Day19

215 21 1
                                    

Cinta adalah seberapa pandai kau menghapus airmata ketika kamu merasa tidak dihargai olehnya

Setalah hari kemarin Redi memberi tahu Nadya untuk berada di cafe ice cream, Redi merencanakan untuk berlatih pentas seni nanti.

Nadya segera pergi ketempat dimana Redi sudah menunggunya.

Setelah beberapa lama Redi menunggu keberadaan Nadya akhirnya Nadya sampai juga ke tempat Redi menunggu.

"Nad."

"...." Nadya tidak membalas panggilan Redi.

"Nad Nadyaaaa." Redi mencubit hidung hingga Nadya berteriak.

Ketika Nadya berteriak, Redi langsung membekam mulutnya dengan tanggan miliknya.

"lepasin lepasin pengap gue." Nadya menggigit satu tangan milik Redi.

"sakit anjir."

"makanya gausah ada acara bengkam gue segala."

"ya abisnya gue manggil, lo ga respon."

"lo tau sendiri kan gue orangnya gimana kalo udah berhadapan dengan yang namanya coklat."

"dasar gendutttt."

"apa lo panggil gue gendut!" Nadya menginjak kaki Redi.

Tidak segan Redi menarik tangan Nadya keluar dari tempat itu.

"ehh mau kemana, itu ice cream gue."

"ice cream gueeeeee." Nadya berteriak dan bertingkah seperti anak kecil yang merengek ingin dibelikan balon.

Hingga akhirnya Redi berhasil membawa Nadya keluar dari tempat itu.

Nadya memukul badan Redi, "ice cream gueeee belom abis."

"cuman ice cream gituan aja."

"udah lah cepet pergi."

Nadya hanya berdiam membeku karena ice cream miliknya masih berada di dalam tempat itu.

Redi melihat Nadya seperti menginginkannya.

Redi masuk kedalam lalu mengambil ice cream miliknya.

"nih milik lo."

Ketika Nadya melihatnya, Nadya menyerbu ice cream miliknya bahkan keduanya termasuk ice cream milik Redi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika Nadya melihatnya, Nadya menyerbu ice cream miliknya bahkan keduanya termasuk ice cream milik Redi.

Redi menarik kembali tangan Nadya ke tempat tepi danau tempat dimana mereka selalu berada disana.

"udahan kek makannya." Redi terus menatap Nadya duduk dengan satu tangan berada di posisi dagu.

"bentar tanggung."

Redi menatap lebih dalam muka Nadya hingga mukanya mendekat kearah muka Nadya.

Nadya merasa aneh karena tingkah Redi, yang semakin dekat wajahnya dengan wajah miliknya.

Hingga di sekitar lima cm wajah Redi berada di wajah Nadya.

Nadya diam membaku, dia tidak tau harus melakukan apa.

Semakin dalam tatapan Redi, jantung Nadya berdegup kencang

Tangan Redi menyentuh rambut Nadya.

"ituu ada apaaa." bisik Redi dengan suara menyeramkan.

Sontak Nadya kaget dan dahi Nadya berbenturan dengan dahi milik Redi.

Hingga mereka berdekatan dengan waktu yang sangat lama.

Jantung Nadya berdetak semakin kencang.

Setelah beberapa lama mereka berdekatan akibat benturan tadi Nadya menjauh dari Redi.

Wajah Nadya sedikit pucat dan tangannya berada di dada miliknya.

"Nad kenapa muka lo pucat?"

"engga ngga gue gapapa."

"terus itu tangan lo kenapa ditaruh disitu."

Nadya melihat ke arah tangannya yang berada di dadanya, dia tidak sadar bahwa tanganya memegang dadanya.

Ketika Nadya tau bahwa tangan miliknya berada di dadanya, Nadya cepat cepat menurunkan tangannya yang berada di dadanya.

"engga gue gapapa."

Telinga Redi mendekatkan ke arah dada milik Nadya.

Redi mendengar detak jantung Nadya yang semakin cepat.

"jantung lo Nad detakkannya cepet banget."

"apaansih ya iyalah jantung gue berdetak kalo engga gue mati."

"iya juga sih."

Redi tidak menyadari sama sekali apa yang timbul dari jantung Nadya.

"cepet latihan mana gitar lo."

"ohiya gak kerasa tinggal dua minggu lagi perjanjian itu."

"lo masih aja inget taruhan itu."

"ya iyalah gue inget dan thanks ya berkat lo gue jadi bisa matematika dan nanti gue bakal belajar bareng lo ketika ujian terakhir."

"iya gue ajarin."

"eumm....Nadya lo terbaik." Redi memeluk tubuh Nadya.

Lagi lagi Jantung Nadya berdetak cepat akibat Redi.

"lepasinnn."

"sorry gue terlalu seneng."

"jadi ini ga jadi jadi nih latihan."

"jadi bentar gue bawa gitar nya, lo tunggu disini."

Ketika Redi pergi meninggalkan Nadya sendiri di tepi danau.

Nadya terus memegang dada miliknya.

"jantung gue."

"berhenti kek, ni jantung detaknya cepet banget."

"kenapa Nad?"

Nadya sangat kaget ketika suara Redi muncul begitu saja.

"engga, cepet keburu sore."

Akhirnya mereka berlatih untuk pentas seni The Salisbury School nanti.

Lagu yang akan mereka nyanyikan adalah jar Of Heart_Maddi jane.

Nadya menyanyikan lagunya hingga selesai.

Tepuk tanggan yang keluar dari tanggan Redi.

"bagus suara lo."

"Nadya gituuu si suara emas." tawa Nadya.

"sombong lo." Redi pun ikut tertawa.

Hari ini adalah hari ter aneh nya Nadya tetapi Nadya tidak menyadari kenapa detakkan nya begitu sangat cepat.

Haiii maaf ya baru update lagi soalnya kemaren kemaren banyak tugas hhe

Semoga kalian baca terus dan gak pernah bosan

Pokonya ceritanya tambah seru apalagi akhir ceritanya

Penasaran gimana akhirnya? Makanya baca terus yaaa jangan lupa vote dan komennya

There's love in our friendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang