Pervert

6.6K 532 22
                                    

Pelajaran sejarah.

Sekarang aku sedang belajar pelajaran sejarah di rumahku.

Mengingat besok test pelajaran sejarah, hari ini semalaman aku harus mengaryakan otakku.

Demi mendapat nilai A!

You know? Such as the paleolithic age, pottery culture, neolithic times, the bronze age, the kingdom of Gojoseon.

That's really bored.

Dari SD sampai SMA pelajaran itu selalu saja terulang tanpa hentinya.

Bukannya aku tidak menghormati, tapi aku hanya bosan saja.

Aku menaruh kepalaku ke lipatan tanganku di meja bentar dengan lesu.

Sejenak aku memejamkan mataku, ngantuk.

Demi apapun, kenapa besok test pelajaran sejarah sih?

Sungguh. Aku mengantuk sekali.

Sekitar 3 detik kemudian, aku kembali menyingkap kepalaku ke buku cetak.

Oh ayolah, kalau aku lama-lama di posisi tadi, bisa-bisa aku beneran tertidur.

Kalau aku tertidur, sudah pasti besok nilai tes-ku bakal dapat D.

Sejarah aku tes sejarah nilaiku sama sekali tidak pernah mendapat nilai A.

Selalu D, D dan D.

Terserah kalian mau bilang aku bongak, bodoh, dungu, tolol, idiot atau apapun lah itu.

Karena memang kenyataannya seperti itu.

Sesekali aku menutup mulutku ketika menguap.

Kalau di hitung-hitung mungkin ini sudah kedua puluh kalinya aku menguap.

Menguap, menguap, dan menguap.

Tidak ada kegiatan yang kulakukan lagi selain itu.

Aku menyender sebelah pipi kiri dengan tangan di atas meja, lalu kembali menguap.

"Neo jollini?" (Kau mengantuk)

Suara Jungkook terdengar, refleks aku menoleh ke arahnya.

Memandang Jungkook yang sedang sibuk dengan ponselnya.

Tatapannya sama sekali tidak berkutik dari ponsel.

Seolah indra penglihatannya itu sudah tertempel dengan ponselnya itu.

Astaga, apa ia benaran Jeon Jungkook murid yang paling terpintar di sekolah?

Bagaimana bisa ia setenang itu saat besok ada tes sejarah?

He's crazy.

"Kau tidak belajar?"

"Tidak."

Jawabnya singkat yang membuatku dongkol setengah mati.

Mulutku terbuka, terperanjat dengan ujarannya sendiri.

Aku tahu ia mempunyai otak Albert Einstein, tapi tidak begini juga!

Hah, aku iri dengan IQ nya.

Wahai engkau yang memiliki IQ tinggi terbekatilah kalian semua.

Karena kami yang memiliki IQ rendah selalu saja bersikap iri dengan kalian.

"Hah.. Johgetda." Gumamku bersamaan dengan helaan nafas. (Aku iri / Beruntungnya)

Bad Destiny [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang