Baju ku basah akibat siraman air anggota bernama Taylor itu, semua orang di sekelilingku tertawa, Bahkan Matt dan Nash pun ikut tertawa, Aku melihat Cameron tidak tertawa, Aku menatap wajah Cameron tapi dia malah membuang muka begitu saja .
"Mad?" ku dengar Taylor berbisik Ke telinga ku dengan nada yang menyebalkan, nafasnya Menderu di pipiku. Aku ingin berteriak dihadapan lelaki mengesalkan ini bila perlu sampai air liur ku muncrat ke wajahnya lalu berkata "MARAH? YA JELAS AKU MARAH APA YANG BARU SAJA KAU LAKUKAN ITU SAMA HAL NYA DENGAN ORANG YANG TIDAK PUNYA OTAK" lalu kemudian ku tonjok bibirnya, dan dia akan meminta maaf.
Baik lah...
Aku tidak bisa melakukan ini
Apa jadinya jika Aku menonjok bibir Taylor, apa kata Jeanie, mungkin besok paginya aky akan jadi headline "Manager abnormal memukul Artis abnormalnya" Sudah tau dua-duanya abnormal Malah jadi news. Ini akan menjadi judul headline terburuk sepanjang masa.-_-
Kuatur nafas ku untuk mengumpulkan tenaga, berusaha untuk tidak marah dan menahan diri.
"Berdoalah supaya promotor yang akan aku temui 15 menit lagi tidak membatalkan kontrak kalian" Segera ku ambil tas ku yg tadi kuletakan di sofa lalu melangkah keluar ruangan. Jujur langkahku seperti orang yang hilang harapan lemas dan gontai, aku disini berniat untuk membantu sepupuku, aku juga disini bukan untuk menjadi anak kambing yang bisa seenaknya dipermainkan, aku bisa saja menghancurkan Karir mereka hanya dengan membalikan telapak tangan.
Ayolah Anita mereka hanya anak-anak yang mungkin kurang piknik
Langkahku terhenti tepat di hadapan lift, nafasku menderu tidak beraturan, kutatap pintu lift yang masih tertutup dengan tatapan kosong, berdiri seperti orang bodoh tanpa memencet salah satu tombol nya.
"Ya Allah" desis ku pelan.
Akhirnya aku menutup mata, pipiku basah karena cairan panas yang keluar dari pipiku. Aku mendongkak dan mengedipkan mata secepat mungkin berusaha menghentikan airmata yang begitu mudah jatuh darimataku.Bodoh.
Aku membenturkan dahi kepintu lift, tidak kuasangka hidupku akan seperti ini, saat diruangan tidak ada seorangpun yang membelaku. Mereka seperti senang melihatku dipermalukan.Aku menghela nafas dan merogoh-rogoh tasku untuk mencari ponsel yang sedari tadi bergetar.
"Halo" sapaku setelah kepayahan mencari iPhone ku.
"Hallo Anita ini aku Mahogany"
Tersengar suara seorang gadis yang tidak pernah kudengar sebelumnya
"Ya, maaf Mahogany siapa?"
"Aku salah satu Magcon Performers and oh ya aku ingin meminta maaf karena tidak datang di show hari ini, cuaca buruk di New York tidak apa-apa kan?"
Seorang gadis? Diperkumpulan abnormal? Benarkah?
Jeanie bilang dia hanya punya artis 9 tapi tadi kuperhatikan ada 10 pria tidak termasuk panda gila yang kerjaanya hanya melompat, bergoyang tidak jelas. Dan sekarang ada lagi? Dan seorang gadis? Sumpah?!"Lain kali izin dulu, tour selanjutnya akan ku kabari " kataku langsung menutup telfon.
Maaf Mahogany tapi kau harus disiplin.
Aku menendang pintu lift dengan kesal
Awh.
Pada akhirnya aku yang malah menjerit karena tendangan keras tadi yang berhasil membuat kakiku nyeri."Kau baik-baik saja?"
Aku berjingkut, seketika jantungku hendak lompat dari tempatnya. seorang laki-laki jangkung bertubuh kekar dengan wajah manis berdiri dihadapanku. Bibirnya merah merona seperti dipakaikan lisptik dan bentuk hidungnya membuaku senang menatapnya lama-lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magcon Love Story 2
RomanceMenceritakan Kisah seorang Manager pengganti (Anita Ancanisa Abagail 18) type yang realistis Malah mendapat job untuk memenejeri 12 anggota konyol sekaligus dari famouse VINERS bernama MAGCON. Apakah dia sanggup?