part(3)

1K 34 9
                                    

Pagi ini sengaja Vale berangkat lebih awal dari biasanya,ntahlah hari ini Vale ingin sendirian untuk menjernihkan pikirannya akibat kemarin sore.

"Eh neng Vale,tumben berangkatnya pagi banget" Tanya pak Lili. Pak Lili adalah satpam di SMA Skanza Bhakti yang notabenenya sudah sejak lama ia menjabat sebagai seorang satpam. Pak Lili mengenal Vale karena ia sering melihat Vale yang suka menjadi bahan olok-olokan. Tetapi pak Lili juga tahu bahwa Vale itu adalah orang yang baik. Contohnya Vale sering menolong orang yang sedang membutuhkannya walaupun orang tersebut termasuk orang yang suka membuly dirinya.

"Eh iya pak,lagi pengen berangkat pagi aja" Jawab Vale seadanya.

"Oh yasudah"

"Yaudah ya pak Vale duluan ya" kaki Vale mulai melangkah menelusuri lorong sekolah. Kali ini lorong sangat sepi hanya ada seorang dua orang saja yang berlalu lalang. Saat sudah didepan kelasnya Vale langsung masuk ke dalam dan duduk ditempat duduknya. Semenjak kejadian kemarin Vale jadi lebih banyak bengong dan berdiam diri. Vale jadi bingung sendiri bagaimana mengatasi semua ini. Kali ini Vale hanya bisa bergulat dengan pikirannya,sampai Vale tidak sadar ada seseorang dihadapannya.

"Vale lo kenapa?" Tanya sahabat Vale, alias Tasya. Orang yang dipanggil hanya diam tidak mengubris pertanyaan sahabatnya itu.

"Ih Vale lo budek ya" Tasya yang sudah geram akhirnya menguncang-guncang bahu Vale. "Iya apa Tasy" tanya Vale dengan wajah tanpa dosanya.

Tasya yang sudah duduk disamping Vale hanya bisa mencebikan bibirnya karena sebal dengan kelakuan sahabatnya yang satu ini. Tasya tahu kalau Vale ini sedang ada masalah tapi Tasya ingin mendengar semuanya dari mulut Vale sendiri.

"Val kalo ada masalah cerita sama gue"

"Gak papa" jawab Vale sambil mencoba tersenyum untuk meyakinkan sahabatnya itu walaupun Vale tahu Tasya sangat penasaran. Vale yakin Tasya mengerti dengan keadaannya.

"Yaudah kalo lo siap cerita jangan sungkan cerita sama gue,gue kan sahabat lo"

****

Pagi ini Calvin dkk sedang berada di roftoop sekolah seperti biasanya. Sebenarnya Calvin dkk di roftoop untuk menenangkan pikirannya karena tadi sudah mengikuti ulangan matematika yang gurunya terkenal karena killernya. Kebetulan sekali mereka berempat sekelas.

"Gila tadi susah banget ulangannya" Ages yang mulai pembiacaraan

"Iya anjir mana tadi gue gak bisa nyontek,tu guru mondar-mandir ke meja gue mulu dah" Timpal Lukas disela-sela kegiatan merokoknya. Jangan heran mereka memang merokok.

Calvin hanya diam mendengar celotehan kedua sahabatnya tersebut. Apalagi Vito si dingin sudah menghela nafas kasarnya,sudah bosan melihat kedua anak tersebut jika sudah berceloteh. Calvin dan Vito menanggapi ulangan tersebut dengan biasa saja karena menurut mereka ulangan tadi tidak terlalu sulit. Iyalah gampang orang mereka pintar kok! berbeda dengan kedua curut yang tidak lain dan tidak bukan adalah Lukas dan Ages.

"Apa salah dan dosa ku Bu Yus cinta suci ku kau buang-buang,lihat rumus yang kan ku berikan,jaran goyang-jaran goyang" Timpal Ages dengan nyanyian jaran goyangnya dan tak lupa dengan kedua jempol yang sudah diangkat dan digerak-gerakkan ala orang menari setelah mendengar lagu dangdut." Lanjutin Ges" Sahut Lukas dengan tangan yang sudah memukul-mukul meja sebagai alat penggiringnya.

Calvin yang tadinya diam sekarang sudah sama gilanya dengan Ages dan Lukas. Calvin terus menari dengan hebohnya,pantatnya sudah bergerak ke depan-belakang menari ala bunda Inul Daratista yang biasa disebut tarian ngebor. Si dingin Vito hanya tertawa dan keheranan karena bisa memiliki sahabat segila ini.

"Tarik mang" Calvin mulai mengeluarkan selembar uang dua puluh ribuan dan diangkat ke atas seperti orang yang sedang nyawer. Walaupun hanya berempat tapi tak kalah seru. Ditengah-tengah asiknya bernyanyi dan bergoyang Calvin dkk mendengar ada sesuatu yang jatuh dibawah sana. Seingat Calvin dibawah roftoop ada gudang dan disitu banyak sekali kursi-kursi dan meja yang sudah tidak terpakai. Karena penasaran akhirnya Calvin dkk memutuskan untuk ke sumber suara tadi.

fake nerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang