Mimpi

159 6 0
                                    

Semalam aku melihat diriku sendiri, ia begitu gelisah, entah karena telah lama menanti atau lelah berdiri. Entah siapa atau apa yang sedang ia nantikan, aku tak tahu. Tetapi aku bisa merasakan betapa gelisahnya ia. Aku merasakan khawatirnya karena yang dinantinya belum tiba. Semakin gelisah ia, semakin bertanya-tanya aku siapa atau apa yang dinantinya.

Aneh. Tepat ketika ia berada di puncak kegelisahan dan di waktu itu juga aku merasakan kelegaan yang luar biasa ketika melihat yang dinantinya telah berada di sampingnya. Diriku yang lain itu tersenyum. Bahagia. Lega. Terasa jelas aku dapat merasakan apa yang ia rasakan. seperti ia telah lama sekali menantinya.

Aku terbangun dengan sisa-sisa perasaan bahagia diriku yang lain dalam mimpi. Aku tak tahu siapa pria itu. Yang aku ingat ia memiliki tubuh tinggi dan senyum yang tak bisa dilupakan, meski aku hanya samar-samar mengingat wajahnya.

Di hari-hari berikutnya aku memimpikan hal yang sama. Adegan yang sama meski tempat yang berbeda. Entah sudah berapa kali. Aku bukan orang yang percaya dengan segala bentuk tabir atau makna mimpi. Tapi mimpi ini membuat aku bertanya-tanya.

Dan kali ini aku dapat mengingat wajahnya.

Setiap kali mimpi itu datang aku berusaha mengacuhkannya. Aku selalu bilang, itu hanya bunga tidur sama seperti mimpi yang lain. Akan terlupakan.

Namun nyatanya tidak. Terlebih ketika....

Mungkinkah kita memimpikan seseorang yang belum pernah kita lihat atau kita temui sebelumnya? Lalu bagaimana jika orang yang kita mimpikan tanpa pernah melihat atau bertemu sebelumnya itu sungguh ada di dunia nyata?

Apa itu kebetulan atau satu pertanda Tuhan?

Konoha, yang aku ingat sekarang tahun 2011









Diary HinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang