Prolog

394 42 6
                                    

Main Cast :
°Zhong Chenle
°Park Jisung as Lee Jisung

Other Cast :
°Na Jaemin
°Lee Jeno as Jisung father
°All member NCT

Genre : School, Romance

🍋 LEMONANDE 🍋


“Yak~” suara yang tak asing lagi.

Kaki mungil Chenle begitu ringan mengikuti jalanan setapak di sebuah desa terpencil. Suara lantang yang masuk ke telinganya saat mencapai persimpangan jalan membuatnya menoleh. Dahi yang menyernyit tegas terpampang di wajah pemilik suara itu.

“Apa kau tidak dengar?" anak berambut biru itu langsung menyibakkan rambutnya.

Angin musim panas berhembus diantara mereka. Rambut sebiru laut begitu menyegarkan dimata. Chenle tak mampu mengedipkan matanya. Terpana oleh sosok dengan seragam putih coklat itu dengan dasi dan jas coklatnya.

“Hello...” Jisung melambaikan tangan ke arah Chenle yang masih menatapnya.

Chenle tersadar dari lamunannya karena teman sebangkunya -Jaemin- menepuk pundaknya. Wajah merah jambu Chenle terpancar jelas. Jaemin yang melihatnya tak kuasa menahan tawa.

“Ha? Apa sih Jaemin?” Chenle berusaha menutupi rasa malunya.

“Hayo lagi bayangin siapa?” jari Jaemin menunjuk muka Chenle yang masih memerah.

“Cie yang kepo?” Chenle kembali membalas candaan Jaemin.

Kurang dari sepuluh menit lagi pelajaran akan dimulai. Memang kelas Chenle masih berisik, tak seperti kelas yang lain. Baik jam pelajaran maupun jam istirahat, kelas itu akan selalu berisik. Tidak ada kata sepi di kelas Chenle.

Tapi entah kenapa hari ini sangat aneh. Semuanya tiba-tiba diam. Chenle dan Jaemin yang duduk di baris ketiga mulai keheranan.

“Eh, mereka kenapa Jaem?” Chenle masih heran.

“Entahlah.” Jaemin dengan santainya menjawab sambil memasang earphone kesayangannya.

Sepintas di luar jendela, sesosok pangeran pujaan seluruh gadis sekolah melintas. Pangeran dari lamunan Chenle itu terlihat begitu nyata. Dengan headset putih di telinganya, seragam sekolah ini dibalut jaket navy yang sangat pas di tubuh cowok rambut biru itu.

“Ah, Jisung-i.” semua siswi di kelasnya berteriak sangat keras.

“Ya ampun, gantengnya. Keren banget. He's so hot.” lantunan demi lantunan setiap siswi kelas itu.

Chenle benar-benar tidak menyangka pujaaan hatinya itu terlihat sangat keren dari pada yang ia bayangkan. "Sayang dia hanya melintas saja." Gumam hati Chenle.

Bel berbunyi pertanda jam pelajaran akan dimulai. Tapi guru yang akan mengajar masih belum terlihat.

“Sepertinya guru itu terlambat. Bagaimana kalau kita kerjaiin?” Chenle mencolek Jaemin.

“Kita kerjaiin aja yuk.” sahut siswa di seberang meja Chenle.

“Bukannya tadi aku sudah bilang?” Chenle menaikkan nada suaranya.

“Slow.. Sabar my bro..” Jaemin berusaha menenangkan Chenle.

“Le, stok tepung masih ada nih. Pakai ini aja ya?” ketua kelas memberikan tepung pada Chenle.

“Oke.” Chenle langsung semangat.

Tepung ditangan Chenle tadi, ia sebar di lantai dekat pintu. Sementara itu, yang lain menyiapkan jebakan lain. Mereka sekelas kompak tidak bersuara.

Tak lama kemudian, guru yang akan mengajar terlihat dari jendela. Perlahan pintu kelas terbuka dan...

“Syuuuttt... Bruk!”

Guru itu terpeleset.

🍋 LEMONANDE 🍋

Pagi yang sungguh melelahkan. Jisung terlihat lesu setelah bangkit dari alam mimpi. Suara bising alarmnya sudah membuatnya semakin pusing saja.

“Jisung-i cepat makan! Ayah sudah menunggumu dibawah.” sorak ibu Jisung.

“Ya, eomma.” jawab Jisung dari kamar.

Dia bergegas ke kamar mandi. Menghela nafas berkali-kali setelah menggosok giginya. Jisung mandi selama 5 menit saja. Setelah mandi, segera ia memakai seragam. Dan tidak lupa minyak rambut varian biru favoritnya. Iapun bercermin sebentar sambil menyeringai.

“Aku tampan juga.” Jisung memuji diri dengan bangga.

“Jisung-i.” teriak ibunya memanggil nama anaknya yang satu ini.

Jisung segera bergegas keluar kamar mandi, mengecek semua peralatan sekolah dan memakai sepatu. Kemudian ia berlari menuruni tangga. Tanpa Jisung sadari tali sepatunya belum terikat. Dia terjatuh dari tangga.

Ayahnya hanya meliriknya sebentar kemudian melanjutkan meminum kopi sambil membaca pesan di handphonenya. Jisung mencoba bangkit sendiri. Walau sedikit merasa sakit, ia segera menuju meja makan.

“Kau tidak apa-apa nak?” tanya ibunya khawatir.

“Aku tidak apa-apa, ma.” jawab Jisung dengan santai.

Sejenak Jisung melirik ayahnya yang masih fokus dengan kegiatannya. Sementara itu, ibunya segera mengambil obat luka untuk Jisung. Tetapi karena mood Jisung sedang tidak baik, ia hanya mengambil roti dan pamit kepada orangtuanya. Ralat. Hanya kepada ibunya.

“Aku berangkat dulu eomma.” Jisung pamit sembari memakan roti isi selai cokelat.

“Hei, kau tidak berangkat dengan ayah saja?” kata-kata ibunya ini sempat menghentikan langkah Jisung.

Tapi kemudian namja bersurai biru itu kembali melangkahkan kaki keluar, lantas menyalakan motornya. “Ayah macam apa itu?” benak Jisung.

Akhirnya Jisung sampai di halaman depan sekolah. Ketika Jisung hendak ke tempat parkir, seseorang menghalangi jalannya. Smirk Jisung mulai terpancar.

Jisung membunyikan klakson motornya berkali-kali. Orang di hadapan Jisungpun segera minggir ke tepi kanan. Tapi Jisung mengikutinya ke arah kanan dan mengklaksonnya lagi. Orang itu sedikit kesal, lalu menepi ke arah kiri. Jisung membelokkan motornya ke arah kiri juga. Dia melakukannya sebanyak dua kali hingga tertawa puas.

Pada akhirnya ia harus menempatkan kendaraannya ke hunian motor. Baru saja standar itu mendarat ditanah, segerombolan siswi melihat Jisung dengan antusiasnya.

Tidak memperdulikan keadaan sekitar, Jisung tampak asyik bercermin. “Oh, rupanya aku tampan juga.” ucapnya sambil menata rambutnya.

Satu dari gerombolan wanita itu mendekati Jisung. Dengan malu-malu, siswi itu merapihkan rambutnya dan menyibakkan anak rambut di sekirar telinganya. Jisung hanya menatapnya bingung.

“Jisung-ah, apa kau ada waktu nanti siang?” siswi itu terlihat gugup berbicara dengan Jisung.

Bel masuk pelajaran mulai terdengar. Jisung segera turun dari motor dan menguncinya.

“Maaf aku harus ke kelas.” katanya tanpa menjawab pertanyaan siswi tadi. Ia pun segera meninggalkan gerombolan siwi itu.

“Dasar kulkas. Untung ganteng.” kesal siswi yang sempat bertanya pada Jisung tadi.

Jisung tidak mendengarnya sama sekali. Ia berlalu begitu saja.

***

TBC.

LEMONANDE [SUNGLE]
BY : Titha_Putri

With love Titha 😘💞
Thanks too sayangku Astralian for editing 💕

Maaf nama marga Jisung aku ubah, soalnya menyesuaikan marganya Jeno.

Vote, saran dan komentar nya jangan lupa ya 😉

LemonandeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang