Aku menyeimbangkan keranjang cucianku pada pinggulku dan mengunci pintu apartemenku. Aku hanya pergi beberapa menit, tapi lebih baik berjaga-jaga. Aku jarang bersosialisasi dengan tetangga-tetanggaku. Maksudku, disana ada seorang janda tua yang suka memasak dokkbokki untuk semuanya, dan sepasang suami istri di ujung lorong yang bayinya selalu menangis. Tapi aku tidak tahu nama mereka.
Aku menekan tombol lift dan menunggu, sementara nomor lift perlahan menghitung sampai lantai tujuh belas, lalu pintu lift pun terbuka. Untungnya, tidak ada orang lain di dalam lift. Aku menekan tombol basement. Aku pindah kesini karena ada ruang untuk mencuci.
Sudah beberapa hari liftnya berjalan lambat sekali..
Aku membenarkan keranjang cucianku di pinggulku ketika pintu lift terbuka. Satu-satunya hal yang membuat aku benci di ruang cuci adalah vending machine. Kenapa ? Karena vending machine disini full of chocolate dan keripik kentang, benar-benar tidak sesuai dengan menu dietku.
Mataku menatap permen coklat M&M yang dijual di salah satu vending machine itu, aku memilih mengabaikannya dan tetap berjalan lurus menuju mesin cuci. Tapi sial, aku kurang berhati-hati. Aku terpeleset dan menjatuhkan keranjang cucianku. Aku menggumam kata-kata makian.
"Apakah kau baik-baik saja ? Sini, biarkan aku membantumu."
Aku mengangkat kepalaku untuk memberitahu laki-laki itu kalau aku baik-baik saja, tapi kata-kata itu tercekat di tenggorokanku. Aku mungkin saja merintih. Oh astaga, dia benar-benar tampan, kulit kecoklatan, wajah kecil yang sempurna dengan mata musang yang berkilau, rambut brunette, dan astaga bahu berotot ! Oh yeah, aku merintih.
Dia mengerenyit. "Apakah kakimu baik-baik saja ?" Dia bertanya lalu mencoba meraih pinggulku. Aku menjauh, karena jika ia menyentuhku, aku akan ereksi !
"Tidak, hanya... ceroboh. Aku baik-baik saja." Ucapku malu, tanpa sadar pipiku memerah. Dengan terburu-buru aku mengumpulkan pakaianku yang tercecer. Oh astaga, pakaian dalamku tercecer juga ! Jangan menyentuh pakaian dalamku, tolong jangan ! Pria itu berdiri lalu mendudukkan dirinya di salah satu kursi, meninggalkanku. Aku mengerutkan keningku, dan menyadari bahwa ya, aku telah kasar (tidak sopan).
Aku mengambil keranjang cucianku dan beralih ke mesin cuci. Hanya ada satu mesin cuci yang terbuka dan lagi-lagi kata makian keluar dari mulutku. Aku marah dengan pria itu karena ia begitu tampan dan mencuri semua mesin cuci. Maksudku, serius, hanya ada delapan mesin cuci dan banyak penyewa. Dia bukan satu-satunya orang yang tinggal disini. Aku gusar, jengkel, lalu pindah ke mesin cuci kosong. Aku memisahkan pakaian-pakaianku, pertama memisahkan pakaian berwarna gelap, jeans, t-shirt, boxer. Aku memiliki dua beban, mungkin tiga.
Aku senang karena aku mengunci pintu apartemenku, karena aku tidak mau meninggalkan cucianku disini tanpa pengawasan. Pakaianku, kesayanganku.
Aku memasukkan koin, lalu menambah sabun dan menekan tombol start.
Pria tampan itu masih duduk di kursi itu. Aku menghela nafas lalu berjalan kearah counter kemudian bersandar pada tanda yang bertuliskan "Tolong jangan duduk di counter."
Mesin cuci disebelahku berbunyi bip, lalu pria tampan itu berdiri. Dia mengambil keranjang disebelahnya dan aku melihatnya saat dia menurunkan beberapa pasang kaus kaki putih, tank top, dan t-shirt dari mesin cuci. Dia memasukkanya ke dalam pengering dan menekan tombol start, lalu kembali ke mesin cuci.
Ada sekeranjang pakaian diatas mesin cuci, dan dia melempar pakaian gelap ke dalamnya.
Tapi... berapa banyak pakaian yang dimiliki pria tampan ini ?
Dia pasti merasakan aku yang terus menatapnya, karena dia melihatku dan tersenyum. "Apa ?"
Aku mengangkat bahu, karena ... "Setidaknya kau membiarkan satu pengering kosong." Ucapku blak-blakan. Astaga, aku benar-benar idiot.
YOU ARE READING
Laundry Day ; YunJae (NC-17) //ONESHOOT
Fanfictionini adalah fanfic terjemahan dari author : be_ddelusionall (salah satu author favorit saya) | Summary : It's laundry day, and more than just the industrial sized dryers are making things hot. (saya bingung nerjemahin summary-nya) XD