"London Bridge"

30 2 0
                                    

Awal awal part kenapa sulit bgt ya bikin cerita nya pgnnya cpt2 langsung ke pokok masalah .. heu curhat ..

Sharon tidak menyangka pada akhirnya Chris mengajaknya berdansa. Entah karena alasannya apa pria itu mengatakan tidak ingin, sewaktu pesta dansa akan dimulai. Dan Sharon juga tadi tidak berniat untuk memaksanya, walau jauh di lubuk hatinya, sebenarnya ia ingin. Tapi apa yang bisa ia lakukan jika patnernya menolak untuk melakukan itu? Satu hal yang membuatnya aneh, mendadak pria itu berubah pikiran ditengah acara dansa sedang berlangsung. Dan disinilah mereka berdansa.

Hasrat Sharon untuk berdansa mendadak surut.

Kecanggungan yang luar biasa entah karena apa membuatnya berharap acara ini segera berakhir.

"Kau ingin berhenti ?" Tanya Chris saat ia merasa Sharon seperti tidak nyaman berada di pelukannya.

Sharon yang sejak tadi hanya menunduk menatap dada bidang Chris, menegakan pandangannya menatap manik mata biru yang tengah menatapnya sejak tadi.

Sharon bahkan lupa untuk bernafas. Ya Tuhan, mengapa ia merasakan gugup berada didekat pria itu.

Wajar saja bukan ia merasa gugup? Pria itu menarik tubuhnya begitu rapat padanya tanpa menyisakan jarak sama sekali. Wanita mana pasti akan merasa gugup, atau malah merasa senang ?

Kenapa juga kakinya tidak mau berkompromi, yang makin kesini malah terasa sedikit lemas. Kenapa harus lemas disaat saat genting seperti ini ya ampun. Sharon tau, ini karena Chris menopang tubuhnya sehingga ia masih bisa menggerakan kaki, mengikuti irama musik yang mengalun. Ia tidak yakin bagaimana nanti jika ia tidak mencari cara untuk menyudahinya.

"Ya aku sedikit haus saat ini."

"Yasudah ayo kita cari minum."

Chris menggenggam tangan dan menuntun Sharon untuk mengikutinya mencari minuman untuk wanita itu. "Minumlah setelah ini kita pulang."

Sharon mengangguk, setidaknya ia merasa sikap Chris sudah kembali menghangat. Sepertinya ia begitu haus, atau karena suasana nya sedang panas? Sehingga ia bisa menghabiskan satu gelas air.

***

Sesuai janjinya Chris memang akan mengantarkan Sharon pulang. Tetapi karena mereka belum makan malam selama tadi di pesta, maka Chris berinisiatif untuk mengajak Sharon makan malam lebih dulu di salah satu restaurant di Manhattan.

Tempat yang dipilih Chris bernama ARNO, yang merupakan tempat favorite ayahnya, batin Sharon tersenyum dalam hati menilik selera mereka ternyata sama. Mereka pun menyatap makan malam. Seusai makan, Chris mengajak Sharon meninggalkan restauran itu.

"Kau mau berkeliling ?" Tanya Chris saat petugas Vallet memberikan kunci mobilnya.

"Kau mau kemana ?"

"Entahlah. Kau tau tempat yang bagus jika dilihat malam hari ? Jangan terlalu ramai karena kau tau aku tidak begitu menyukainya."

"Kalau begitu ayo, aku punya tempat yang bagus," Sharon bersemangat sehinga tidak sadar menarik lengan Chris. Yang ditarik hanya menatap tangan yang tengah menggenggam tangannya dalam diam.
Seutas senyum mengembang di bibirnya.

Sharon menunjukan arah jalan menuju tempat yang dimaksut. Karena tempatnya tidak begitu jauh, mereka tidak membutuhkan waktu lama untuk tiba disana.

"Brooklyn Bridge?" Chris menyebutkan tempat yang dimaksudkan Sharon.

Wanita itu mengangguk, "Kau mau turun?"

SACRIFICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang