part 21

1.9K 70 0
                                    

~kamu yang jauh disana, yang bahkan jauh dari Indonesia,

    Dan dia yang sudah tertulis di lauh                              mahfudzku

          Semoga kamu dan dia adalah orang yang sama~ Amelia Putri

~semangat belajar amel ~

~hati-hati di jalan amel~

~semangat belajarnya amel~

~jangan jutek ya~

~ini tissue buat kamu pake pas kamu nangis karena kangen aku~

Tulisan-tulisan itu sudah kubaca ratusan kali. Dan sekarang aku membacanya lagi.

Terngiang lagi kejadian tadi. Kulihat sosok Yoga tadi mengobrol bersama ustadz Handy Bonny. Apa dia pulang? Apa dia sedang liburan? Atau aku yang salah?

Kudengar dari ustadz Zaki, yoga akan menempuh S1 di madinah. Itu artinya dia akan berada di sana selama 4 tahun.

Dan jika sudah lulus dari Madinah, akan kemana perginya Yoga? Bukan tak mau bagiku untuk mengirim surat padanya karena aku tau nama universitasnya, jadi aku bisa mencari alamatnya dari google, bahkan aku bisa saja nekad meminta nomor Yoga yang baru pada ustadz Zaki. Tapi, bukankah mencintai dalam do'a akan lebih indah? Biarlah Alloh yang menentukan skenario hidup kami. Jika memang kami sudah ditakdirkan bersama, maka sehebat apapun rintangan akan terlewati juga.

Aku kuliah di kota dimana aku sekolah dari TK sampai SMA. Yaps, aku tidak pergi kuliah ke luar kota. Orangtuaku tidak mau jauh dariku. Wajar saja, aku anak satu-satunya. Bunda ingin aku menjadi guru SD, aku mengikuti keinginan bunda.

Dinda, sahabat terbaikku, sekarang kuliah di Jakarta jurusan arsitek namun tak mau aku sebutkan universitasnya. Itu memang sesuai dengan keingininannya.

Romi, aku dengar dia kuliah di Yogyakarta entah jurusan apa yang jelas aku belum pernah bertemu dengannya lagi setelah dia meminta maaf atas kebohongannya.

Sedangkan mengenai teman-temanku yang lain, aku tidak tau secara detailnya.

Sekarang, aku sedang mendengarkan murottal dari HP ku sambil merasakan sejuknya angin malam melalui jendela kamarku.

Drrrrt

Hpku bergetar

Tanda satu pesan masuk

Kulihat ternyata kak Latif

Kak Latif adalah ketua umum ukm yang aku ikuti. Tentu saja aku mengikuti ukm keagamaan di kampus. Dan aku menjadi bendahara ukm tersebut.

"Assalamu'alaikum Mel, saya mau lihat rincian pengeluaran dan pemasukan bulan ini. Besok kamu bawa ya catatannya"

"Wa'alaikumsalam Baik kak"

"Oh ternyata kamu belum tidur"

Haaah? Kenapa dia bertanya seperti itu?

"Belum kak"
Akhirnya kujawab

Pernah ada gosip yang sampai padaku, katanya kak Latif menyukaiku dan pernah ada yang memergokinya sedang memperhatikanku. Namun aku tak mempedulikan gosip tersebut. Mana mungkin kak Latif menyukaiku. Lagian aku juga jika ditanya jawabanku selalu singkat-singkat, tidak seperti yang lain.

Kak Latif tampan, baik, pandai mengaji, makanya banyak yang suka padanya. Jadi mana mungkin kak Latif menyukaiku.

Drrt

Sebuah pesan masuk (lagi)

"Oh pantas saja langsung membalas"

Harus kubalas apa?

KaKaDeDe (Kutikung Kau Dengan Do'a) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang