Part 1

80 9 3
                                    

Aku kira aku hanya mencintainya sebagai fans, ternyata salah. Tapi dia mencintai teman ku.



-----

Suara petikan gitar yang lembut disambut dengan suara desiran ombak menambah suasana romantis pada saat itu. Dua orang yang sedang duduk berhadapan memandang satu sama lain dengan penuh perasaan cinta.

Si pria menyanyikan lagu dengan suara yg lembut dan penuh kehangatan.

"Aku sangat mencintaimu." Setelah pria tersebut menyelesaikan nyanyiannya dia langsung mengatakan hal tersebut sampai si wanita menjadi tersipu dan menyemburkan warna merah dipipinya.

Si pria berlutut di hadapan si wanita dan mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam saku celananya. Dibuka kotak tersebut dan berkata.

"Mau kah kau menjadi istriku?"

Si wanita terharu dan meneteskan air mata bahagia. "Tentu saja aku mau." Ujar si wanita sambil mengangguk.

Si pria lalu berdiri dan memasang kan cincin kejari manis si wanita dengan senyuman yang sangat tampan. Si pria menggenggam tangan si wanita dan mendekatkan mukanya ke muka si wanita. Si wanita menutup kedua matanya, dan.....

Gubrak

"Aduhh pantatku." Dara langsung mengelus pantatnya yang sudah mendarat di lantai dan memandang nanar ke arah kasur nya.

"Ternyata cuma mimpi." Dengan perasaan sedih Dara berdiri dan mendekati poster yang terpasang di tembok kamar nya.

"Tapi siapa tau itu bisa jadi kenyataan." Tiba-tiba perasaan senang langsung menghampirinya.

Sambil bersenandung Dara melakukan aktivitas paginya seperti biasa dan tidak lupa memoleskan make up yang tipis di wajahnya agar terlihat lebih cerah.

Setelah rapih, Dara langsung bergegas menuju halte bus agar tidak terlambat lagi dan melewatkan sarapan seperti biasa. Dia tidak punya waktu untuk melakukan hal tersebut.


-----

Dengan perasaan yang sangat senang aku melangkah memasuki tempat kerja ku saat ini.

"Pagi semua. Pagi yang indah." Diriku berputar-putar di tengah lobby saking senangnya karena hari ini aku tidak terlambat seperti biasa. Mungkin gara-gara mimpi semalam, aku membayangkannya lagi sambil tersenyum.

"Eh awas!!!" Seperti ada yang berteriak.

Dug

Sejak kapan sih tembok ada di sini "Aduhh kepala." Ku usap-usap kepala ku dengan perasaan sebal.

"Kau tidak apa-apa kan?"

"Aku baik-baik saja. Sejak kapan tembok ada di sini. Ah, pak manajer." Saking terkejutnya aku membungkukkan badanku berkali-kali.

"Hai Dara. Sudah dari dulu tembok itu di situ. Lagi pula tadi aku sudah memberitahu kepada mu."

"Ah benar, saya tidak mendengar teriakan pak menejer tadi hehe." Pak manajer tersenyum geli ke arah ku.

Dia adalah manajer salah satu artis terkenal, yaitu artis idolaku dari dulu hingga saat ini. Dan juga dia adalah bos ku. Aku bekerja sebagai asisten artis, tapi aku merasa senang karena artis tersebut adalah idolaku. Jadi aku tidak merasa tertekan dengan pekerjaan ini, malah aku sangat menikmatinya sampai detik ini. Bayangkan saja selalu dekat dengan idola mu setiap saat siapa yang merasa tidak senang, walaupun hanya sebagai asistennya.

Balik lagi ke sang manajer, biar aku mendeskripsikan kepada kalian. Dia adalah lelaki tampan dan masih agak muda hehe. Bertubuh gagah, apalagi saat menggunakan jas seperti ini, tetapi tetap gagahan idolaku hehe. Dia juga mempunyai senyum yang menawan, rambutnya hitam legam yang sangat cocok dengan warna kulitnya. Sifatnya sangat baik, penyabar bahkan tetap sabar menghadapi tingkah laku artis asuhannya, dan mempunyai aura yang sangat cerah membuat setiap wanita yang melihatnya langsung jatuh cinta kepadanya, bahkan anak kecil sekali pun. Dan dia juga masih single. Kadang juga aku sering berpikir kenapa pak menejer tidak segera menikah saja padahal dia sudah mapan, tapi itu bukan urusan ku, pasti dia punya alasannya.

Melampaui BatasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang