My Husband Is Student
📓📓📓
Malam harinya Raka membereskan Barang-barang yang akan ia bawa kerumah barunya.
Pikiran Raka kini tertuju pada wanita yang kemarin ia tabrak motornya, dan tadi siang Raka melihat wanita itu didepan bengkel.
Raka berpikir, mungkin karena ulahnya motornya jadi dibawa kebengkel. Tapi Raka mencoba tidak terpengaruh, karena Raka melihat penampilan dari wanita itu. Seperti pegawai bank swasta yang ternama, kemungkinan besar wanita itu punya uang banyak dan tidak terpengaruh buat ganti rugi juga 'kan, pikir Raka.
Raka jadi kepikiran wanita itu, ia terlihat sangat menawan dan punya kharisma dari seorang wanita kebanyakan.
Sambil rebahan Raka menempatkan kedua tangannya sebagai bantalan kepalanya, Raka membayangkan wanita yang tadi siang dia lihat dibengkel resmi itu.
Entah kenapa Raka membayangkannya, "cantik" gumam Raka dan menerawang sambil melihat langit-langit kamarnya.
"Kalau bertemu kembali, aku akan jadikan dia istriku." kata Raka spontan.
"Istri siapa Ka?" tanya bunda Raya yang memasuki kamar putranya.
Raka yang mendengar suara bundanya, langsung bangun dari rebahannya dan tersenyum kikuk.
"Ah itu, anu bund, istrinya bang jaka yang jualan bakso didepan sekolahan melahirkan, iya melahirkan." jelas Raka jujur dengan gugup, karena memang kenyataannya istri bang jaka sebulan lalu melahirkan.
Bunda Raya hanya tersenyum dan mengangguk, "kamu sudah beres Ka? Jangan sampai ada yang ketinggalan yah." kata bunda Raya dengan sayang.
"Beres bund, tinggal beberapa benda-benda pajangan ajah koq bund, selebihnya beres, tuh." Raka dengan menunjukan box kardus yang berada dipojok ruangan kamarnya.
Bunda Raya mengangguk dan tersenyum, "Ka, makan dulu yuk, bunda tadi pulang beli pecel, kamu belum makan kan?" tanya bunda Raya dengan lembut.
Raka mengangguk dan beranjak berdiri mengikuti langkah bundanya, "bund?" langkah bunda Raya terhenti dan berbalik badan.
"Ada apa Ka?" tanya bunda Raya memperhatikan wajah anaknya yang bingung.
"Ada apa Ka, cerita sama bunda?" bunda Raya mengelus pipi Raka dengan sayang.
Raka hanya diam memperhatikan wajah bundanya yang sedikit kuyu dan sendu, bunda Raya seakan tau gerak-gerik anaknya yang seperti kebingungan, sehingga bunda berceloteh, "Kamu ini sama persis seperti ayahmu, tinggi lagi, sampe-sampe ngalahin bunda tingginya dan sangat ganteng." Raka terkekeh, "bunda juga masih cantik, tapi lebih cantik wanita yang Raka kagumi tadi siang." Raka tertawa.
Bunda Raya menaikan satu alisnya bingung dan tersenyum, "jadi kamu sedang jatuh cinta nih ceritanya!" bunda Raya bertanya dengan menggoda anaknya.
"Tidak bund, hanya saja wanita itu punya kharisma sebagai wanita, dan sepertinya baik bund." jelas Raka.
"Siapa wanita itu Ka? Jadi penasaran bunda." ucap bunda Raya.
Raka terkekeh geli melihat wajah bundanya yang penasaran, "bunda, bunda, dia sepertinya sepantaran dengan mbak Lusy, pakaiannya juga seperti pegawai bank sama kaya mbak Lusy, bund." jelas Raka pada bundanya.
Bunda raya yang mendengar kata-kata anaknya hanya tersenyum dan mengacak-acak rambut anak semata wayangnya itu.
"Sudah, ayo makan, kedapur." kata bunda Raya dan berjalan kembali menuju dapur.
Sesampainya didapur, bunda Raya dan Raka berhenti diambang pintu dapur, "kalian!" ucap Raka dengan meninggi.
Raka ingin menghampiri mereka yang sedang makan pecel dimeja makan sambil tertawa, tapi langkah kaki Raka dihentikan oleh bunda Raya dengan memegang lengan anaknya itu dan menggelengkan kepalanya.
Mereka yang tak lain paman, bibi dan anaknya sedang memakan pecel yang harusnya buat Raka dan bundanya, tapi dimakan oleh mereka.
"Ka, kita makan diluar aja yah!" bunda Raya menarik tangan anaknya pergi dari dapur. Raka mau tak mau memendam emosi pada paman bibi dan sepupunya itu.
"Bunda bagaimana sih, selalu saja mengalah pada mereka!" kata Raka dengan kesal.
"Ka, ingat kita itu numpang disini, kalau bukan mereka yang menampung kita, kita bisa saja jadi gelandangan, jadi gak usah marah-marah gitu, nanti gantengnya ilang lagi." bunda Raya tertawa.
"Tapi bund.." protes Raka.
"Hus, lagian besok pagi kita pindah 'kan, jadi lupain ok." bujuk bunda Raya. Raka pun mengangguk. Meski dalam hati Raka masih kesal pada paman, bibi dan anaknya itu.
📓📓📓
Sekian
(Semoga reader ngena dalam jalan ceritanya, mungkin part ini sedikit dan masih belum kena feelnya tapi jika teman-teman baca dari awal hingga selesai, temen-temen pasti akan nyambung dalam jalan ceritanya, selebihnya terserah reader yah, makasih ✌)
Kritik dan Saran
Terima kasih
.
.
.
Jangan lupa Vote & CommentSalam Hangat
(Wanda Niel)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Student [Series #1]✅
General Fiction⛔Sebagian Part Dihapus!!!⛔ Tersedia di Google Play & Play Books!! Kiara Arzalila seorang teller di bank ternama yang menutup dan mengunci hatinya pada semua laki-laki karena mempunyai pengalaman pahit dengan laki-laki sebelumnya. Kini, dalam sekejap...