End

80 10 0
                                    

Matahari mulai terbit dari tempatnya
Menyinari bumi dengan cahaya-Nya
Burung burung pun berkicau
Akankah semua berakhir dengan kebahagiaan?

Hari ini adalah Hari peringatan meninggalnya Bundaku , Aku di beri izin oleh pihak Rumah sakit untuk pulang ke kampung halaman . Saat ini aku sudah berada di Bandara soekarno Hatta Ditemani oleh sahabatku yaitu Azizah dan Albar
" Za..kamu yakin mau nemenin aku pulang kampung?" tanyaku
" Tentu saja , Aku juga kangen dengan ibuku " ucapnya
" Tapi kan kamu sedang hamil besar " ucapku dengan khawatir
" Tenang saja , kan ada kamu dan Albar yang menjagaku "
" Baiklah ."
Sedangkan Albar masih menunggu Pesawat yang akan pergi menuju ke kampung halamanku .  Kemudian Albar menghampiriku dengan berlari
" Pesawatnya bentar lagi mau Take off " ucap Albar
Aku , Azizah dan juga Albar memasuki Pesawat.
selama di pesawat Azizah dan Albar banyak membahas tentang persiapan apa saja untuk kelahiran anak mereka. Sedangkan aku hanya membaca buku  .

*****

3 jam berlalu akhirnya kami sampai juga di Bandara Husein sastra Negara , Bandung . Ini adalah tempat kelahiran ku
Aku menaiki taksi menuju rumahku . Ketika aku kembali kesini aku mengingat apa saja yang pernah terjadi di kota .
Akhirnya kami sampai di rumah Azizah
" Hm...masuk yuk " Ajak Azizah dengan gaya andalannya yaitu menggandeng tanganku
" Baiklah "
sedangkan Albar sibuk mengangkat koper milik kami
" Assalamualaikum" ucap kami bertiga
" Wa'alaykumsalam " ucap keluarga azizah
" Masya Allah , udah besar aja nih perutnya " gombal Ibunya Azizah
" mama kenal gak sama yang disebelah ku ?"
" Em...sebentar - sebentar mama ingat ingat dulu "
Ibunya Azizah melihatku dari Atas sampai bawah kemudian ia bertepuk tangan
" Kau ...Aulya bukan!? " tanya Tante Fani ibunya Azizah
" Iya ..tante " ucapku kemudian mencium tangannya
" Wah ..sudah besar sekarang !" Balasnya dengan memelukku
" Apa kabar " lanjutnya
" Alhamdulillah baik , tante sendiri apa kabar "
" seperti yang kau lihat tante makin Sehat , menunggu kelahiran Cucu pertama "
" Sekarang Aulya Seorang Dokter spesialis Tulang mah " ucap Azizah
"Benarkah ...hebat sekali kau nak"
" Terima kasih tante "
" Tante sampai lupa ...silakan duduk " ucapnya mempersilahkan kami duduk di sofa .
" Gimana kabar Mertuamu " tanya Mamanya kepada Azizah
" Alhamdulillah , membaik "
" syukurlah "
" Tante ..kalau boleh tau ..dimana Rani " tanyaku
Rani adalah adik angkat Azizah ia sudah dirawat sejak bayi oleh keluarga Azizah . Sungguh baik bukan
" Aku disini " Ucap Rani bersender di pintu
" Rani !?" aku pun menghampirinya dan tak lupa memeluknya
" aku tak bisa bernafas kak " ucapnya
Aku pun melepaskan pelukanku
" Dimana pipi mu yang tembem itu " tanyaku mencubit pipinya
" Sekarang tak ada , aku sudah kurus" ia mempoutkan bibirnya
" Udah Gede sekarang " Aku mengelus kepalanya
" kelas berapa sekarang ?" tanyaku mengajak Rani duduk
" Kelas 2 SMA "
" Belajar yang Rajin " ucapku
" he'eh "
" Kak Azizah " sapanya memeluk Azizah
" Uuu..aku kangen nih sama adikku "
" sama "
" udah berapa bulan ?" tanya Rani mengelus perut Azizah
" udah mau masuk 8 bulan"
" ekhm...nanyain Azizah aja nih? aku enggak ?" Albar membuat kami tertawa
" Tante sampai lupa , kalau ada menantu disini "
" gak papa tante sudah biasa "
" Gak usah drama " ledekku
" wah..udah berani Dr Aulya "
" Zah ...suamimu " ucapku
" Albar !?" tegur Azizah
" Becanda doang " ucap Albar
" Gitu aja Baper " lanjutku yang membuat Albar terkejut
" kau masih ingat?"
" Tentu saja "
" Keren "
" Yoi "

Kami pun berbincang bincang kadang di iringi dengan canda tawa .setelah perbincangan tadi aku masuk ke kamar tamu . membersihkan diri dan membuka E-mail yang masuk
tok tok tok
" Au... boleh masuk " tanya Azizah
" silakan " ucapku
Azizah pun melangkahkan kakinya ke kamarku
" Sedang apa ?" tanyanya duduk di tepi ranjang sambil memegang boneka kesayangan ku
" Sedang mengechek E-mail dari rumah sakit "
" oh...apakah aku mengganggu ?" " Tidak "
" Boleh bicara " tanyanya
" silakan " aku mematikan E-mailku dan memfokuskan diriku mendengar Azizah
" Apa kau sudah mencoba menelfon Reihan ?"
" Belum.. ini bukan saatnya "
" Cobalah telfon reihan , Apa kau tidak kangen dengannya ?"
" Tidak" ucapku bergeser sedikit ke samping Azizah
" Jangan bohongi dirimu , Aku tau kau kangen dengannya " Azizah mengelus punggung ku
" Aku belum siap bertemu dengannya " Aku menahan air mataku
" Aku tau sampai saat ini kau masih sakit hati , tapi cobalah untuk menghapus rasa sakitmu dan mulailah menaruh kepercayaanmu kepada Reihan lagi "
" A-aku t-t-tidak b-bisa Zah " isakku
" Cobalah " Azizah memelukku Dan aku menangis sejadi jadinya
" aku mengerti perasaanmu Aulya " ucapnya mengusap puncuk kepalaku
Keheningan ini hanya diisi oleh tangisanku . Tak lama aku merasa  semua terasa gelap
Azizah pov
Aku merasakan Aulya tidak bergerak lagi , aku pun memanggil namanya
" Au " ucapku pelan
Aku pun melepaskan pelukanku dan ternyata ia tertidur di pelukanku
" Astagfirullah, setelah menangis ia tertidur "
Aku memanggil Albar , Albar segera menghampiriku
" dia kenapa? " tanya Albar
" Tadi dia menangis " ucapku menyelimuti tubuh Aulya
" Aku tak tega melihatnya " ucap Albar
" ia .selalu menyimpan masalahnya sendiri " ucapku
" Akhir akhir ini dia juga sering kelelahan "
" Aku tak tahu ..kenapa Sahabatku jadi menderita , Apa semua ini karena kesalahanku ?" ucapku dengan memeluk diriku sendiri
" Hei...hei...tenanglah " Albar menarikku kedalam pelukannya
" Ini semua bukan kesalahanmu saja tetapi ini juga kesalahanku",Albar mencium pucuk kepalaku
Aku melepaskan pelukannya
" Tapi "
"sst....sudahlah sekarang Kita akan menjaganya " usul Albar
" ingatlah juga kondisimu ,kau sedang mengandung anak kita . Jangan sampai masalah ini memberatkanmu dan membuatmu stress " lanjut Albar
" aku mengerti " balasku pasrah
" Aku ada rencana "
" Apa ?"
Albar pun membisikkan ku  tentang rencananya yang membuat mataku melebar
" apa kau setuju ?" tanya Albar
" Apa ini akan berhasil ?"
" Entahlah ..Hanya Allah yang tahu tapi apa salahnya kita mencoba demi kebaikan Aulya dan Reihan "
" Baiklah , aku setuju dengan Rencanamu "
" Oke...mari kita kembali ke kamar " Ajak Albar
" Jangan melewati batas !" Ancamku
" Tenang ...aku akan tidur di sofa dan kau tidur di Ranjang "
sebelum aku benar benar meninggalkan Aulya , aku sempat berbisik di telinganya
"Aku harap besok berjalan lancar" ucapku
kemudian kami menutup kamar Aulya

*****

Keesokan paginya
" Hoam" ucapku merentangkan tangan
" Aku ada dimana ?" tanyaku.
" Ah benar juga aku kan menginap dirumah Azizah"
" tapi siapa yang memindahkan posisiku ?" tanyaku
" sudah bangun ?" tanya seseorang yang sedang membuka lemariku
" Azizah sudah berapa lama kau disitu ?" tanyaku
" Mungkin 1 jam yang lalu "
" Siap siaplah ..hari ini kita akan ke makam Bundamu " lanjutnya ia pun meninggalkan kamarku
Aku beranjak dari tempat tidur , kemudian membersihkan diri .

Sekarang aku sedang melihat penampilanku di depan cermin dengan memakai pakaian putih bergaris hijau
tok tok
" Au sudah siap apa belum?"
" sudah zah ." Aku membuka pintu kamar dan sudah ada Albar dan Azizah
" ayok turun ke bawah kita sarapan dulu , baru pergi " ucapnya
kami pun  sarapan bersama kemudian pergi
" Ini " tante menyerahkan bunga kepadaku
" Terima kasih " ucapku
" Assalamualaikum " ucap kami bertiga
brum
suara mobil yang sedang berjalan menuju ke tempat pemakaman
Di dalam mobil aku hanya diam tanpa membuka suara sedikit pun

*****

pemakaman
sekarang aku berdiri di makam ayah dan bunda. Aku mulai membersihkan batu nisan kedua orangtuaku tak terasa bulir bulir air mata jatuh di tanah yang dipenuhi bunga merah
" Bunda hiks ..A-Aulya K-kembali" isakku
" S-sekarang A-a-anak B-b-bunda s-sudah s-sukses m-m-meraih m-mimpinya "
Angin berhembus dihadapanku dan seketika Tangisanku langsungpecah  dan aku langsung memeluk batu nisan dengan erat
" ikhlaskan Aulya " Azizah menenangkan ku .
" kenapa secepat ini !?" Teriakku
Azizah langsung memelukku
Tiba tiba aku melihat ada 3 orang menghampiriku dengan pakaian putih putih
" K-kalian !?" ucapku melepaskan pelukan Azizah
" iya... ini kami " ucap gadis tersebut
" Mau apa kalian kesini !" Bentak ku
" Aulya....kami disini hanya ingin mengunjungi makam bundamu "
" PERGI KALIAN DARI SINI!?" aku mendorong mereka .Tiba tiba tanganku dipegang oleh cowo yang tak lain adalah Reihan
" LEPASKAN !?" teriak ku di hadapannya
Reihan memegang tanganku dengan kencang
" AULYA TENANGLAH !?" ia membalas dengan teriak
" APA !! kau ingin menghancurkan ku lagi "
ia melepaskan cengkramannya
" Tidak ..disini aku ingin minta maaf "
Aku memalingkan wajahku
" Aku tau selama ini aku sudah banyak salah kepadamu tapi bisakah kita kembali seperti dulu?"
Aku menghela nafas dalam hati aku bertanya ada benarnya juga perkataan Reihan sudah lama ini aku tidak berteguran
" Aku sudah memaafkan kalian" ucapku datar
Risna memelukku aku membalasnya
" Terima kasih " ucapnya berbisik
" sama sama "
Kami pun saling memaafkan satu sama lain Kulihat Azizah dan Albar tersenyum
" ini rencana kalian ?" tanyaku
" iya , keren bukan ?" Ucap Albar
" aaish...kalian berdua ini !?" elakku
" akhirnya kita kembali berkumpul lagi " Azizah menghela nafasnya
kami semua hanya mengangguk anggukan kepala
" ah...apa kalian tidak ingat waktu Aulya ulang tahun Reihan belum memberikan hadiah apapun loh " Ejek Arkan
" Benar juga " ucap Risna , Azizah , Albar dan aku
" Sekarang hadiahnya mana?" tagih Azizah
" Hadiah?" balas Reihan
Azizah , Albar , Arkan dan Risna Menajamkan tatapannya ke arah Reihan
" Sudahlah kalian membuat Reihan menjadi takut tak di beri hadiah juga gk papa kok " ucapku seketika suasana menjadi hening
" Tenang aku tidak lupa kok " Reihan membuat orang 4 menjadi senang
" Apa hadiahnya ?" tanya Risna
Reihan mengeluarkan sebuah kotak kecil dari Kantong celananya
" Di hari ini , di depan makam Ayah dan ibumu aku mengatakan , Bersediakah kamu menjadi pendamping hidupku sampai kematian menjemput ?"
ucapnya dengan Posisi sedang melamar dan membuka kotak yang isinya sebuah cincin
Sontak itu membuat kami terkejut terutama aku
" Aulya ? Aku tidak bisa kau gantungkan terus " Ucapnya masih dalam posisi
Aku melirik ke arah Azizah dan  Albar
kemudian melirik lagi ke arah Arkan dan Risna
mereka semua menganggukan kepala. Akhirnya untuk sekian kalinya aku memberanikan diri
" Maafkan aku karena telah menggantungkanmu selama ini?" ucapku
" jadi jawabannyaa ?" tanya Reihan dengan raut tak sabar
" Aku Aulya Azzahra di depan makam Ayah dan Bunda  bersedia menjadi pendampingmu sampai kematian menjemput " ucapku , Setelah mengatakannya aku langsung menutup wajahku yang sudah memerah
" Jadi ?" ucap mereka serempak
" Ya ..aku menerimanya " ucapku
" Wah....selamat buat kalian ...kapan nikahnya ..ditunggu undangannya !?" Ucap Azizah dengan semangat
" zah..jaga kandunganmu" ucap Albar
" maaf maaf "
Azizah mengambil sesuatu dari tasnya
" Jadi buku ini bisa diisi lagi bukan ?" tanya Azizah
" buku harianku " ucapku
" Tentu saja " lanjutku dengan memeluk buku tersebut
Kami semua tertawa lepas begitu juga dengan cerita kami .

bukankah kebahagiaan itu datang dengan sendirinya tanpa diduga
begitu juga dengan takdir
inilah akhir perjalanan kisah cintaku

"akhirnya selesai juga " gumamku dalam hati
Aku pun menutup buku harianku , dan meninggalkannya di meja

Our Promise✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang