Batas

12 1 0
                                    

"Jatuh cinta itu bikin produktif, ya?" Kataku sambil meletakkan cangkir kopi hangat yang baru saja kusesap isinya. Tuk, bunyi gelas yang bertabrakan dengan alas cangkir.

"Maksudnya?" Jawabmu.

"Yaa, produktif aja gitu. Waktu gue jatuh cinta dulu, tiba-tiba rutinitas hidup gue berubah. Mostly, in a positive way. Tiba-tiba gue jadi lebih suka dandan, sering ngaca dan ga mau keliatan jelek. Terus gue jadi lebih sering ke kampus even gue ga ada kelas, cuma buat nongkrong di kantin atau di spot tertentu trus nunggu orang yang gue taksir lewat. Padahal seumur idup gue kuliah, gue butuh jampi-jampi doa nawaitu menuntut ilmu tiap mau berangkat ke kampus."

Dari sudut mata, aku melihat bibirmu tersenyum simpul mendengar candaanku tentang doa tersebut.

Lalu aku melanjutkan, "Terus gue tiba-tiba rajin baca buku tentang jatuh cinta, jadi lebih sering sketching dan drawing, lebih artsy aja gitu hahaha. Nonton film atau drama tentang love life terus histeris atau galau sendiri abis nonton, bikin cerita pendek berdasarkan fantasi gue tentang orang itu, dengerin musik sambil baca liriknya kali-kali aja ada yang nonjok dan pas sama suasana hati, dan gue jadi lebih sering liat sosmed yang niat awalnya buat stalking orang itu tapi jadinya gue sedikit-banyak juga tau tentang info yang lagi terjadi di luar sana, padahal sebelumnya gue masa bodo dan cuek banget sama apa yang terjadi di dunia ini selama itu ga menyangkut ketentraman gue."

"Ngga ada positif-positifnya." Responmu.

"Itu menurut orang yang ngga jatuh cinta. Tapi bagi gue yang ngalamin, itu adalah hal produktif sekaligus positif karna tiba-tiba aja hidup gue yang tadinya flat, berubah 180O dan banyak hal-hal baru yang bisa gue dapetin dari ngerasain jatuh cinta. Walaupun cuma jatuh cinta diam-diam."

"Terus, lo nyesel ngga? Pernah terpikir ngga kalo hal-hal yang lo lakuin dulu itu cuma wasting time?" Kamu bertanya sambil mengaduk isi cangkir di depanmu. Aku memalingkan pandangan kearahmu lalu aku tersenyum.

"Ngga. Justru gue seneng pernah bener-bener jatuh cinta dan ngalamin hal-hal baru kaya gitu. Gue jadi tau pahit manisnya."

"Terus, orang yang lo taksir diam-diam itu apa kabarnya sekarang?" Tanyamu.

"Dia bahagia. Hidupnya juga baik-baik aja." Ujarku sambil memperhatikan gerak-gerikmu yang mulai sibuk membuka laptop yang ada di hadapanmu.

"Kalau lo punya kesempatan buat ngomong ke orang itu setelah semua yang lo alamin dan rasain, lo mau bilang apa ke dia?" Saat mengucapkan hal ini, kamu berpaling ke arahku dan melihat mataku. Kali ini, aku yang memalingkan muka darimu dan pandanganku jatuh pada kaca jendela yang dijatuhi bulir-bulir hujan di depan kita.

"'Terimakasih'. Gue mau bilang 'terimakasih' ke dia. Mengingat semua efek seneng dan sedih yang dia kasih ke gue tanpa dia sadar. Dan kenyataan bahwa gue juga baik-baik aja, sama seperti dia, setelah itu semua." Jawabku setelah jeda yang agak lama.

Kemudian aku memalingkan wajah kearahmu. Terimakasih, ya.


BatasWhere stories live. Discover now