BAB II ▶CH. 10 A : First Snow P.1

1.5K 173 58
                                    

Aku tidak bisa menolong diriku sendiri yang mencintaimu, walaupun aku tahu bagaimana rasa itu akan membuatku terluka pada akhirnya...

.

Part 1

.

Malam itu, Yoora terbangun dari tidurnya. Bukan karena ke-10 vampir tampan di rumah itu membuat kegaduhan karena hendak berangkat ke sekolah malam, tapi karena ia benar-benar merasa tak nyaman untuk melanjutkan tidurnya. Gadis itu tak enak hati.

Akhirnya, ia memutuskan untuk melangkahkan kaki ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Sekedar untuk membasahi wajah dengan air dingin agar tetap terjaga tidak ada salahnya bukan?

"Eh? Airnya mati?"

Yoora memutar-mutar keran yang ada di kamar mandinya, tak ada satupun yang berfungsi. Tak ada setetespun air keluar dari setiap keran yang ia putar. Ia mendengus, sepertinya ia harus berjalan ke kamar mandi yang terletak di dekat dapur rumah mewah ini. Untung saja, Sehun pernah memberitahunya tentang kamar mandi di luar kamar masing-masing yang sangat jarang dipakai tapi tetap terawat dan tak pernah terabaikan.

Sepi. Sepanjang jalan yang ia lalui untuk sampai di kamar mandi di dekat dapur itu benar-benar sepi dan hening. Apa vampir-vampir dalam rumah ini benar-benar beristirahat dengan tenang dalam tidur mereka? Yang Yoora tahu, dalam film-film yang mengusung cerita makhluk penghisap darah itu, vampir tidak pernah tidur. Entahlah yang mana yang benar. Mungkin vampir keluarga Lee termasuk jenis vampir yang berbeda, pikirnya seperti orang bodoh.

 Mungkin vampir keluarga Lee termasuk jenis vampir yang berbeda, pikirnya seperti orang bodoh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah! Ini lebih luas dari yang kubayangkan! Luar biasa!"

Gadis itu berlari-lari kecil di atas lantai kamar mandi yang kering, seperti anak kecil. Ia sibuk mengamati dengan serius seisi kamar mandi yang telah didesain sedemikian rupa mewahnya dan dilapisi emas.

Yoora membuka keran air dingin di wastafel, dan air dingin pun mengalir tanpa kendala. Berarti pipa air di kamar mandinyalah yang bermasalah. Ia kemudian membasuh wajahnya berkali-kali, seakan air tersebut mengandung daya tarik tersendiri yang membuatnya ingin terus terbasahi.

BLURP!

Yoora memalingkan wajahnya, melihat ke segala arah. Jantungnya berdegup kencang. Jika berada dalam situasi sendirian di kamar mandi besar saat tengah malam seperti ini, siapa yang takkan merasa takut dan was-was?

BLURP!

"Siapa itu?" tanya Yoora, berharap suara tersebut memang dibuat oleh seseorang yang ada di rumah ini.

Pandangannya tertuju pada tirai yang sepertinya menutupi letak sebuah bathtub. Masih dengan perasaan takut yang menyelimuti batin, Yoora memberanikan dirinya untuk melangkah mendekat ke arah bathtub yang terletak di sisi kiri kamar mandi.

SADISTIC NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang