Proudly Present
...
..
.
Melodi klasik berpencar bebas menjalar ke seluruh rambat bunyi, membawa suasana yang terdengar kuno namun anggun. Biola, saxophone, dan organ berbaur menjadi satu membentuk rangkaian lagu yang indah. Rambut perak itu menari, mengikuti langkah kakinya yang acak. Terlihat terlalu bebas mengikuti irama, hingga terkesan aneh. Kim Taehyung, si rambut perak hanya mengedikkan bahunya acuh seolah ia tidak peduli.
Sedangkan sosok di ketinggian mengawasinya dengan senyuman remeh yang terlukis. Matanya yang berwarna hitam pekat berpendar tertarik. Helai rambut yang senada dengan iris matanya pun ikut teracak, namun berkesan seksi dan bergairah. ''Kita lihat sebagus apa dirimu, rambut perak.'' gumamnya di sela keramaian.
Derap langkah menggema di tengah ruangan yang megah itu. Tiba-tiba saja melodi itu seketika lenyap saat pria bersurai sehitam arang itu melewati kerumunan orang yang berdansa. Oh, sepertinya sang raja dansa telah datang. Sekarang, tinggal menantinya menjadi pusat perhatian seluruh pandangan para tamu.
Para tamu secara otomatis mundur seakan mempersilahkan sang raja dansa sekaligus pemilik rumah semegah istana itu. Sang raja dansa itu terus berjalan vertikal secara angkuh. Menuju sang pria rambut perak.
1 meter jarak yang terpisah antar keduanya. Hingga dapat Taehyung rasakan aroma tubuh pria itu yang seharum mentol bercampur dengan apel. Taehyung tidak tahu siapa gerangan pria itu. Yang ia tahu hanyalah, sebelumnya sahabat bantetnya yang bernama Jimin mengajaknya bersenang-senang -walaupun Jimin bersenang-senang bersama Yoongi pada akhirnya-.
"Malam, perak." Pria itu berujar dalam dan serak, membuat seketika bulu roma Taehyung meremang.
"Perkenalkan, aku Jeon Jungkook. Maka, siapa namamu?" lanjutnya.
Taehyung menggaruk surainya canggung, matanya memicing berusaha menghindari kontak mata. ''Ah-salam kenal Jeon Jungkook-ssi. A-aku Kim Taehyung."
Kurva tipis tertarik dari sudut bibir Jungkook. "Baiklah, Kim Taehyung-ssi. Berniat berdansa denganku hm?'' ujarnya tegas sembari menunduk dengan tangan yang mencoba menggapai jemari-jemari Taehyung.
Taehyung tertegun. Sungguh, Taehyung tak tahu mengapa seperti ada sengatan listrik yang menggetarkan saat jari-jari pria itu menyentuh jemarinya yang lembut. Mata masing-masing dari mereka bertemu, saling menemukan api bernama rasa tertarik yang mulai tumbuh.
Taehyung menjawab kaku, "Boleh saja." Lalu, yang terdengar adalah jentikkan dari jari telunjuk serta jempol Jungkook yang menggema di seluruh ruangan yang sunyi. Iringan musik tersusul, sehingga keduanya mulai menari.
Awalnya, Taehyung merasa kaku hingga akhirnya ia menemukan rasa nyaman dan tenang saat Jungkook merengkuh pinggangnya dengan posesif. Namun, entah mengapa Taehyung menyukainya. Jungkook menatap intens wajah Taehyung, mengamatinya dengan tatapan memuja. Berpikir, bagaimana bisa seorang bidadari tertangkap dalam pestanya.
Keduanya makin menari dengan indah dan sangat berirama, juga serasi. Jungkook menarik senyum tipis lalu membisikkan kalimat yang membuat Taehyung lagi-lagi tersipu seperti gadis. "Hei Tae, ternyata kau boleh juga ya. Berniat selalu melakukannya denganku setiap malam?"
Taehyung tidak menjawab, hanya melontarkan senyuman yang sedikit miring. Sungguh misterius serta nakal dalam kurun waktu bersamaan. Jungkook memutar badan Taehyung lalu mengangkat tubuhnya yang hampir seringan bulu angsa.
Tempo musik mulai memelan, menandakan musik akan segera berakhir. Keduanya berusaha semaksimal mereka untuk mendapat klimaks dansa. Hingga pada saat gesekan terakhir dari biola, mereka mengakhirinya dengan sempurna.
Jarak antara wajah mereka sekitar 5 inchi. Deru nafas yang terdengar menggantikan suara iringan musik. Sampai, Jungkook menempelkan bibirnya ke bibir Taehyung yang merah ranum. Hanya menempel, tanpa lumatan.
Taehyung rasa, perutnya berisi ribuan kupu-kupu yang siap mengepakkan sayapnya dengan bebas sekarang. Pipinya yang merah, semakin memerah. Jungkook yang melihat Taehyung salah tingkah mengembalikan posisi mereka yang normal, berdiri saling berhadapan.
"Bagaimana tawaranku? Kau belum menjawabnya, perak." ucap Jungkook.
Taehyung berpikir keras, lalu mengambil keputusan. Dengan cepat, ia meraih lengan Jungkook dan seperti menuliskan sesuatu di lengan Jungkook dengan jarinya. Ia membuat pola seperti angka yang bisa dengan mudah diingat. "Ingatlah apa yang kutulis barusan." ucap Taehyung.
Lalu ia perlahan berjalan mundur menuju kerumunan sembari berucap, "Jika kau serius, kau bisa menelponku Mr. Jeongguk-ssi. Ngomong-ngomong, aku suka ciuman tadi, Mr." Ia berucap diiringi oleh kedipan yang membuat badan Jungkook menegang seketika.
Hingga akhirnya bayangan Taehyung lenyap di kerumunan. Jungkook tertawa dengan rasa tertarik. "Jadi, si perak itu ingin bermain hard to get hm? Menarik."
END
First, aku mau ngucapin Happy Bday buat kak Clou3elf dan lailinchu saiyank.g 🎉🎉🎉🎈💕 Ini khusus buat kalian lhoo~~ /halah
Anw, aku gatau apa yang sebenarnya aku tulis... /tereak frustasi
Yha semoga aja kadonya gak mengecewakan xD
Sekian,
-babyj_im yang mau balik hiatus. Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Coffee Candy ◁KookV▷
FanfictionCinta itu terkadang pahit seperti kopi, dan manis seperti permen. Terkadang pun itu semua berbaur menjadi satu, seperti permen kopi. Dan itu semua tergantung bagaimana kau mengecap rasanya. Apakah itu manis atau pahit? Warning! Jungkook as Top & Tae...