FL ~ 18 ✅

309 32 0
                                    


FL ~ 18
.
.
.
.
.
Seorang pria muda berjalan angkuh memasuki sebuah rumah besar. Tatapannya tajam dan mengintimidasi setiap orang yang berpapasan dengannya. Namun raut wajahnya terlihat datar tanpa dihiasi senyum.

Pria muda yang berambut dan berkulit tan itu langsung menaiki tangga tanpa satupun suara yang keluar dari bibirnya. Walau saat salah seorang penjaga pintu menyapanya di depan pintu masuk rumah, ia mengacuhkannya.

Saat tiba di depan sebuah pintu besar, ia berhenti. Tatapan tajam serta wajah expressionless-nya tidak berubah. Dan seakan ada yang mengetahui keberadaannya, pintu besar itu terbuka dari dalam.

"Selamat datang, Tuan Muda Kiev." sapa seorang pria yang diperkirakan berusia 40-an.

Pria muda itu hanya meliriknya lalu melangkahkan kaki masuk ke dalam ruangan besar yang terlihat seperti ruang kerja.

Tanpa mengindahkan orang-orang yang ada di ruangan itu, ia duduk divsalah satu sofa kulit tanpa merubah ekspresi wajahnya.

"Aku sudah disini. Apa tugasku, Ayah?" Nada mengejek terdengar jelas saat kata terakhir terucap.

Seorang pria separuh baya yang duduk dibalik meja kerja hanya menantapnya. Lalu ia menyuruh orang-orang yang masih di ruangan tersebut untuk pergi. Setelah semuanya pergi, pria paruh baya itu berdiri dan duduk di seberang pria muda tadi.

"Kau masih membenciku, boy?" Pria muda itu mendengus.

"Kau yang 'memaksaku' untuk datang. Dan hanya itu pertanyaanmu?" tanya pria muda itu.

"Oh...atau kau hanya ingin mendengar jawabannya langsung dari mulutku?"

Saat pria paruh baya itu akan membuka mulutnya, pria muda itu langsung membalasnya.

"Kau tahu, Tuan Dmitri Kiev yang terhormat! Mengancam untuk mencelakai seseorang HANYA untuk mendapatkan perhatian dan jawaban pertanyaanmu tadi, TIDAK AKAN MERUBAH APAPUN YANG SUDAH TERJADI! Kau mengabaikan KAMI selama bertahun-tahun! Dan sekarang kau membutuhkan berbagai ancaman untuk 'memintaku' menggantikan posisimu disini. Ditempat yang TIDAK INGIN AKU DATANGI. Dan juga posisi YANG TIDAK AKU INGINKAN!" kata pria muda itu dengan nada datar namun penuh tekanan. Wajahnya terlihat memerah menahan kemarahan dan kedua tangannya mencengkeram lengan kursi.

"Eduardo..."

"Aku sudah disini. Memenuhi 'undanganmu'. Jadi cepat katakan sekarang apa tugasku, Tuan Demitri Kiev." potongnya cepat. Nadanya terdengar sangat tidak bersahabat.

Dmitri Kiev menghembuskan nafas berat. Ia tahu bahwa pria muda dihadapannya tidak akan mudah untuk ditaklukkan. Berbagai cara sudah ia lakukan untuk mendapatkan perhatian dan maaf darinya namun semua seakan sia-sia. Hingga ia menggunakan ancaman untuk 'mengundangnya' datang dan menggantikan posisinya. Pilihan terakhir yang salah.

"Kau baru saja datang. Sebaiknya beristirahat dulu." katanya dengan nada lembut.

Hotma tersenyum miring. "Aku rasa aku sudah CUKUP BERISTIRAHAT di pesawat tadi. Terima kasih atas perhatianmu." balasnya dengan penuh sarkastis.

"Ayah hanya--"

"Bisakah aku memulai tugasku sekarang?" potong Hotma. "Bukankah akan ada rapat untuk memperkenalkan aku pada member lainnya?"

Demitri kembali menghela nafas. Tidak ada gunanya memulai sesuatu yang terlambat. Tapi setidaknya ia mencoba dan akan terus mencoba untuk mendapatkan maaf dan perhatian dari putra semata wayangnya. Ia tahu bahwa Hotma belum mengetahui kebenarannya. Namun ia sudah pesimis jika Hotma akan merubah sikap padanya walau kebenaran terungkap.

FATEFUL LOVE [BxB] #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang