Part 2

57 4 0
                                    

Lo dari mana Ra?" tanya Zivanna teman sebangku Maura.

"Dari perpustakaan." balas Maura memainkan Hpnya.

"Lo tau gak?"
"Gak tau" potong Maura membuat Zivanna biasanya dipanggil nana itu kesal.

"Iih, gue belum selesai ngomong Ra"

"Apaan sih Nana bawel?" memasukkan Hpnya kedalam saku.

"Tadi ada kak Athano lagi main basket, adik kelas pada jerit - jerit heboh banget njir, lo gak liat sih." kebiasaan kalau jam istirahat tiba Maura sama temannya liatin cogan main basket, tapi hari ini dia absen.

"Gak bisa dibiarin." jawab Maura terlihat sangat serius.

"Apanya?"

"Para dedek gemes, tapi gak kalah gemisin dari gue. Hehe"

"Gaje lo,"
"Dia tadi tanding sama adik kelas?"

"Terus?"

"Lo gak tanya siapa gitu?"

"Ngapain?"

"Cogan njir,"

"Ooh, paling kalah sama gantengnya kak Athano."

"Yang ini beda, gak kalah gantengnya kok sama kak Atha," ucap Zivanna.

"Menurut gue sih gantengan adik kelas itu, iya gak mel?" tanya Salsa tiba - tiba dibelakang meja mereka.

"Hah?" mereka menoleh secara bersamaan.

"Kalian nguping ya?" Maura mentrogasi Salsa dan Amel yang tiba - tiba nyahut dari belakang.

"Kalian kalau ngomong kecilin suaranya biar kita gak bisa denger, lo ngomong kenceng banget njir." cibir Amel santai dengan gurau-an.

"Sorry ya bukan gue, tapi Maura, diakan kayak toa masjid." Maura terkekeh kecil.

"Anjir, lo kalau ngomong suka bener." mereka tertawa bersama.

"Hahaha "

"Mantep Ra,"

"Njir"

"Eh, ngomong - ngomong ada yang tau gak namanya?" ucap Amel kepo.

"Mau lo apain?" tanya Salsa sinis.

"Mau gue jadiin suami?" balas Amel asal. "Ya mau gue stalkinglah siapa tau aja dapet akunnya gitu, kan gue bisa liatin terus." Amel terlihat sangat senang.
"Anjir ganteng banget,"

"Gak taulah, lo tanya aja?"

"Ya kali malulah, gue kan gak kayak elo."

"Emang gue kayak gimana?" tanya Salsa lagi.

"Lo orangnya nekat."

"Sebagai manusia, kita terkadang harus nekat kalau ingin mendapatkan sesuatu."

"Omongan lo bijak banget njir."

"Oke kembali ketopik" ucap Maura yang dari tadi diam.

Tiba - tiba.
"Na, ke toilet yuk?" ajak Maura kepada Zivanna.

"Kok tiba - tiba ke toilet sih?" ucap Salsa kesal.

"Ikutan yuk Sal," ajak Amel antusias.

"Gue kebelet njir, lo mau gue ngompol disini?" tanya Maura sambil memegangi roknya saking tidak tahan.

"Ayok ajalah" pinta Zivanna.

"Pipis berjamaah, siapa yang mau ikut?" tanya Amel kepada para temannya dikelas, secara masih ada cowok didalam kelas, kadang Amel terlihat polos.

"Gue mau" balas Aldo semangat, secara cowok pikirannya begituan.

"Anjir, gue juga mau kok do" sahut Roy.

"Ahahaha"

"Semua juga mau kok"

"Idih, gue tanya yang cewek ya bukan cowok."

"Lo tadi gak bilang kayak gitu yang,?" ucap Rio jail tak mau kalah.

"Yang? Pala lu peyang. Udah yuk pergi aja." mereka pun meninggalkan kelas.

"Sensitif amat sih," balas Rio, dia memang suka jail kepada temanya apalagi cewek.

To be continue...

The BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang