Lima

5 0 0
                                    

Double upload :) 

Hope you guys will vote and comment on my story ;)

Author P. O. V

Ahreum masih mengarahkan pisau itu pada Hyemi. Ahreum sengaja mengajak Hyemi berjalan-jalan ke tempat yang sepi untuk melakukan aksinya, sehingga tak ada yang akan tahu apa yang ia lakukan pada Hyemi. Namun sayangnya, Neulmi yang tidak sengaja lewat di sekitar sana melihat perbuatan Ahreum dan langsung berlari ke villa yang tidak jauh dari lokasi.

"Sudah kujelaskan semua padamu dari awal. Bagaimana, masih ingin berurusan denganku?"

Hyemi menatap Ahreum kecewa. "Aku tidak percaya kau tega pada Hara dan Ahra. Kau benar-benar licik! Kau kejam! Monster!" Hyemi menitikan air matanya.

"Terima kasih." Ahreum tersenyum asimetris pada Hyemi. "Aku bisa merusak hidupmu dengan mudah. Maka dari itu, cukup tinggalkan Jinyoung dan juga Cheonsa, maka hidupmu akan aman."

"Tidak akan! Berulang kalipun jawabanku akan tetap sama!"

"Dasar bodoh! Kau...bisa-bisanya berkencan dengan Jinyoung selama empat bulan tanpa ada satupun orang yang curiga. Aku benci melihat semua chat mu dengan Jinyoung. Menjijikkan."

"Kalau begitu jangan dibaca. Lupakan saja. Jinyoung milikku dan takkan kulepaskan untukmu."

"Ah...menantangku?" Ahreum berjalan mendekati Hyemi, membuat Hyemi memundurkan langkahnya. "Wae? Kau takut? Kasihan sekali."

Tangan Ahreum di tepis oleh seseorang, membuat pisau yang ia todongkan pada Hyemi terjatuh. Ahreum melihat orang yang ternyata adalah Jinyoung.

"Seonbae?" Ahreum terkejut mendapati Jinyoung yang mengetahui perbuatannya.

"Kau...jangan coba-coba sakiti Hyemi. Aku takkan memaafkanmu!"

"Kenapa dia? Aku jelas lebih segalanya dari dirinya!"

"Kau jahat, licik. Aku tahu semua perbuatan jahatmu, termasuk pada Hara. Aku hanya memanfaatkanmu untuk menghancurkan hidup Hara. Jangan pernah berharap lebih."

Ahreum tertawa mendengar penjelasan Jinyoung. Ahreum berjongkok dan mengambil pisaunya. Ahreum kembali berdiri dan menghampiri Jinyoung sambil menodongkan pisau ke arah Jinyoung. "Sekarang kau pilih siapa yang harus kulenyapkan. Kau, atau Hyemi mu?" Ahreum kembali menodongkan pisau pada Hyemi.

Tangan Jinyoung menggenggam tangan Ahreum yang memegang pisau dan mengarahkan pisau itu padanya. "Aku. Kau boleh lakukan apapun padaku, tapi biarkan Hyemi pergi."

"Oppa!" Hyemi berteriak dan berniat mendekati Jinyoung, namun Jinyoung memberikan isyarat pada Hyemi agar tetap diam di tempatnya.

"Whoa, drama yang manis. Sayang sekali, harus segera tamat." Ahreum menebaskan pisau itu menuju Jinyoung, namun seseorang mendorongnya hingga terjatuh. Ahreum menatap Hara yang terlihat basah kuyup.

"Hara?" Jinyoung terkejut melihat Hara yang mendorong Ahreum, tepat sebelum pisau itu menusuknya.

"Jangan sakiti Oppa ku!"

"Oppa mu?" Ahreum menatap bingung pada Hara.

"Jinyoung...Oppa dia kakak tiriku. Jangan berani sakiti dia atau kau akan kulaporkan ke polisi!"

"Bodoh! Lepaskan aku! Urusanku sekarang bukan denganmu!" Ahreum mendorong Hara, namun Hara tetap menahan tangan Ahreum.

"Jika itu menyangkut Oppa, maka itu urusanku."

"Lepas."

"Tidak."

"LEPAS!"

"TIDAK!"

"MENGGANGGU!"

Ahreum menusuk perut sebelah kiri Hara dengan pisau dan berhasil bebas saat Hara mengerang kesakitan.

Jinyoung terdiam di tempatnya. Pikirannya benar-benar kosong dan ia tak bisa berpikir apapun.

"Jangan!" Hara menahan Ahreum yang ingin kembali menusuk Jinyoung. Hara berdiri dan menahan Ahreum. Kesempatan itu diambil Hyemi untuk memukul Ahreum dan membuat Ahreum pingsan.

Jaebum dan Ahra datang ketika Ahreum telah pingsan.

"Hara!" Jaebum menahan tubuh Hara yang terkulai tak berdaya.

"Oppa...Jinyoung Oppa..."

Jinyoung tersentak dan melirik pada Hara yang mengulurkan tangan padanya.

"G-gwaenchanayo?"

Kedua mata Jinyoung terasa memanas melihat kondisi Hara yang berlumuran darah tetapi masih menanyakan keadaannya.

Tanpa menunggu, Jaebum menggendong Hara menuju rumah sakit terdekat untuk di berikan pertolongan.

☼ ☼ ☼

Dokter masih memeriksa keadaan Hara, sementara Ahreum sudah diikat di dalam sebuah kamar di dalam villa oleh Hyemi, Ahra, dan Neulmi. Semua member Cheonsa yang ada menjaga ahreum agar tidak melarikan diri.

Jaebum tak henti-hentinya berjalan mundar-mandir di depan pintu ruangan tempat Hara di rawat dan Jinyoung hanya terduduk tepat di depan pintu dengan tatapan kosong. Perasaannya campur aduk dan ia sendiri merasa kebingungan. Perasaan benci yang bertahun-tahun mendarah daging di dirinya, musnah seketika ketika melihat Hara yang melakukan apapun untuk melindunginya.

Air mata Jinyoung kembali keluar menuruni wajahnya. "Aku menyesal."

"Ya, memang seharusnya begitu." Sahut Jaebum yang masih mundar-mandir.

"Jika sesuatu terjadi padanya, aku takkan memaafkan diriku sendiri."

"Aku juga takkan memaafkanmu." Jaebum kembali menyahuti Jinyoung.

"Jaebum-ah! Tenanglah!" Salah seorang manajer meneriaki Jaebum.

"Maaf, aku panik Hyeong."

Pintu ruang rawat Hara terbuka, membuat Jaebum dan Jinyoung segera menghadap dokter yang keluar dari ruanga itu.

"Keluarga nona Park?"

"Saya... saya...kak...kakaknya. Bagaimana kondisi adik saya?" Ujar Jinyoung.

"Lukanya tidak terlalu dalam, tidak perlu khawatir. Nona Park akan sembuh dalam beberapa hari."

"Terima kasih, Dokter!" Jinyoung segera berlari ke dalam ruang rawat untuk melihat Hara, disusul Jaebum.

☼ ☼ ☼

MonsterWhere stories live. Discover now