27 Takut Kehilangan

5K 416 20
                                    

Kadang sulit untuk tidak menyerah pada perasaan takut
Yang lebih sederhana adalah
takut kehilangan hak untuk melihat senyum mu
Tapi bukan itu masalah nya
Kadang Tuhan bernegosiasi dengan cara yang sangat halus
Seperti menciptakan cinta dan rasa takut kehilangan hanya untuk membuat kita mengerti..


Bintang sudah terlelap,  apa yang telah di lalui nya hari ini adalah mengantar tidur yang paling melegakan bagi nya. Terasa ringan,  sejenak dia lupa akan masalah yang bersarang di benak nya.

Tentang kemarahan Rena yang selalu berhubungan dengan Fika,  tentang penyakit Rena yang dia rahasiakan. Tentang perasaan sedih atau pun senang Rena yabg menjadi tanggung jawab nya. Sejenak dilebur Bintang dalam tidur nya dengan perasaan lega,  dan ya tawa Rena hari ino adalah penawar terbaik nya.

Beda hal nya dengan Rena,  dia tidak dapat bersantai dengan perasaan bodoh yang menghantui nya. Perasaan yang seolah ingin selalu menganggu Bintang. Berulang kali Rena mondar mandir di depan pintu kamar Bintang hanya untuk mencari alasan agar bisa melewati batas pintu itu tanpa membuat Bintang curiga atau geer.

Diam-diam Rena berdoa semoga malam ini hujan. Itu akan menjadi alasan terbaik menganggu Bintang.

Rena tidak akan mau menjelaskan alasan kenapa dia sangat ingin menganggu Bintang. Tapi rasa gelisah itu menghantui nya kalau dia tidak melakukan itu. Sebut saja rindu, mungkin itu lah yang di rasakan Rena saat tidak bisa menikmati tatapan bola mata indah yang sekedar melotot atau pun menatap lembut pada nya

"oke cukup" Rena menarik nafas panjang dan memutar daun pintu kamar Bintang. Dia sudah cukup merasa sangat bodoh sedari tadi

Rena menyalakan senter dari hp nya untuk penerangan secukup nya, orang yang sedari tadi membuat nya gelisah memang sudah benar-benar terlelap. Sekarang apa lagi, Rena harus punya alasan membangunkan Bintang.

"Apa ya?" Rena benar-benar memikirkan sebuah alasan sambil memutar padangan di sekeliling kamar Bintang.

Sebuah tangan tiba-tiba menarik nya jatuh tepat di samping Bintang,  dan tangan yang sama merangkul nya erat hingga Rena sulit bergerak.

"Tidur lah,  dan biarkan tetap seperti ini" Ucap Bintang lirih.

Bintang merasakan kehadiran Rena sejak sosok tubuh kurus itu membuka pintu kamar, dan Bintang tidak bisa menahan diri untuk tidak memeluk sosok itu.

Rena mendelik, dia benar-tidak tidak punya persiapan alasan kenapa harus ke kemar Bintang dan sekarang berada dalam pelukan Bintang dengan nyaman.

Sekali lagi,  pelukan itu terasa begitu nyaman. Namun bukan itu. Pelukan Bintang di atas tempat tidur cukup memancing pikiran liar Rena. Wajah nya memerah seketika, untung saja ini gelap. Rena menepuk pipinya untuk menyadarkan diri nya.

"Jangan berfikiran aneh-aneh, aku tidak akan melakukan nya" Bintang bisa merasakan ekspresi nakal itu dari dengusan halus Rena.

Sontak Rena mencubit lengan Bintang, itu membuat nya semakin malu.

Bintang terkekeh menerima cubitan itu,  dan semakin mempererat pelukan nya.

"Gue gak bisa tidur" Rena mulai punya alasan

"Lakukan apapun yang kamu mau" Bintang menawarkan solusi ambigu

Rena meraih hp Bintang yang ada di bedside table untuk pengalihan perhatian. Karena hp nya pun entah mendarat di mana saat Bintang menarik nya.

Walpaper hp Bintang membuat Rena senyum-senyum, itu adalah fotonya. Terlebih hp itu tidak di kunci membuat Rena semakin leluasa mencari tahu kehidupan apa yang di simpan Bintang dalam benda kecil yang pintar itu.

Instagram. Itulah yang paling menarik perhatian Rena. Bintang punya instagram dan mereka bahkan tidak saling mengfollow. Yang benar saja,  emang selama ini Rena peduli.

Rena membuka instagram Bintang dan langsung mencari tahu apa saja yang di posting Bintang selama ini.

Harusnya Rena tidak melihat itu karena semakin menekan syaraf sadarnya untuk tetap terjaga.

Apa yang di katakan Bintang memang benar, "kamu mungkin tidak tau tentang aku, tapi aku tumbuh bersama dengan cerita tentang mu".

Tepat sekali hampir semua postingan Bintang itu adalah tentang Rena. Bahkan semua foto yang di posting Bintang itu adalah foto Rena yang Rena pun tak tau klalau foto itu ada. Beberapa foto di beri caption "my lost angel".

"Kapan Bintang mengabil foto-foto itu? apa dia selama ini mengawasi gue dengan diam-diam?" Rena bertanya-tanya.

Rena tampak seperti seorang model utama dalam foto-foto tersebut, mulai dari foto dia berjalan, makan, main basket, duduk termenung sendirian, menangis, tidur, mabuk dan masih banyak lagi moment yang Rena pun tidak ingat kapan itu terjadi.

Setiap foto itu menggali lebih dalam rasa penasaran Rena. Bagaimana mungkin dia tidak tau ada seseorang yang selama ini mengawasinya, bagaimana mungkin dia tidak pernah merasakan kehadiran Bintang di sekitarnya.

Bahkan saat Bintang berada di luar negeri untuk kuliah dia masih memiliki foto-foto Rena, siapa yang mengirimkan foto itu Rena tidak tau yang pasti Rena sangat tersentuh dengan semua itu apa lagi dia merasa sendirian selama ini.

"Ren" Suara lembut itu memanggilnya membuat Rena menelan ludah.

"Apa dia tidak tidur?" gerutu Rena

"Hidup lah bersama ku dalam jangka waktu yang lama,  bertahan lah selama mungkin yang kamu bisa" Bintang kembali terfikir akan Rena yang sedang menyembunyikan penyakit,  kali ini dia sangat ingin memohon itu.

Rena terdiam, entah menunggu kalimat selanjut nya atau  kaget dengan permintaan Bintang yang tiba-tiba seperti itu

"Malam itu saat aku melihat mu menenggelamkan diri di dalam bathtube dan tidak bergerak, aku merasa jantung ku melompat keluar. Aku pikir aku akan kehilangan mu" Bintang melanjutkan kalimat nya dengan suara lirih namun di dengar jelas oleh Rena.

"Kamu memang benar aku mungkin tidak tau bagaimana rasanya kehilangan karena aku belum pernah merasakan kehilangan. Karena aku tidak pernah memiliki seseorang bahkan aku tidak pernah melihat orang tua ku. Tapi saat oma mengatakan bahwa suatu saat dia akan menjodohkan aku dengan mu itu adalah pertama kalinya aku merasa memiliki seseorang, dan aku sangat bahagia akhirnya aku memiliki seseorang yang berharga di hidupku"

"Dan saat itu adalah pertama kali aku merasakan takut akan kehilangan seseorang. Melihatmu yang tidak mampu menemukan kembali hidupmu setelah kehilangan membuatku semakin merasa takut. Aku takut tidak akan bisa bangkit bahkan tidak akan bisa melanjutkan hidup seperti yang kamu rasakan, maka dari itu aku berjanji pada diriku sendiri akan menjaga mu, menjaga milikku agar aku tidak akan pernah merasakan kehilangan" Bintang semakin memperat pelukan nya bahkan mendekatkan wajahnya di wajah Rena.

Rena terenyuh mendengarkan perkataan Bintang, matanya mulai berkaca-kaca. Dia yang selama ini tidak peduli akan kehidupannya sendiri ternyata memiliki arti yang begitu benar di mata seseorang. Rena kehilangan kemampuan untuk bicara saat ini.

"Karena itu aku tidak akan meminta yang lebih dari ini, kamu tidak perlu berpikir, tidak perlu mengerti atau memahami tentang aku, tidak perlu belajar menyesuaikan. kamu hanya perlu bertahan, bertahan lah untuk tetap menjadi milikku dan biarkan aku melakukan tugasku untuk menjaga mu, mengerti mu dan menyesuaikan semua tentang mu" Bintang mengakhiri kalimat permintaan nya dengan mengecup kening Rena.

Rena membalas pelukan Bintang sama erat nya, menyembunyikan wajah malu nya di dada Bintang.

Perasaan apa ini,  dia merasa seperti baru saja di tarik dari dalam sumur yang gelap dan keluar melihat cahaya. Untuk yang pertama kalinya setelah 5 tahun Rena merasa tidak sendiri lagi, untuk yang pertama kalinya setelah 5 tahun Rena kembali merasakan kehangatan kasih sayang yang tulus.

Dan untuk yang pertama kalinya Rena memiliki keinginan untuk hidup lebih lama dan merasakan lagi kasih sayang itu.

Mungkin tidak ada kata terlambat,  katakan itu Ren...

"Bintang, bagaimana kalau umur ku tidak lama lagi? "

***

JELAGA HATI (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang