahu kalau cowok sempurna sepertinya bisa mengalami patah hati juga.
Kurasa baru kali ini aku merasa ia adalah manusia normal yang sama seperti kita semua.
Selama ini aku selalu menganggapnya bukan manusia.
Melainkan aku menganggapnya adalah seorang dewa sempurna.
Yang sama sekali tidak mempunyai kekurangan dan yang sama sekali tidak pernah merasakan rasa sakit.
Aku menghela kecil.
Ternyata dewa bisa merasakan rasa sakit juga ya.
Jungkook sesekali mengucek matanya, perkiraanku sepertinya ia sudah melakukannya selama 10 kali.
Yah.. kurang lebih seperti itu.
Sesakit itukah hatinya?
Aku mengambil sebotol susu pisang didepanku yang sama sekali belum kuminum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Destiny [PROSES REVISI]
Fanfiction#64 In cerpen. #293 In FF. #82 In jjk. #414 jeonjungkook #770 fiksipenggemar Bermula dari perjodohan bawah umur, sampai tinggal di bawah atap yang sama dengan Jeon membuat Park Hyerin merasa sangat sial. Tidak pernah disangka dalam pikirannya bahwa...