Chapter 4

5K 329 11
                                    

        Outside Minscape Naruko

Naruko mulai terbangun dari tidurnya. Badannya terasa seperti baru ditimpa beban seberat 1 ton. Ia masih merasa sakit dibeberapa bagian. Disamping kasurnya, dapat ia lihat kakaknya tengah tertidur sambil menggenggam tangan Naruko seperti tidak ingin Naruko pergi. Sekali lagi Naruko melihat sisi lembut sang kakak kepada dirinya. Inilah kenapa ia begitu mencintai dan menyayangi sang kakak. Terlihat secuil liquid bening mulai keluar dari matanya.

"Arigatou Onii-chan..." gumam Naruko berlinang air mata.

                 **Scene Break**

Hiruzen terdiam, dirinya tidak bergerak tanpa suara sedikitpun. Dimejanya tergeletak sebuah pedang jenis Long Sword yang ditemukan ditempat Naruko dikeroyok dan juga pedang ini sangat langka di Elemental National. Namun bukan hal tersebut yang membuatnya tidak bisa berkata-kata, tapi siapa yang memilikinya? Digagang tersebut terdapat sidik jari sipemilik, dan yang ditemukan divisi penilitian Konoha adalah sidik jari dari seorang Uzumaki Naruto. Ia benar-benar tidak bisa berpikir lagi. Bagaimana mungkin anak 8 tahun dapat membunuh atau lebuh tepatnya membantai kerumunan warga yang mengkeroyok Naruko.

'Apa yang sebenarnya terjadi?' pikir Hiruzen heran.

"Selanjutnya apa yang harus saya lakukan Hokage-sama?" tanya seorang Anbu bertopeng Inu yang sedari tadi berdiri dihadapan sang Sandaime.

"Besok kau bawa Naruto kemari, aku ingin bicara dengannya. Dan tolong setelah kau memanggil Naruto kesini, tolong kau jaga Naruko untukku Inu. Kau boleh pergi." perintah Sandaime.

"Ha'i Hokage-sama." balas Inu.

Setelah itu Inu pergi dengan Shunshin api, meninggalkan Hiruzen sendirian diruangannya. Hiruzen cuma mengelus jenggutnya, besok akan menjadi waktu yang sangat panjang untuk seorang Sarutobi Hiruzen. 'Aku terlalu tua untuk ini, shit.' pikir Hiruzen mengutuk nasib masa tuanya.

                        Next Day

Hari berikutnya Naruto bangun dari tidurnya dengan badan yang sedikit pegal, mungkin karena dirinya tidur dengan posisi duduk. Melihat kearah samping, ia melihat Naruko masih tertidur pulas. Melihat wajah damai sang adik, Naruto tidak kuasa mengembangkan senyum tampannya. Hatinya damai melihat sang adik yang sepertinya begitu menikmati tidurnya. Namun munculnya ketukan pintu, membuat Naruto harus menghentikan aktivitasnya tersebut. Melangkahkan kaki ke pintu, secara perlahan dirinya membuka pintu tersebut.

Sekarang didepannya berdiri 2 orang bertopeng Inu dan Tora. Pertama orang bertopeng Inu, ia seorang pria bersurai perak dengan model seperti melawan gravitasi. Lalu pria bertopeng Tori, ia seorang pria bersurai raven hitam. Alis Naruto terangkat melihat kedatangan dua anggota ANBU mendatanginya pagi-pagi. 'Kenapa pagi-pagi begini ada ANBU datang kesini?' pikir Naruto.

"Naruto-san anda dipanggil Sandaime-sama dikantornya." ucap ANBU Tori.

"memang apa yang ingin di bicarakan Ji-san?" tanya Naruto.

"Kami tidak tau, tapi anda diperintahkan untuk datang keruangannya secepatnya." kali ini bukan ANBU Tori yang bersuara melainkan ANBU Inu.

"Hah... Baiklah, tapi tolong jangan melakukan hal bodoh seperti melukai adikku bila tidak ingin cepat mati." ucap Naruto dengan nada berbahaya.

Aura dingin kembali muncul dari tubuh Naruto. Auranya begitu pekat, membuat kedua ANBU itu sedikit berkeringat dingin. Mereka tidak bisa membayangkan bagaimana bisa anak berumur 8 tahun bisa mengeluarkan aura membunuh seperti ini 'Apa yang terjadi padamu Naruto?' pikir kedua ANBU tersebut.

"Maa... Maa tenang saja Naruto-kun, kami memang diperintahkan Sandaime-sama untuk menjaga Naruko-chan selama kau menemui beliau." ujar ANBU Inu memcoba menetralkan suasana.

"Baiklah kalau begitu, tapi mataku mengawasi kalian." balas Naruto.

Setelah itu Naruto berjalan keluar rumah sakit, meninggalkan kedua ANBU didepan pintu kamar Naruko.

                **Scene Break**

                  Hokage Office

Naruto melangkahkan kaki masuk keruang Hokage. Saat pertama masuk, yang pertama ia lihat adalah wahah serius sang Sandaime. Naruto sedikit gugup melihat raut serius yang jarang Ji-sannya ini perlihatkan di hadapannya. Sandaime sendiri melihat datangnya Naruto langsung menyambut kedatangannya "Ohayou Naruto-kun, apa kau sudah mendapat pesanku?"

Naruto hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Ji-sannya.

"Baiklah... Kita langsung to the point saja. Kemarin ketika para ANBU datang ditempat emm... pengeroyokan Naruko-chan mereka menemukan sebilah pedang, pada pedang tersebut terdapat sidik jarimu. Yang ingin kutanyakan adalah, apa kau pemilik pedang tersebut Naruto?" tanya Hiruzen menyelidiki.

Naruto hanya berkeringat dingin mendengar pertanyaan pria lanjut usia didepannya. Ia mengutuk dirinya karena lupa melenyapkan barang bukti yang mengarah pada dirinya.

'Hyorinmaru bagaimana ini?' tanya Naruto pada Hyorinmaru yang ada dalam tubuhnya.

"[ Jawab saja, toh sudah ketahuan juga. Tapi suruh 7 orang lain di ruangan ini untuk keluar ruangan, dan suruh Ji-sanmu itu membuat kekkai kedap suara.]" balas Hyorinmaru apa adanya.

Naruto hanya mengangguk paham, mukanya tiba-tiba berubah serius, membuat Hiruzen menautkan alisnya.

"Baiklah Ji-san... Aku akan bilang apa yang sebenarnya terjadi. Tapi aku ingin 7 orang yang bersembunyi keluar ruangan ini. Juga pasanglah Kekkai kedap suara diruangan ini." ujar Naruto.

Alis Hiruzen kembali terangkat mendengar penuturan Naruto. 7 orang? Seingat dirinya ia hanya memasang 6 ANBU untuk mengawalnya. Hiruzen langsung mengambil kesimpulan pasti setelah mengkaji apa yang sebenarnya terjadi 'Sialah kau dan ROOTmu, Danzo.' pikir Hiruzen.

Setelah merasa semua orang yang bersembunyi telah keluar. Naruto langsung memandang sang Sandaime dan memulai mengemukakan apa yang ia ingin diketahui Hiruzen.

"Baiklah ini dimulai saat aku berusia 6 tahun dan Naruko berumur 5 tahun..." ujar Naruto memulai ceritanya.

To Be Continued

Author jadi gemas sendiri, saat mengetik, Naruto yang begitu bodoh hingga meninggalkan barang bukti...

Tapi ya begitulah karena terlalu khawatir pada keadaan adiknya...

Seseorang yang melihat orang tersayang dalam keadaan terluka yang dipikirannya hanyalah kesembuhan orang tersebut...

Bukankah begitu minna...

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK...

Sampai bertemu diChapter selanjutnya...!!!!

by : Namikaze007



ICE Dragon from KonohaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang