Reva datang berkunjung ke Briliant cabang Solo. Ia bermaksud menemui mas Lukman.
"Mas Reva? Gimana kabarnya mas, betah tinggal di rantau?"
Mbak Admin tampak surprise dengan kedatangan Reva. Karena si tentor tampan andalannya Briliant harus dipindahtugaskan ke kantor cabang yang baru."Anak - anak pada nanyain mas Reva tuh. Tau mas Reva sudah nggak mengajar disini pada kabur aja mereka."
Si Admin memberi laporan sambil menjabat tangan Reva.Reva hanya tertawa. Tentu saja mereka mencari dirinya. Kan sebagian besar gadis abege labil itu adalah fans nya Reva. Belajar matematika tanpa mendapat asupan vitamin A, bikin jenuh lah ya? Apalagi si kuatran ganknya Melati itu suka sekali mengajukan pertanyaan yang melenceng jauh dari pelajaran matematika. Mereka adalah murid - murid Reva sejak SMP.
#Iklan
(Melati cs adiknya siapa dan dari cerita apa hayo?)
Ngetes seberapa ngefanskah kalian dengan tulisan- tulisanku. Wekekekeke..... penulis Annoying."Mas Lukman sudah datang?"
Reva menunjuk ke arah kantor si bos."Udah deh kayaknya."
"Sip. Aku temui mas Lukman dulu ya."
Dengan langkah pasti, reva berjalan menuju ke ruangan mas bosnya.
Mas Lukman menyambut Reva dengan senyum lebar. Dan lengkungan bibir Lukman semakin lebar ketika Reva memberi laporan bahwa kantor cabang Briliant di kota tempat Reva bertugas itu kebanjiran peminat.
"Aku nggak salah memilih kamu."
Mas Lukman menepuk pundak Reva untuk memberikan apresiasi atas keberhasilan anak buahnya tersebut.
Reva mengeluarkan amplop cokelat dari tas kecilnya dan menyerahkan amplop tersebut kepada mas Lukman.
"Apa ini Reva?"
"Itu surat pengunduran diriku Mas. Yah ternyata aku tidak sanggup tinggal berjauhan dengan pacar. Sedangkan andai kami menikahpun, dia tidak bisa kuajak serta pindah ke kota tempat aku ditugaskan. Kami sudah punya rejeki kami di kota ini. Jadi maafkan aku mas."
Lukman menatap Reva. Kemudian ia nampak berpikir. Harus kehilangan daya tarik bimbelnya? Bisa rugi bandar lah. Kalau perlu Reva itu justru menjadi brand ambassador yang wajah tamvannya dipajang di baliho Briliant. Ide mas Lukman kali ini benar - benar Briliant kan?
"Baiklah, keputusanmu untuk mundur menjadi kacab aku terima. Tapi kamu masih mau kan menjadi team pengajar disini?"
Reva tersenyum lebar.
"Mau dijadikan satpam pun aku mau, asal jangan pisahkan aku dengan kekasih hatiku, Mas."
Jawaban jujur seorang Reva membuat Lukman terbahak."Deal. Mulai besok kamu balik mengajar disini. Jadwalnya bisa kamu tanyakan pada admin!"
"Oh ya, skalian bilang admin, agar mengirim pesan ke murid - murid lama kalau kamu sudah balik mengajar disini! Okay."
"Siap mas!"
Reva keluar dari kantor Lukman dengan wajah cerah - ceria. Turun jabatan tidakk masalah, yang penting ia sekarang kembali dekat dengan Asha.
കകകകകകകകകക
"Jadi kamu balik lagi mengajar di sini?"
Mata Asha membulat tak percaya. Saat ini mereka sedang makan malam di kaki lima langganan Reva."Kamu nggak nyesel kan calon misua mu nggak keren karena bukan lagi seorang kepala cabang?"
Asha menggeleng sambil tersenyum lebar.
"Keseringan melihat kamu berlumpur - lumpur ria tapi terlihat keren, nggak jauh beda sama Reva yang jadi kacab."
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh No...! (Telah Selesai Direvisi/tamat)🌷
Kurzgeschichten"Kamu siapanya Reva?" Pertanyaan pak Dosen pembimbingnya itu membuat Asha bingung. Seharusnya Asha tidak perlu bingung lah, karena selain mendapatkan Acc untuk skripsinya. Asha juga mendapat Acc untuk dijadikan calon menantu. Ini berkah atau musibah...