Aku menggigit kuku ibu jariku dengan sedikit gugup.
Seluruh badanku tidak bisa diam bergerak, sesekali aku menghentak kecil sepatuku ke lantai dengan sedikit tidak sabaran.
Aku melirik jam tanganku.
Lima belas menit.
Oh bagus, jadi selama 15 menit itu aku sudah menunggunya dan menjadi orang bodoh.
Awalnya aku tidak berniat mengikutinya.
Sesaat tadi aku berpikir kalau sekarang merupakan kesempatan emas untuk aku kabur.
Karena kupikir lagipula untuk apa aku peduli dengannya.
Bukankah bagus jika ia di panggil kepala sekolah?
Tapi seperti biasa, pada akhirnya aku akan berakhir seperti ini. Menunggu dan mengkhawatirkannya.
Aishh ia hanya di panggil oleh kepala sekolah, untuk apa aku mengkhawatirkannya?
Serius. Bagaimana bisa aku di depan ruang kepala sekolah selama beberapa menit hanya untuk mengkhawatirkan seekor serigala?
"Woi!"
Aku menoleh.
Jungkook terlihat berdiri disana dengan tampang wajahnya yang masih sama. Dingin.
Mataku mengerjap. Detik berikutnya mulutku terbuka kecil, sadar akan kehadirannya.
Oh akhirnya keluar juga!
Sebelum aku melemparkan pertanyaan, Jungkook tiba-tiba melemparkan sesuatu ke arahku.
Reflek aku menangkapnya.
Mataku langsung mengarah ke tangan.
Roti coklat?
Dahiku mengernyit kecil, dalam sekejap aku merasa bingung dengan sebungkus roti di tanganku ini.
Kenapa ia membelikanku ini? Tumben sekali.
Oh ayolah, ia itu cowok pelit.
Seingatku ia bukan tipikal orang yang suka mentraktir orang, walaupun itu hanya satu permen saja. Dia tidak akan mau.
Dia sama sekali tidak suka mengeluarkan uang untuk orang lain.
Bahkan aku ingat eomma pernah bilang kalau Jungkook juga sangat pelit dengan orang tuanya.
"Ige mwoya? Kenapa kau membelikanku roti?" (Ini apaan)
"Wae? Sirheoyo? Oh kalau begitu kembalikan rotinya kepadaku." (Kenapa? Enggak mau?)
"Tidak, tidak. Kau sudah memberikannya kepadaku, kau tidak boleh memintanya kembali."
"Kenapa tidak boleh? 'Kan aku yang beli roti itu."
"Kau memberikannya kepadaku dan otomatis ini sudah menjadi milikku. Jadi, kau tidak boleh memintanya kembali."
"Ck! Terserahmu saja. Padahal itu 77 won." Gumamnya kecil tapi berhasil tertangkap oleh indra pendengaranku.
*77 won = 10.000 rupiah di Indonesia.
Sejenak mulutku terbuka sedikit, mendengar penuturannya barusan.
Jujur dalam sejarah aku hidup, baru kali ini aku melihat ada cowok sepelit dirinya.
Bahkan sepanjang aku bernafas, aku sama sekali tidak pernah menyangka ada orang sepelit itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Destiny [PROSES REVISI]
Fanfic#64 In cerpen. #293 In FF. #82 In jjk. #414 jeonjungkook #770 fiksipenggemar Bermula dari perjodohan bawah umur, sampai tinggal di bawah atap yang sama dengan Jeon membuat Park Hyerin merasa sangat sial. Tidak pernah disangka dalam pikirannya bahwa...