"Fan...."Lirih Jason saat dirinya diselamatkan oleh Fani. Mereka berdua terjatuh didekat trotoar karna Fani mendorong Jason terlalu kuat.
"Lo kenapa lakuin hal nekat kaya gini sih?! Katanya lo sayang sama gue tapi kenapa lo mau bunuh diri kaya gini?! Emangnya dengan lo bunuh diri,gue maafin lo?! Nggajk! Justru gue semakin benci sama lon!"Isak Fani dengan nada yang sedikit meninggi. Jason hanya terdiam mendengarkan teriakan dari Fani.
"Kalau lo lagi ada masalah cerita sama gue?! Kenapa dulu lo nggak jujur sama gue?! Kalau lo jujur semuanya bakalan baik baik aja! Sekarang liatkan akibatnya?! Dan itu semua harus lo tanggung sendiri!"Kata Fani lagi.
Buliran demi buliran itu kembali berjatuhan dipipinya Fani. Dadanya sangat sesak dan darahnya seakan akan mendidih.
Fani tidak dapat membayangkan bagaimana nasib Jason kalau Jason ketabrak mobil tersebut.
"Maafin gue Fan,gue lagi kacau banget saat itu"Jawab Jason.
"Atau lo dari dulu emang nggak nganggep gue sebagai pacar lo?! Iya?! Seharusnya dari dulu itu lo cerita dulu sama gue! Jangan ngambil keputusan sendiri kaya gini!"Kata Fani lagi.
"Gue kecewa banget sama lo Son kecewa banget"Jawab Fani.
"Gue minta maaf Fan,gue beneran minta maaf. Waktu itu gue bingung banget. Disatu sisi gue terus dipaksa buat mutusin lo tapi gue nggak bisa lakuin itu!"Kata Jason.
"Kenapa ngga bisa? Kenapa nggak lo aja yang mutusin gue? Kenapa harus nunggu gue sakit hati dulu?"Tanya Fani membanjiri Jason dengan pertanyaannya.
"Karna gue sayang sama lo Fan"Jawab Jason amat tulus.
"Sayang lo bilang? Iya?"Tanya Fani.
"Iya Fan,gue sayang banget sama lo"Jawab Jason.
"Oke,gue terima kata 'sayang' lo itu. Tapi lo inget nggak sama perjanjian kita?"Tanya Fani. Jason mengernyitkan dahinya.
Perjanjian? Perjanjian yang mana? -Tanya Jason pada dirinya sendiri.
"Kayanua emang bener ya ekspetasi gue kalau lo emang nggak tulus macarin gue! Sampai sampai perjanjian penting aja lo nggak inget!"Kata Fani sangat geram.
"Maafin gue Fan"Jawab Jason. Sedari tadi Jason hanya mengucapkan kata maaf dan itu semakin membuat Fani geram. Yang ia butuhkan ada penjelasan bukannya kata maaf tersebut.
"Dulu,lo yang membuat perjanjian kalau kita udah pacaran,gue nggak boleh nutupin masalah gue,sekecil apapun,gue harus cerita semuanya ke lo dan sebaliknya. Lo juga harus terbuka sama gue dan ceritain semua masalah lo ke gue"Kata Fani berbicara dengan nada kegetiran.
"Tapi apa lo tepatin janji tersebut? Apa lo ceritain semua masalah lo ke gue? Inget Son! SEMUANYA!"Tanya Fani.
"Gue tepatin janji itu Fan,gue serius"Jawab Jason.
"Bohong!"Kata Fani.
"Bohong kenapa lagi Fan?"Tanya Jason.
"Lebih baik lo jujur sama gue Son,lo ceritain semuanya sama gue! Sampai kapan sih lo mau bohong kaya gini ke gue?"Tanya Fani.
"Gue nggak bohong Fani! Gue sama sekali nggak bohong! Cuman hal itu aja yang gue tutupin selama ini!! Kenapa lo jadi nggak percaya gini sih sama gue?! Lo berubah!"Jawab Jason dengan nada yang membentak.
Fani pun tercengang. Namun,beberapa detik kemudian,Fani mengangguk angguk-an kepalanya kecil dan juga tersenyum. Tersenyum getir.
"Lo tanya kenapa gue berubah?"Tanya Fani.
"Iya!"Jawab Jason. Nadanya sudah sedikit normal tapi logatnya masih seperti membentak.
"Itu semua gara gara lo Son! Lo sendiri yang hancurin rasa percaya gue sama lo! Lo sendiri yang ngancurin rasa sayang gue sama lo! Dan lo bilang lo nggak nutupin apa apa lagi dari gue iya?"Jawab Fani dengan nada yang sangat tinggi sehingga air matanya kembali jatuh.
Namun,secepat mungkin Fani menghapus air matannya. Dia sudah merasa lelah untuk memaksa Jason jujur kepadannya. Sangat percuma Fani terus memaksannya untuk jujur. Tapi,bukan Fani namanya kalau gampang menyerang. Ia terus menyesak Jasom supaya jujur.
"Kenapa lo kasih foto gue waktu di club malam?"Tanya Fani tiba tiba.
Jason yang tengah menundukkan kepalanya pun kaget dan langsung menatap Fani.
"Kaget? Kaget karna gue tau kalau lo yang ngasih foto itu ke Farel? Kenapa lo lakuin itu sih Son! Lo dulu janjo bakalan tutupin semuanya! Lo janji bakal nutup rapat rapat mulut lo suapaya lo nggak nyebarin semuanya! Tapi liat Son! Lo ingkar janji!"Kata Fani lagi.
Dadanya semakin sesak. Darahnya seakan akan mendidih. Kenangan saat bersama Jason terputar kembali dibenaknya. Semua perkataan manis Jason kepadanya terngiang-ngiang lagi ditelingannya.
Sementara Jason hanya dapat menundukkan kepalanya. Percuma saja kalau dia menjelaskan semuanya karna Fani sudah terlalu kecewa kepada dirinya.
"Apa salah gue sama lo Son sampai sampai lo tega ngelakuin itu sama gue? Apa keluarga gue ada salah sama lo? Atau adek gue punya salah sama lo?"Tanya Fani.
Nggak Fan,lo sama sekali nggak salah. Yang salah disini adalah gue dan gue harus terima konsekuensinnya Fan. Meskipun gue masih sayang banget sama lo. -Batin Jason.
Tak lama kemudian,Fani pun mundur beberapa langkah dan membungkukkan badannya dihadapan Jason.
Saat Fani membungkuk,rasanya Jason ingin membantu Fani untuk berdiri tegak kembali. Dia tidak pantas melakukan hal tersebut.
"Maafin saya tuan Jason,maafin saya karna saya banyak salah sama anda. Saya mohon maaf apabila keluarga saya punya salah sama tuan. Tapi tolong tuan,jangan sakiti keluarga saya seperti anda menyakiti saya"Ucap Fani disela sela kegiatan membungkukan badannya.
Jason memejamkan matannya. Dadanya sangat sakit bila melihat Fani meminta maaf seperti itu kepada dirinya. Dia semakin bersalah. Namun,ia sangat bingung harus melakukan apa. Dia bingung,tindakan apa yang bisa ia lakukan.
Emang bener kata lo Fan,gue itu laki laki terbrengsek didunia ini. Maaf karna gue udah buat lo kecewa Fan,maafin gue Fan -Batin Jason.
Saat dirasa cukup,Fani pun kembali menegakkan badannya. Kemudian,Fani membalikkan badannya dan berjalan meninggalkan Jason.
"Maafin gue karna gue lo tersakiti kaya gini Fan,maafin gue. Gue bakalan ngelakuin hal apapun yang lo minta sekalipun lo suruh gue pergi dari Indonesia!"Kata Jason angkat suara. Fani berhenti dan melirik Jason.
"Anda tidak mempunyai salah kepada saya Tuan Jason,jadi tak usah berkata seperti itu,anda berhak tinggal dan menetap di negara ini. Permisi"Jawab Fani dan berjalan meninggalkan Jason. Fani berjalan menuju ruangan UGD. Ia tak tau lagi harus berjalan kemana. Kemana ia berjalan,pasti ia akan kembali ketempat semulannya.
Setibanya didalam rumah sakit,semua pasang mata tertuju kepadannya. Semuanya berbisik bisik tentang keadaan Fani. Baju yang kusut,rambut berantakan dan mata yang sembab. Namun,Fani menghiraukan hal tersebut dan mempercepat dirinya untuk sampai didepan ruangan UGD.
Setibanya didepan UGD,Fani melihat Rara dan yang lainnya sedang duduk dilantai.
"Fani,Fani lo kemana aja? Lo nggak apa apa kan?"Tanya Rara bangkit dari duduknya. Vanilla,Shellyne dan Sheila pun juga bangkit dari duduknya.
"Jason jahat Ra"Jawab Fani. Tampa aba aba lagi,air mata Fani kembali turun. Rara yang tengah membereskan rambutnya pun berhenti dan langsung memeluk Fani.
"Jangan tangisin Jason,air mata lo berharga,jangan nangisin dia"Kata Vanilla.
"Gue nggak tau harus ngapain"Jawab Fani.
"Udah udah,sekarang tenangin diri lo dulu,sebisa mungkin gue sama yang lainnya bakalan cegah Jason untuk nemuiin lo"Kata Rara. Fani hanya mengangguk dan menghapus air matannya.
"Gimana sama keadaan Daniel?"Tanya Fani.
"Dokter masih belum keluar"Jawab Rara.
Fani hanya mengangguk dan memejamkan matannya. Dia sudah sangat lelah hari itu.
~~~
Haii! Alhamdulillah bisa update lagi.
Semoga kalian suka sama part ini ya. Jangan lupa vote and comment yaa makasihh
KAMU SEDANG MEMBACA
RAQUELLA (END)
Novela JuvenilProses Revisi!!! Kehilangan adalah hal yang paling dihindari dalam hidup. Kehilangan,yang dapat merubah karakter seseorang. Bisa menjadi karakter yang baik dan bisa pula menjadi karakter yang buruk. Kehilangan,juga telah mengajarkan betapa pentingny...