Jin duduk di pesawat pribadinya setelah rapat alot yang baru saja berakhir saat menemukan sepucuk surat tergeletak di meja hadapannya. Lelaki berambut cokelat itu mengambilnya dan membaca isi surat itu. Dan seulas senyum tersungging di bibirnya, kemudian berkata dengan lirih, "Menarik." —Jin
Rapmon yang baru saja keluar dari sel tahanan itu mengernyitkan dahi ketika seorang polisi memberinya sepucuk surat. Belum selesai lelaki itu terkejut—karena bisa lolos dari penjara dengan mudah, isi surat itu semakin membuatnya tercengang dan berharap di waktu yang bersamaan. —Rapmon
Suga yang masih mengenakan pakaian khas rumah sakit itu tertawa bahagia setelah berhasil melarikan diri dari rumah sakit jiwa di mana dia tinggal selama ini. Tapi, tawa pria itu kemudian menghilang saat melihat orang asing yang berdiri menunggunya sambil tersenyum santai. Orang asing itu mengulurkan sepucuk surat dan dengan raut penuh heran pria itu menerima. Suga tersenyum gembira setelah membaca deretan huruf di kertas berwarna cokelat kayu. —Suga
Jhope sedang bersembunyi dan menunggu waktu yang tepat untuk menyibak rok-rok pendek perempuan yang datang ke kedai ibunya ketika sebuah tangan lentik mengulurkan sebuah surat padanya yang masih bersembunyi di bawah meja pelanggan yang asyik bergosip. Jhope yang hampir serangan jantung karena berpikir kalau dia sudah ketahuan. Ia hanya mengerutkan kening ketika menerima surat itu. Senyum lebar Jhope tercetak begitu ia selesai membacanya. —Jhope
Sementara lelaki terakhir yang ditemui sosok misterius itu sudah berhasil membakar rumahnya sendiri dan mencoba kabur ketika sosok itu menariknya menjauh dari lokasi kejadian. Jungkook terkejut meihat sosok gadis jangkung yang menarik tangannya melalui jalan kecil dan masuk ke dalam mobil. Pemuda itu tambah tercengang saat gadis yang menolongnya itu tersenyum dan memberikan surat padanya. Jungkook membaca surat itu lalu dengan mata membelalak terkejut, Jungkook mengangguk serius pada gadis itu. —Jungkook
Jung Yerin—name tag yang tersemat pada seragam sekolah, gadis yang tersudut di belakang sekolah dengan kondisi berantakan. Gadis itu menatap benci pada sekumpulan gadis sok penguasa yang baru saja mem-bully-nya. Yerin kemudian tertawa terbahak tanpa ampun ketika kumpulan yang berisi lima orang itu terjatuh saling tumpang tindih karena sebuah kaki panjang yang menjegal mereka. Sosok itu kemudian mendekati Yerin sambil mengulurkan sebuah surat. Yerin mengucapkan terima kasih karena sudah menolongnya, lalu menerima surat itu. Wajah serius Yerin berubah terkejut setelah membaca isi surat itu. Kau pemimpinnya? tanya Yerin pada sosok misterius itu. —Yerin.
Eunha tidak menyahut ketika pria paruh baya yang disebutnya sebagai papa bertanya tentang kegiatan gadis itu hari ini. Eunha muak—oh, tidak! Dia sudah tidak merasakan apapun sejak bertahun-tahun yang lalu. Gadis itu terpaksa ikut turun dan masuk ke pesta bodoh yang diselenggarakan papanya masih dengan mulut tertutup dan wajah datar. Ketika dia melihat pemuda yang suka tebar pesona itu, Eunha mendekati meja panjang berisi makanan dengan sebuah boneka kelinci di tangannya sebagai usaha untuk menghindar. Tanpa sengaja, Eunha melihat sebuah pisau pemotong buah di sana dan barang itu membuat raut wajah Eunha berubah seketika—menjadi seperti predator yang siap menerkam mangsanya. Gadis itu mengambil pisau itu diam-diam, berniat membunuh pemuda yang malam ini membuatnya kesal. Sayangnya, gadis itu justru dihalangi oleh sosok asing yang mengulurkan sepucuk surat padanya dan membuat Eunha mengurungkan niatnya untuk ikut kabur dengan sosok misterius itu. —Eunha.
SinB sedang berguling malas menuju keranjang DVD player koleksinya ketika menemukan sebuah surat disela-sela tumpukan DVD itu. Gadis itu langsung menegakkan tubuhnya sembari membaca surat misterius yang baru saja dia temukan. Senyum seringai mengembang di bibir gadis itu setelah selesai membaca. SinB segera bergerak untuk mengemasi barangnya, bersiap untuk pindah dari neraka yang selama ini menjadi tempat bernaungnya. —SinB
Umji telah menyelesaikan makan malamnya dan kembali ke kamar ketika menemukan sepucuk surat di atas nakas. Gadis itu dengan bersemangat mengikuti pesan dari surat itu dan berencana kabur dari sangkar emasnya. Umji sempat memasukkan beberapa buah ke dalam saku dress-nya sebagai stok makanan sebelum keluar melalui jendela. Betapa terkejutnya gadis polos itu ketika melihat Suga sedang membunuh ketiga penjaga pribadinya. Dengan takut-takut Umji memberikan salah satu buah yang dibawa dan memberikannya ke Suga yang menatapnya dengan sorot yang tak bisa dimengerti. Seperti anjing galak yang diberi tulang, Suga mendekati Umji dengan senyum kekanak-kanakkan dan menerima apel hijau yang diulurkanUmji itu. Suga kemudian memberikan sebuah surat yang sama persis dengan yang ditemukan Umji di nakas tempat tidurnya, dan mengajak Umji untuk pergi bersama.
I know your heart, know you hurt, and know we should
Let's meet at 12 AM, under Bangmo Bridge.S
[]
Hay~ work pertama untuk akun ini. Semoga kalian suka ya~
Dann untuk yang suka buat ff dan nggak berani buat publish di akun kalian, boleh kok kalian kirim ff kalian ke sini. Atau mau request? Boleh aja. Silakan DM. 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER ACCEPT THE FAILURES
FanfictionJalan penuh kegelapan memang tidaklah mudah. Kau harus mencari satu sinar untuk membantumu melewati jalan gelap itu. Namun, tak selamanya yang terlihat itu adalah benar. Ini tentang sinar yang bersembunyi di balik kegelapan.