Chapter 11: "long night, huh?"

379 17 7
                                    

Tatapan Justin mengintimidasi gue seakan memaksa gue buat menjelasan atas masalah tadi, ku lirik bruce yang berada tepat disamping gue. ia hanya memberiku sesimpul senyuman seakan ia berkata ‘jelasin aja, dia juga butuh kejelasan sam’ Gue gak bisa berkutik sama sekali antara jelasin atau gak. tatapan mereka berdua membuat ku ingin bunuh diri. Bumi telan aku sekarang.

“stop looking at me like that” kesal ku

“jelaskan ke gue sekarang” sifat pemaksa Justin pun kembali keluar. I rlly h8 it.

“not now, im not ready for this Justin” tuturku pelan, sangat pelan seperti berbisik

Terdengar suara dengusan bruce dan suara gemeletak dari rahangnya Justin yang cukup keras. Ku hiraukan suara itu dan berjalan tanpa tujuan masuk kedalam hutan.

Gue tetap berjalan tanpa arah hanya mengikuti kemauan kaki ku. Tak sedikitpun pikiranku terlintas kemana Justin dan bruce. Malam pun semakin larut, gue tetap berjalan tanpa arah, hanya pohon cemara yang menjulang tinggi disekitarku. Sepertinya gue nyasar.

“JUSTINNNN BRUCEEEE” teriakku panik, hanya suara gema dari teriakkanku yang terdengar

“BLUEEEEE THIS ISNT FUNNY, SERIOUSLY” kembali lagi, hanya suara gema dan suara burung elang yang terdengar. Gue kembali berjalan, berharap menemukan pondok atau sekedar jalan raya. Tiba tiba gue ngerasa ada yang ngikutin gue dari belakang.

“kresekkk kresek” suaranya berasal dari semak semak yang gak jauh dari tempat berdiri gue

“siapa itu” teriak gue was was, gue ngerasa bego.

Suara berisik dari semak semak yang sama pun kembali terdengar, dengan kepo yang tingkat tinggi gue mendekati semak semak itu. Jaraknya pun semakin dekat, hingga tiba tiba seseorang menarik gue dengan paksa buat menjauh

“Justin?!” pekik gue

“ssttt” ia pun menutup mulutku dengan tangannya

odjegjdfhwsndnhjwiudsm” ucapku gak jelas

“ngomong apa sih” bisiknya,

“ughhh ughh” ku pukul tangan Justin yang masih menutupi mulut ku,  Justin pun melepasnya

“oh iya lupa”

“tadi lo kemana, gue panik gila tau gak” I whisper-yelled

“tadi gue-“

“just just” potong gue sambil nunjuk percikan api dari semak semak yang sama

Dengan cepat Justin langsung tiarap menimpaku. Kurang dari sepersekian detik suara ledakan pun terdengar sangat keras. Aku hanya bisa memejam sambil menyengkram tangan Justin dengan cukup kuat. Perlahan ku buka kedua mataku, wajah Justin perlihat cukup dekat, mungkin sangat dekat hingga batang hidung kami bersentuhan. Jantungku berdetak sangat kencang, mungkin kalo ia bisa lari ia sudah sampai dipondok.

“long night huh?” he smirk

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

heyyyyyyyooooooooo sorry ya lama uploadnya gara gara UN sama gak punya ide. sorry ya kalo cuman sedikit dan sangat sucks, at least i tried my best . i hope you all can enjoy it. makasih udah mau baca chapter ini. dont forget to vote and comment x

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Out of blood (BLS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang