Chapter 25 part 2

39 11 1
                                    

Setelah lamanya berbincang aku melihat arloji
" Sepertinya aku harus kembali bekerja" ungkapku
" Baiklah  , sekarang kau sibuk Dr Aulya " balas Albar
" he'eh "
" Pergilah " ucap Azizah
" kalau begitu sampa berjumpa kembali " balasku segera bangkit dari tempat duduk ,tiba tiba Azizah memberikan nomor telepon
" ini " ucapnya
" Teleponlah jika kau ingin bertemu dengannya " lanjut Azizah
tertera nama Reihan di kertas tersebut
" Terima kasih " aku menyimpan nomor itu didalam kantong jas.

Aku segera meninggalkan mereka berdua.

*****

Aku membereskan semua Arsip arsip yang ada di meja , mengambil tas kemudian pergi dari ruang kerjaku .
Tak lama aku mendengar suara penjual koran yang sedang bersunda gurau.Aku mencoba melirik ke arah mereka sambil tersenyum ramah, mereka membalasnya dengan senyuman juga .
" Sudah mau pulang dok ?" tanya seorang penjual koran
" iya " aku mengangguk
" mau beli koran dok " tawar penjual tersebut
Mataku masih mencari cari , kemudian aku melihat sebuah majalah yang menurutku menarik , Aku pun mengambil majalah tersebut
" Itu harganya 3.000 , Dok " ucap penjual .
Aku segera mengambil dompet dari dalam tasku dan memberikannya kepada penjual koran. Aku meninggalkan tempat tadi dan berjalan menuju parkiran mobil .

Sesampainya dirumah
" Sudah pulang , nak " tanya Tante nita
" sudah tante " balasku membuka sepatu dan menaruhnya di rak
" Ganti baju dulu abis itu turun kebawah untuk makan " perintahnya
" baik tante "
Aku Menuju ke Dalam kamar , melepaskan tas dan jaket sekaligus membersihkan diri .Setelah itu aku turun kebawah. Selesai makan , aku kembali lagi ke dalam kamar

" majalah tadi mana ya ?" ucapku mencari keberadaan majalah . Mataku masih menulusuri setiap sudut sampai akhirnya aku menemukan majalah tersebut kemudian membacanya

" Seorang Arsitek punya masa lalu yang suram "

Aku membaca judulnya , kemudian membaca semuanya  dan sampai akhirnya aku menemukan sesuatu , Di majalah tersebut tercantum Nama Arkan
    Arkan!? pekikku dalam hati , lagi dan lagi aku teringat akan sosok cowo tersebut.Aku mulai membacanya secara perlahan sampai aku menemukan bukti bahwa selama ini yang menjadi STALKER adalah Arkan , di majalah itu ada cerita Arkan bahwa ia pernah mengikuti seseorang karena Rasa penasarannya tersebut dan ia juga pernah memberi pesan sekaligus boneka pink kepada Targetnya .
Aku menyaksikan sendiri lewat mataku dan hal yang bikin aku terkejut adalah Arkan memberi tau publik bahwa ia akan segera menikah dengan gadis yang dulu pernah menyatakan perasaan , gadis itu bernama Risna sahabat lamaku
Sungguh aku sangat bersyukur karena telah membeli majalah ini .Tak terasa Majalah yang kubeli  dipenuhi dengan Air mataku ,
aku sangat bahagia karena Sahabatku baik baik saja tapi yang terlintas di pikiranku
bagaimana kabar Reihan ?

Waktu menunjukkan pukul 08.30 Aku membuka jendela kamar sambil melihat rembulan yang terang menderang berusaha menghibur hati yang sedang terluka , perlahan lahan aku mulai memejamkan mata
1,2,3,4...
Aku teringat sesuatu tentang kertas yang di beri Azizah tadi siang , aku beranjak dari sofa menuju jaket ku yang tergantung dan mengambil selembar kertas berwarna pink , kemudian aku kembali lagi ke sofa dengan menghadap ke arah jendela

*****

Author pov

Ditempat lain
kriet
suara pintu yang dibuka oleh seseorang
" Gak ada ucapan selamat gitu ?" tanya orang itu yang tak lain Adalah Arkan
" Selamat " balas Reihan datar
" Hmm...makasih " Arkan meletakkan jaketnya di gantungan
" Udah malam gak tidur kak ?"
" Gak nanti aja " balas Reihan
" Ntar ...lo manggil gue apa? " lanjutnya
" emmm...kakak ! " ucap Arkan sambil mengusap kepala
" Kakak ? sejak kapan lo manggil gue dengan sebutan itu , biasanya lo gak mau manggil gue kayak gitu , Tumben kena angin apa ? " ejeknya
" gak kena angin apa apa , cuman kepingin aja , masalah buat lo " sambil mengacak acak rambut
" Jangan kelamaan di dekat jendela Awass nanti kesambet !?" lanjut Arkan
"  Bawell !?" bentak Reihan
" Tadi gue ditelpon sama Azizah" Arkan duduk di tepi ranjang
" Terus !?" Matanya masih tertuju ke arah luar jendela
" Azizah bilang , ia bertemu dengan  Aulya "
duk
Kaki Reihan terkena pinggiran kursi
" aww" ucap Reihan
" Makanya hati hati ! teledor benerr ini anak " ejek Arkan
" Terus terus !?"
" giliran ..bawa nama Aulya langsung semangat , dasar!?"
" Biarin lanjutin gk !?" Reihan memegang bantal yang ia siapkan untuk melempar Arkan
" Terus tuh dia bilang , kalau Aulya Sekarang sukses dan menjadi seorang dokter spesialis Tulang di Rumah sakit Ibukota" Terang Arkan
" Syukurlah ... ia baik baik saja , kau punya nomornya tidak ?"
" Tidak ..baik aku , Azizah maupun Albar tidak mengetahui nomor Aulya , tetapi ...."
" Ada tetapinya juga ?"
Arkan hanya mengangguk anggukan kepala
" Azizah memberikan nomormu ke Aulya "
" B-benarkah ?" Reihan berjoget joget didalam kamar mungkin ia senang karena Azizah memberikan nomornya ke Aulya
" Sekarang Aulya sudah menjadi dokter !? Apa kata Aulya jika ia melihatmu seperti ini "
Reihan diam
1 detik , 2 detik , 3 detik Reihan segera keluar kamar
Brak

" berapa bulan ini dia diam terus eh..giliran ada berita tentang Aulya ia langsung senang ....Dasar Aneh " gumam Arkan

Ruang tamu
" Ayah !" Reihan menghampiri orang tua-Nya di ruang tamu
" Ada apa " balas Ayahnya sambil membolak balikan korannya
" Aku ingin bekerja di perusahaan Ayah !" Reihan mengucapkan dengan tegas
" Dulu kau tidak mau , sekarang kau mau ! Apa kau serius ?" ayahnya membuka kacamata dan meletakkannya di atas meja
" AKU SERIUS !?"
Ayahnya sedikit melirik kemudian menyetujui permintaan anak nya itu .
" Baiklah ...Besok kau mulai bekerja ! Sekaligus menggantikan posisi Ayah menjadi direktur !?"
" Benarkah ?? Terima kasih Ayah"
Reihan pun meninggalkan Ayahnya dengan wajah senang
" Apa itu tidak terlalu cepat untuknya ? ia masih pemula " ucap ibu Reihan
" Aku yakin ia mampu , aku bisa melihat dari matanya , Percayakan saja pada anak kita "
Ayah dan ibu kembali ke kamar mereka

Didalam kamar
Sedangkan Arkan masih bingung dengan apa yang akan dilakukan oleh Reihan , Arkan masih berkutik dengan hpnya sesekali ia Chat dengan Calon istrinya yaitu Risna . Ia menceritakan segalanya kepada Risna , Risna tampaknya senang dengan pernyataan Arkan
brak
pintu kamar terbuka
" Ekhm...yang habis chat sama Calon adik iparku " gombal Reihan
Arkan pun segera bangkit dari kasur-Nya
" Wajar dong , kan lagi kangen"
Reihan berjalan menuju tempat tidur yang berbeda dengan Arkan .di dalam kamar tersebut terdapat 2 tempat tidur
" Apa yang kau rencanakan ?" tanya Arkan
" Besok aku mulai bekerja di perusahaan ayah dan kabar baiknya lagi " Reihan mengucapkan sambil menutup mata membuat Arkan tambah penasaran
" Apa kabar baiknya ?" Tanya Arkan dengan nada tidak sabaran
" Aku Diangkat lansung oleh ayah menjadi direktur di perusahaan -Nya "
" S-Serius !? Gua gak nyangka tiba tiba lo jadi direktur ..sukse dehh buat lo " Ucap Arkan dengan bangga
" Gimana kabar Arya ? Kangen aku sama dia gak ada lagi yang berisik "
" Sama aku juga kangen ,Tapi itu maunya dia  kuliah di luar negeri"
" iya juga sih ..."
" Ya sudah aku tidur duluan , besok mau ketemuan sama calon adik iparmu " Arkan memeluk gulingnya dengan erat dan menutup mata sambil tersenyum
" yayaya ....terserahmu tidurlah dengan Nyenyak"
" Aku mengerti , sukses kak buat besok " Arkan pun terlelap dalam mimpi
" Sukses juga buatmu adik ku " Reihan mengatakan dengan suara kecil sehingga tidak membangunkan adiknya

Reihan masih memikirkan Tentang Aulya ia berpikir sekarang Arkan akan menikah sedangkan ia ....masih digantungkan oleh Aulya. 


Sedangkan di tempat aulya ia juga memikirkan tentang Reihan , ia sama sekali belum memberi jawaban tentang pertanyaan Reihan tempo hari.

Bagaimana keadaanmu sekarang?

Mereka pun sama sama terlelap dalam mimpi

Our Promise✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang