Attention

1.9K 126 36
                                    

James kembali menghela nafas untuk kesekian kalinya. Keputusan Nadine untuk memilih menyendiri di condominium miliknya nampaknya sudah bulat. Dengan berat hati, James mengijinkan Lauren untuk mengantarnya. Mungkin saling introspeksi diri dan berpikir adalah jalan yang terbaik.

"Love, harus seperti inikah?" James masih menatap Nadine dengan tatapan memohon. Nadine acuh dan tetap mengisi kopernya dengan beberapa pakaian miliknya.

"Aku butuh sendiri, love."

"Aku tidak menyukai panggilan itu.  Aku lebih suka kau memanggilku bumbum," James mencoba mencairkan suasana, namun Nadine tetap memasang tampang kaku.

"Kadang aku memanggilmu Love, kau tak pernah protes," sahut Nadine ketus.

"Love, boleh dipikir lagi, nggak? Jangan pergi. Nanti siapa yang buatkan aku sarapan? Atau baiklah, selama kamu pergi, aku tidak akan sarapan," ucap James mencoba membuat Nadine berubah pikiran.

"Lauren bisa membuatkannya untukmu. Jangan juga beralasan kamu tidur bagaimana. Karena bantal princess tidak aku bawa. Kau bisa tidur sepuasnya," ucapan Nadine membuat James mengurungkan niatnya untuk bertanya bagaimana ia akan tidur nantinya.

"Love......... "

"Aku pergi dulu. Jaga dirimu baik-baik. Semua keperluanmu untuk pemotretan besok sudah kusiapkan. Jangan lupa minum vitaminmu,  sudah kusiapkan di atas nakas. Oya, jangan lupa mengganti kaus kakimu saat akan bepergian besok. Kebiasaan burukmu selalu lupa mengganti kaus kaki," oceh Nadine membuat James tersenyum meringis.

"Kalaupun aku lupa, kau juga tidak akan tahu. Kau kan tidak disini," sahut James sarkas.

"Terserah padamu. Aku pergi,  Lauren sudah menungguku. Aku minta waktu untuk sendiri dan mungkin, kita akan lebih saling menghargai saat kita saling berjauhan. Sampai jumpa, love. I love you," Nadine mengecup pipi James namun James hanya berdiri mematung di tempatnya. Nadine pergi!!  Benar-benar pergi!!

"Love you too, pumpkin."

James menyeka sedikit bulir bening di sudut matanya. Baru satu jam yang lalu Nadine pergi, rasa rindu itu kembali melanda. James tak habis pikir, satu minggu ini Nadine berubah menjadi sangat sensitif. Apapun yang James lakukan, selalu salah di mata Nadine. Keributan dan kesalahpahaman kerap terjadi,  entah di rumah ataupun di lokasi syuting. James merasa istri tercintanya itu seolah berubah menjadi pribadi yang lain. Dan demi cintanya pada sang istri, James lebih memilih mengalah dan mengijinkan Nadine untuk menyendiri sementara waktu. Semoga Nadine akan kembali secepatnya dengan sikapnya yang dulu, harap James.

"Ngelamun lagi? Bini lu aman, bro. Nyokapnya nemenin dia disana," Celotehan Lauren membuyarkan lamunan James.

"Lu yakin dia baik-baik aja, kan? Tadi dia udah makan belom? Tadi gue udah bawain susu yang biasa dia minum di dalam tasnya?  Tadi dia bongkar gak tasnya?" ucap James membuat Lauren menggelengkan kepala.

"Kalian ini lucu!!  Bahkan Naddue pun mengucapkan hal yang sama kayak lu! Berantem tapi masih aja saling perhatian. Dasar suami istri ajaib!!" sahut Lauren memutar bola matanya. Terlalu herannya ia dengan sikap adiknya, sampai ia salah meneguk minuman yang ia minum. Harusnya ia mengambil juice alpukat namun justru malah mengambil orange juice. Alhasil, ia pun mengeryitkan wajah karena merasakan rasa asam menyerang lidahnya.

"Dasar teledor!" lirih James sedikit terkekeh.

"Dasar cengeng!" balas Lauren.

"What?"

"Iya, cengeng!!  Lu kira gue gak liat kalo lu tadi nangis? Gak usah sok kuat deh, lu! Baru ditinggal bini yang jaraknya cuma beberapa puluh kilometer aja, udah nangis bombay. Lebay ah lu!" ledek Lauren membuat James senewen.

AttentionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang