Khayalan (05-02-2017)

67 7 0
                                    

Kerudung hampir saja terkoyak oleh angin yang bergesekan karena aku terlalu cepat berjalan. Berjalan setengah berlari untuk menghadiri kuliah pagi saat aku bertemu dengannya. Aku melihat tatapan itu lagi, yang entah mengapa menggetarkan hatiku. Tidak ada senyuman, tapi ini indah. Tatapan yang hanya berlangsung sekitar 5 detik, membuat pikiranku melayang di sepanjang hari.

Satu hal yang sulit di tebak adalah sebuah perasaan. Hanya mengandalkan tatapan mata, selalu menyisakan tanda tanya besar, sebenarnya aku tlah lelah membaca mata itu, dan akhirnya hanya nol besar dan sebuah kenangan semata.

Cinta kepada manusia, hanya menyisakan kekecewaan. Hatimu akan menjadi geram gelisah. Pikiranmu melayang entah kemana. Dirimu seperti dikendalikan nafsu yang sangat menyiksa. Mungkin hati merasa senang dan senyum tersungging tak disadari. Tapi aktivitasmu terbelenggu. Harimu tak produktif, karena pikiranmu yang selalu memikirkan hal yang sebenarnya racun yang segera akan membunuh.

Masuk perguruan tinggi, aku kira takkan ada tatapan itu lagi. Mungkin sekarang aku menyadari bagaimana pentingnya menjaga pandangan bagi seorang perempuan muslim. Karena mata sejatinya adalah jendela hati. Bila mata bertemu mata akan menciptakan percikkan api, dan itu kesempatan bagi iblis cupid meluncurkan panah asmara yang akan menyesatkan manusia.

Cinta adalah anugrah terindah yang diberikan Tuhan kepada manusia. Maka jaga dia jangan sampai bercampur nafsu yang hina. Aku ingin bercerita kepadamu tentang seseorang yang kini menggangu pikiranku, yang dimanfaatkan oleh setan musuh bebuyutanku untuk mengganggu shalatku.

Aku tidak terlalu tau tentang dia. Yang aku tahu hanyalah dia adalah anggota pramuka, satu fakultas denganku, dan dia adalah kakak tingkatku, selebihnya aku tidak tahu.

Sebenarnya aku menaruh perhatian kepadanya sejak aku mengikuti sebuah acara yang diadakan pramuka di kampus, aku mengikutinya karena memang acara itu wajib diikuti oleh mahasiswa di fakultasku. Dan sebagai mahasiswi yang berusaha untuk taat peraturan dengan senang hati aku mengikutinya.

Aku mendapatinya sebagai panitia. Orang yang sampai sekarang aku tidak tahu namanya tampak gagah dengan pakaian yang dikenakannya, senyum manis dan garis tegas yang berusaha dia tunjukkan, cukup membuatku terkesima. Saat aku menatapnya ada getaran yang dulu juga aku pernah merasakannya. Tapi itu hanya sebatas pengaguman, mungkin diriku yang membatasinya, aku tidak mau melebihi karena ini bisa jadi mengaburkan niat awalku untuk menuntut ilmu di kampus ini.

Acara itu berlangsung selama 2 hari penuh, dan setelah itu tidak ada niat atau keinginan untuk bertemu dengannya. Tapi Allah mempertemukan kita lagi, aku selalu meyakinkan diriku bahwa ini hanya kebetulan semata. Tidak ada maksud berarti dari pertemuan ini. Tapi diriku yang lain berkata bahwa tidak ada yang namanya kebetulan, semua telah diatur dan direncanakan oleh Allah. Iya aku setuju dengan itu, tapi maksud apa itu? aku tidak tahu.

Mungkin karena kita berada dalam kampus yang sama, fakultas yang sama. Kita jadi sering bertemu dan saling menatap. Pada awalnya, aku berkesimpulan tidak ada yang istimewa dari tatapan itu. Namun, ada satu tatapan yang membuatku merasa yakin ada sesuatu yang berbeda, saat itu aku tengah keluar dari sebuah gang di belakang kampus dan aku bertemu dengannya. Mata kita bertemu, dia melemparkan senyum manisnya, aku berusaha menundukan pandanganku tapi aku melihat dari sudut mataku dia masih memperhatikanku dan aku masih melihat senyuman itu.

Ada tatapan yang hangat yang membuatku nyaman, ada suatu keramahan meski aku belum mengenalnya. Aku merasa sudah dekat dengannya. Mata yang katanya jendela hati itu seperti berbicara padaku, yang kata-katanya sulit sekali aku ungkapkan disini. Meski selalu saja ada kegundahan yang aku pikirkan, apakah dia merasakan rasa yang sama? Atau itu hanya perasaanku saja? sungguh itu sangat mengganggu pikiranku.

Ada bisikan dalam hatiku, mungkin itu hati nuraniku. Dia bilang: kamu harus hati-hati tentang ini, ini dapat membahayakan iman dan aktivitasmu. Apa artinya sebuah tatapan? Apa kamu berpikir bahwa dia menyukaimu? Jika memang dia menyukaimu dia akan datang dan meminta untuk berkenalan denganmu, tapi nyatanya dia hanya menatapmu kemudian berlalu, menurutku itu hanya tatapan biasa. Tidak ada arti apapun.

Aku setuju dengan itu, aku mulai mengacuhkan tentang lamunan itu. Namun sesaat kemudian lamunan itu datang lagi. Lamunan anganku tentang orang itu datang kepadaku dengan meminta berkenalan denganku, tentu aku menyambutnya. Sepertinya setan tidak pantang menyerah untuk menyesatkanku. Iyah, karena memang itu adalah tugasnya, dan kebanyakan dari kita tidak menyadarinya.

Jika memang dia untukku, dia akan datang kepadaku. Aku tidak perlu repot-repot untuk membayangkan bagaimana dia datang, dengan cara apa dia datang. Karena semua itu telah diatur oleh Allah yang maha baik. Tundukkan pandangan lebih baik agar tak ada jiwa baik yang aku lamunkan lagi. Hati yang lemah memang sering kali berangan tak tentu arah. Menghabiskan waktu, menghabiskan energi, dan menghabiskan kesempatan yang dapat kita gunakan untuk selalu memantaskan diri meraih cinta sejati. Kata-kata inilah yang selalu aku ingat, kata-kata seperti obat penawar bila lamunan itu datang. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sampaikan Salamku PadanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang