WITH ME

3.3K 382 49
                                    

Jaejoong terkesima saat pertama kali bertemu dengan orang itu. Laki-laki yang membuatnya sungguh merasa iri untuk yang pertama kali dalam hidupnya.

Ia memiliki senyum yang begitu menawan. Bukan indah, tapi lebih terkesan tegas dan penuh kemisteriusan. Laki-laki itu bernama Jung Yunho. Orang pertama yang telah menjadi sahabatnya. Teman baik sejak masih di sekolah menengah atas.

Bukan persahabantan yang manis dan lembut. Jaejoong sangat tau bagaimana macam persahabatannya dengan seorang Jung Yunho. Kalau ia bisa memberikan perumpamaan, hubungannya dengan Yunho bahkan lebih buruk dari pada Kucing dan Anjing, Tom dan Jerry atau mungkin lebih seperti air dan minyak yang tidak akan pernah akur sedetikpun. Tapi itulah yang menjadikannya indah.

Satu hal yang tidak bisa dimengerti Jaejoong sampai saat ini. Kenapa Yunho selalu mengikuti jejaknya. Sampai lulus sekolah dan mengambil jurusan di sebuah universitas. Bahkan tempat kerja sambilan yang Jaejoong ambil, Jung Yunho akan berada di sana pula.

CTAK!!

“Aww!! Sakit.” Pekik pemuda perparas menawan dengan seragam merah hati Cafe Cojjee itu nyaring. Jaejoong menoleh, begitu menangkap siapa pelaku yang sudah menyentil keningnya, ia langsung mendengus dan melontarkan wajah cemberutnya. Siapa lagi orang yang sudah tega mengganggunya pagi-pagi buta bahkan sebelum cafe di buka. Hanya Jung Yunho yang akan melakukan hal itu. Laki-laki yang suka sekali merusuh di pagi cerah Jaejoong, membuatnya menjadi keruh dan penuh dengan rutukan-rutukan kekesalan Jaejoong.

“Yaa, tidak bisakkah kau membiarkanku menikmati pagi indahku? Dasar beruang nakal dan menyebalkan.” Sungut Jaejoong sambil berkacak pinggang seolah menantang namja di hadapannya.

“Kau salah paham. Mana mungkin aku mengganggu hari pagimu. Justru aku berusaha memberikan sesuatu yang ceria agar harimu tidak dipenuhi dengan sesuatu yang monoton. Ah, hari Kim Jaejoong memang selalu berwarna jika ada Jung Yunho.” Ia melontarkan senyum lebar ke arah Jaejoong sambil mengerlingkan mata. Membuat namja cantik itu mengernyit.

“Minggir. Aku mau membersihkan meja. Ya Tuhan... apa salahku? Kenapa aku harus bertemu denganmu setiap pagi bahkan setelah 4 tahun berlalu. Aigoo” Yunho terkikik begitu mendengar Jaejoong lagi-lagi mengeluh tentang pertemuan mereka.

.
.
.

Mereka berdua masih tetap sebagai sepasang sahabat.

Meskipun...

“Hey mata besar. Cepat antarkan pesanan ini ke meja nomor 6.” Jaejoong mencebil tidak terima saat Yunho mengatainya lagi. Apa sih maunya orang itu? Tidak ada hari tanpa meledeknya. Membuat wajah menawan Jaejoong harus tertekuk dengan urat-urat di pelipisnya yang selalu berkedut menahan kesal.

“Yaa. Berhenti menghinaku. Dasar beruang coklat menyebalkan. Dan lagi, mataku tidak besar tau!!” Yunho justru terbahak saat mendengar balasan Jaejoong. Laki-laki itu menghampiri Jaejoong, meletakkan nampan ke tangan pemuda manis itu lalu menggelengkan kepalanya.

“Berapa kali harus ku bilang. Matamu itu besar, bulat dan.... jelek!!”

CTAK

"AWW!! Yak!!”

Jaejoong hanya bisa mengerucutkan bibirnya. Ia tidak bisa membalas Yunho dengan keadaan kedua tangannya yang memegangi nampan berisi pesanan pelangan cafe. “Kajja, tamunya sudah menunggu.” Sambil memutar tubuh Jaejoong, Yunho mendorong pelan punggung namja cantik itu keluar dari pintu dapur.

“Jangan lupa tersenyum Jaejoongie.”

Buru-buru Jaejoong memasang senyum seperti apa yang Yunho katakan saat pandangannya menyapu pelanggan-pelangan cafe yang terlihat ramai.

WITH ME (Oneshot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang