Embun dingin itu semakin terasa pada pijakan sepasang kaki. Sepasang kaki yang sejak hari belum berganti, masih menemaninya meskipun tanpa alas. Ia tau akan sakit rasanya, tapi untuk sekarang tidak akan sebanding dengan kenyataan yang sibuk mentertawakan penderitaannya.
Seluruh tumpukan kertas itulah yang menemaninya sejak kemarin, bersama coretan tinta yang mewakili perasaan si penulis. Tapi hanya satu kertas yang membuat gadis itu semakin terisak pada mimpi nyata yang mengerikan ini.
Genggaman tangannya semakin erat dan air matanya seperti air mengalir tatkala membaca selembar kalimat yang bertuliskan...
Langit selalu membagi dirinya. Antara malam dan siang
Tapi hati? Tentu tidak ingin berbagi
Meski langit yang selalu ada di keduanya,
Tapi akan selalu terasa indah di saat ia bersama malam
Malam mungkin gelap
Tapi akan indah di saat ada bintang yang menemani.
Bintang yang indah sebagai penghias malam
Dan hanya di saat malam lah, penghias itu aku dapatkan
Penghias yang selalu menjadi penyejuk hatiku
Itu sebabnya aku suka.
Tapi, setelah tau ada bintang lain yang lebih menarik.
Aku lebih menyukai bintang itu,
Yang lebih indah dari bintang malam
Dan yang lebih menyejukkan dari malam
Dan mungkin, spekulasi ku tentang dia bukan hanya sebagai bintang.
Tapi juga bunga
Yang akan terlihat indahnya saat berpadu dengan sang mentari
Tapi juga tidak akan kalah indahnya saat beradu dengan cahaya purnama
Yang membuat spekulasi ku semakin yakin bahwa cantiknya Bunga akan semakin bagus saat bertemu dengan indahnya hiasan malam.
Maka ku sebut dirinya
Mi Asteri
080801
pengisi hati yang hangat ini------------------
Selamat datang dicerita pertama ku. Sebelumnya maaf kan ceritanya yang terlalu amatir ini. Aku membuat cerita ini hanya sebagai tempat tercurah nya idea yang terlintas di otak ku. Jadi gak ada salahnya kalau dibuat cerita kan. Hehe,
Btw, kalau kalian yang tertarik sama ceritanya, bacanya jangan sepotong2 ya. Biar kalian ngerti gitu.
Jangan lupa partisipasinya ya untuk klik bintang sama komentarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mi Asteri
Teen Fiction"Kamu itu indah seperti bintang, tapi sulit untuk digapai." Gadis berambut sebahu itu terdiam. Pura-pura untuk tidak perduli tapi indera telinganya senantiasa mendengar tiap bait perkataan laki-laki itu. "Kalau lo udah capek sama usaha gue, bilang y...