5

1.2K 150 6
                                    

"Ajarkanlah aku untuk memulai semua dari awal, ajari aku untuk tidak menatap mata indah itu lagi, ajarkanlah aku untuk membencinya sekali ini saja"
.
.
.
.
.
.
.

Panas nya tidak segera turun, jennie bingung apa yang harus ia lakukan , sudah sekitar 1 jam hanbin terbaring tak sadarkan diri di kamar tamu milik jennie, semua alat untuk kompres sudah ia persiapkan, selama 1 jam ia terus mengompres agar panasnya segera turun, tapi nyatanya tidak.

   Namun setelah beberapa menit hanbin membuka matanya sedikit, ia melihat seorang wanita tengah menatapnya dengan tatapan khawatir, ingatannya melayang ke masa di mana ia ditinggal kekasih nya ke barcelona,

  Hanbin bangkit dari tidurnya dengan mata yang masih sayu, dan pandangan nya yang masih kabur, tiba tiba merengkuh jennie ke dalam pelukannya, pelukan itu sangat erat sekali sampai sampai membuat jennie susah untuk bernafas, hatinya seakan mencelos begitu saja, perasaannya sungguh berbunga bunga namun masih ada rasa nyeri di dalam sana, apa mungkin hanbin telah mengingatnya?.

"Jenn, jangan tinggalin gue, hidup gue ancur tanpa lo"
Ucap hanbin sembari menenggelamkan kepalanya di bahu jennie, mungkin dia merasa sedikit lebih hangat

"Aku nggak pergi kemana mana"

Ucap jennie membelai pelan rambut hanbin, inilah yang ia impikan sedari dulu bisa memeluk dan membelai rambut hanbin yang halus, air matanya keluar meskipun hanya satu tetes memang benar cinta itu hanya untuk hanbin seorang.

  Ketakutan nya selama ini tidak terjadi, sebelum ke korea ia sangat takut untuk menghadapi hanbin, untuk berbicara dengan hanbin, bahkan untuk sekedar berdiri di hadapannya saja kakinya lunglai, namun benar ekspektasi tidak seperti realita, nyatanya ia kini mampu tersenyum. Jennie melepas kan pelukan erat hanbin terlihat ia tengah terlelap dengan wajah tampan nya , jennie menarik pelan hidung mancung hanbin.

"Bobok yang nyenyak ya"
Jennie tersenyum kemudian membaringkan tubuh hanbin di kamar khusus untuk tamu, karena apartemen nya cukup luas, disana terdapat 2 kamar, 1 kamar utama, dan 1 lagi kamar tamu, ia merapikam bantal dan menatik selimut untuk sedikit menghangatkan tubuh hanbin.

****
"Gue pulang, badan gue panas nying!!!"
Ucap hanbin sembari mengusap usap wajahnya kasar.

"Ellah si onta arab bisa sakit juga yak?" Ucap bobby yang malam itu di studio bersama hanbin, sedangkan yang lain udah pulang sekitar jam 6 sore tadi, dan jinhwan belum kembali ke studio dari siang.

"Mabok yuk bobb, gue frustasi nih, kagak enak badan"

"Ogah gue, insaf bin insaf ancur tar idup gue"

"Ya udah, kalo gitu gue pulang"

Hanbin menjabat tangan bobby. Namun bobby merasa ada yang aneh dengan kondisi tubuh hanbin

"Nyet, kok panas sih tangan lo?"

"Gue kan udah bilang, gue kagak enak badan, ahhh tolil lu, makanya jangan kebanyakan makan micin"

"Butuh di anter gak?"

"Gak usah , tangan kaki gua masih lengkap"
Hanbin meraih kunci mobil nya di atas meja lalu meninggalkan bobby yang masih cengo menatap kepergian hanbin.

UNTITLED |2018| KHB.JNK [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang