MEMBIASAKAN DIRI DENGAN MEMBACA

Gerakan Literasi Kampus

MEMBIASAKAN DIRI DENGAN MEMBACA

Nama :
1. Ali Munthohar : 2101417037
2. Dwi Nur Kholis Alamsyah : 2101417040
3. Andy Ari Qurniawan : 2101417055
4. Fiorentiene Firsty A.H. : 2101417044
5. Muhammad Slamet Rifai : 2101417064
Rombel : 2
Prodi : PBSI

Pada saat ini, remaja atau anak-anak merujuk kepada golongan manusia yang berumur antara 12 - 23 tahun. Dari sudut perkembangan itulah, maka muncul suatu periode perkembangan manusia yang disebut Periode Transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pada masa kanak-kanak, biasanya anak-anak tersebut senang terhadap suatu buku bacaan. Akan tetapi pada sekarang ini, anak-anak justru tidak mengenal buku bacaan. Mereka lebih dikenalkan terhadap teknologi, khususnya televisi. Hal ini tentulah menjadi sebuah masalah yang cukup besar. Karena anak-anak cenderung melupakan buku bacaan. Padahal, dengan adanya minat terhadap membaca atau mempunyai kecenderungan terhadap perilaku membaca adalah suatu hal yang dapat membuat seseorang itu mempunyai daya imajinatif yang baik. Dengan membaca buku, seorang anak dapat menambah pengetahuan. Hal itu akan sangat membantu mereka dalam menghadapi era globalisasi yang penuh dengan tantangan dan persaingan kerja.
Bagi sebagian orang, membaca adalah sebuah hobi. Karena hal itu dirasa sangat diperlukan terlebih lagi untuk mengarungi era globalisasi. Namun bagi kebanyakan orang lainnya, membaca adalah hal yang sangt membosankan. Disamping hanya membuang waktu, membaca juga membuat mata cepat mengantuk.
Membaca adalah suatu cara mendapatkan informasi yang ditulis. Membaca dapat menjadi suatu kegiatan yang dilakukan secara diam dengan membaca dalam hati, maupun dibaca keras-keras. Hal ini dapat menguntungkan pendengar lain, yang juga bisa membangun konsentrasi kita sendiri.
Membaca perlu ditekankan kepada setiap individu sejak dini. Informasi yang paling mudah untuk kita peroleh adalah melalui bacaan, baik koran, majalah, tabloid, buku-buku, dan lain lain. Minimnya budaya membaca di kalangan remaja indonesia perlu di perhatikan. Problema tersebut, tidak bisa kita anggap remeh, karena besarnya rasa cinta membaca sama dengan kemajuan. Artinya, suatu tingkatan minat baca seseorang menentukan tingkat kualitas dirinya dalam hal wawasan dan pengetahuan. Untuk itu, membaca itu perlu untuk dibiasakan sejak dini.
Kebiasaan membaca perlu ditingkatkan, terutama kepada para remaja indonesia. Dalam proses belajar dan mengajar, mustahil akan berhasil tanpa adanya "membaca". Karena dengan membaca, kita dapat memperoleh banyak manfaat. Menurut Gray & Rogers (1995) seperti yang dikutip oleh Supriyono (1998:3), dengan membaca kita dapat :
1. Meningkatkan pengembangan diri. Dengan membaca seseorang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan. Sehingga daya nalarnya berkembang dan memiliki pandangan luas yang akan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
2. Memenuhi tuntutan intelektual. Dengan membaca buku, pengetahuan bertambah dan perbendaharaan kata-kata meningkat, melatih imajinasi dan daya pikir sehingga terpenuhi kepuasaan intelektualnya.
3. Memenuhi kepentingan hidup. Dengan membaca akan memperoleh pengetahuan praktis yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dengan membaca artikel tentang cara merawat wajah dengan sehat, maka akan diperoleh info perawatan wajah yang sehat.
4. Meningkatkan minat baca terhadap suatu bidang. Seseorang yang senang dengan buku novel misalnya dengan makin membaca buku-buku novel, minatnya akan meningkatkan untuk mempelajari karya sastra lainnya.
5. Mengetahui hal-hal aktual. Dengan membaca berita aktual seseorang akan dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungannya tanpa harus pergi ke tempat kejadian perkara, misalnya terjadi kecelakaan, kebakaran, dan tanah longsor.
Dengan adanya manfaat tersebut kami berharap dapat memotivasi mahasiswa untuk senantiasa cinta membaca dan menulis, sekaligus cinta buku.
Untuk menunjang agar mahasiswa suka membaca, kita juga harus memperhatikan sarana dan prasarana yang ada di kampus. Salah satunya adalah perpustakaan, perpustakaan adalah faktor penting lain dalam menunjang minat baca. Di Inggris sendiri, banyak perpustakaan yang berukuran besar dan terkelola dengan sangat rapi. Selain memiliki jumlah buku yang banyak untuk setiap judulnya, koleksinya pun beragam dan mencakup hampir seluruh topik. Selalu ada hari mendongeng yang gratis untuk anak-anak. Karena untuk bisa membentuk habit membaca perlu proses yang panjang. Yang kedua disediakannya tempat yang nyaman untuk membaca, yang ketiga dipasang poster-poster tentang pentingnya membaca. Di Indonesia sendiri masih belum banyak kegiatan-kegiatan yang mampu menunjang kemajuan dalam hal membaca. Untuk itu perlu diadakan yang namanya Gerakan Literasi, terutama di ranah kampus.
Sebagai orang yang terpelajar, mahasiswa harus banyak membaca, terutama membaca buku yang ada kaitannya dengan perkuliahan. Gerakan Literasi Kampus bisa dibentuk oleh mahasiswa-mahasiswa yang memiliki hobi membaca. Mahasiswa yang hobi membaca, pasti memiliki banyak buku. Buku-buku itu dikumpulkan, lalu membuat sebuah pondok baca. Di pondok baca tersebut, siapapun boleh ikut membaca. Mahasiswa-mahasiswa yang kurang suka membaca bisa diajak membaca di pondok baca tersebut. Suguhkanlah buku-buku yang menarik untuk dibaca semua orang, misalnya novel. Nanti, pondok baca tersebut akan ramai pengunjung. Saat itulah, Gerakan Literasi Kampus harus dapat mempromosikan diri dengan baik agar banyak yang tertarik untuk menjadi anggotanya. Jika diterima dengan baik, maka Gerakan Literasi dapat memiliki banyak anggota. Setelah memiliki banyak anggota, Gerakan Literasi dapat melakukan kegiatan-kegiatan lain seperti membuka pondok dongeng untuk anak-anak yang ada di sekitar lingkungan kampus, dan lain sebagainya. Jika mampu menjalankan setiap kegiatan dengan baik, bukan tidak mungkin Gerakan Literasi Kampus akan berkembang pesat di kampus dan sekitarnya. Dan akhirnya membaca pun akan menjadi sebuah kebiasaan.