Part 3

19 1 0
                                    

Malam itu udara berhembus dengan kencang. Langit pun menaburkan bintangnya yang bersinar seakan mereka tersenyum senang dan menertawakan kita dibawahnya. Kita hanya bagian kecil dari mereka,jadi simpan sombongmu baik baik.

Mereka berdua sedang bermain di rooftop milik Sherin. Disana hanya terdapat sebuah sofa dan satu ayunan kesayangan miliknya. Sherin duduk di ayunan berwarna putih dan biru itu,tangan dia memeluk badan nya sendiri,mungkin dia merasa tidak nyaman dengan udara yang cukup dingin ini.

Tiba-tiba Vidi memberikan jaket berwarna hitam kepada Sherin tanpa basa basi. "Nih pake!"ucapnya singkat.
"Gak usah pake aja sama lo,pasti dingin deh,gue tau lo kan-"
Ucapan Sherin tiba-tiba terhenti karena Vidi menutup mulut Sherin dengan tangan nya sendiri.
Setelah Sherin berhenti nyerocos,dia melepaskan tangan nya dari mulut Sherin.

"Lo tuh kebiasaan banget ya Sher,udah pake aja,gue gak kedinginan kayak lo kok!"Vidi menjawab dengan sedikit tertawa. Vidi tahu,daritadi Sherin memang terlihat kedinginan,dia pun berniat memberikan jaket itu kepada Sherin

"Thank's."jawabnya singkat. Semburat merah yang menghiasi wajah Sherin membuatnya semakin seperti kepiting rebus. Sherin tahu Vidi itu lelaki yang keras dan dingin jika terlihat dari luar,tetapi dibalik semua itu Vidi adalah seseorang yang hangat.

Dia selalu bersikap dingin pada orang yang belum dia kenal. Orang orang memanggilnya "arrogant boy". Dia memang tidak pernah tersenyum sama sekali,kecuali sama orang orang yang dia kenal saja.

Berbeda dengan Sherin,dia adalah perempuan supel yang gampang berbaur dengan siapa pun.

Dia mengambil sebuah lilin dan menyalakan dengan penuh semangat. "Ngapain Vid?"tanya Sherin.
"Coba deh lingkarin telapak tangan lo ke lilin ini."Vidi mendekatkan lilin itu pada Sherin.

Sherin melingkarkan telapak tangannya pada lilin. Setelah itu Sherin menempelkan tangan yang hangat itu pada pipinya.
"Anget ya."komentar Vidi.
Sherin mengangguk senang.
Perlakuan lo itu kadang buat gue seneng dan hangat. Tapi kadang lo juga dingin dan cuek tanpa alesan,i'm so confused."ucap Sherin dalam hatinya.

"Eh by the way udah malem nih,tadi mamah nyuruh gue pulang."Vidi berdiri dan siap untuk pulang.
"Oh oke,yaudah gue anter ke bawah.
Akhirnya mereka berjalan bersama untuk kembali ke bawah. Mereka melihat Kak Fero di ruang keluarga,dia sedang berkutat dengan laptopnya.

Tiba-tiba Fero melemparkan sebuah kacang pada Sherin,adiknya. Sangat pas,kacang itu mengenai kepala Sherin,alhasil wajah Sherin memerah dan dia pun memarahi kakaknya yang super jahil itu.

"Ngapain sih kak?kakak tuh yaaa.."belum sempat dia berbicara,Kak Fero melemparkan lagi kacang yang sedang dimakan nya itu. Dengan muka polosnya dia tidak sama sekali memandang Sherin dan dia pun merasa tidak bersalah.

Sherin merasa sangat kesal pada Kakaknya,dengan sangat berani dia menjambak rambut kakaknya itu.

"Eh eh saaakit dek aduuh,lepasin dong!"suara Kak Feron sedikit memelas kepada adiknya itu.

"Abisnya lo tuh rese banget".Dia menjawab dengan muka yang ditekuk.

"Kalian kayak sibling goals deh."Komentar Vidi sembari tertawa pada keduanya yang sedang bertengkar itu.

"Goals dari mana nya coba!". Ucap Sherin dengan nada kesal.

"Kak Fero,Vidi mau pulang dulu ya."pamitnya kepada Fero.

"Iyaa vid,hati hati!".Jawab Kak Fero

Sherin pun mendengus kesal sembari mengucapkan sumpah serapahnya. Di luar rumah,Vidi memperhatikan wajah Sherin yang masih tampak kesal itu.

"Udah dong,lo jelek tau kalo kayak gitu,gue pulang ya!"Vidi mengacak ngacak rambut Sherin. Itu hal yang sering dilakukan Vidi saat Sherin sedang unmood.
Sherin membalasnya dengan sedikit senyuman kepada Vidi.

Vidi pun segera mengeluarkan mobilnya dari halaman rumah Sherin. Tiba-tiba Sherin berteriak "Makasih buat hari ini!!".
Mendengar itu Vidi pun tersenyum dan mengacungkan jempolnya.

Mobilnya menghilang dengan sekejap.
Saat di dalam rumah Sherin tidak banyak bicara,dia melihat kakaknya tajam,Fero hanya tertawa melihat tingkah adiknya itu.
Fero berhasil membuat adiknya itu kesal,memang pasangan adik kakak yang aneh.

Di dalam kamar,dia langsung merebahkan badannya. Sherin baru menyadari ternyata jaket Vidi masih dia pakai,ia ingin menghubungi Vidi,tetapi takut jika dia sedang sibuk. Akhirnya Sherin menyimpannya dengan rapi di lemari. Hatinya terasa hangat,jiwa nya bagai dipenuhi oleh ratusan bunga yang berhamburan. Dia tersenyum.

Dia bahagia,sangat bahagia tetapi di sisi lain dia pun merasakan ketidakpastian yang tak berujung. Vidi menyukai Sherin begitupun Vidi.
Tetapi tidak ada di antara mereka yang mengungkapkan perasaan yang sebenarnya mereka rasakan. Hatinya bimbang,pikirannya menjadi kalut saat mengingat Vidi. Malam itu Sherin tidak bisa memejamkan mata nya.
Ia mengambil sebuah novel lalu membacanya,dan menutupnya kembali. Seperti itu berulang-ulang. Tetapi akhirnya dia memejakan matanya dan tertidur pulas.
Malam itu tidak seperti malam malam sebelumnya,terasa berbeda memang jika kita melewati nya bersama seseorang yang sangat berarti bagi kita.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FORGET & REMEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang