"Kim So Eun.... Kita harus bicara...." Suara bass seorang pria berhasil menghentikan langkah sang wanita. Helaan nafas terdengar sebelum wanita bernama So Eun itu mendelikkan kepalanya menghadap pria yang kini menatapnya tajam.
"Apalagi?...." Nada malas terdengar dari So Eun. Sejujurnya tubuhnya lelah dan Ia ungin cepat-cepat menuju ranjangnya untuk mengistirahatkan tubuhnya di pukul 1 dini hari itu. Namun langkahnya menuju pintu rumahnya harus terhenti karena panggilan namja itu.
"Seharusnya hari ini kita ke butik untuk fitting baju pengantin...." Ucap namja itu tajam.
"Aku sibuk..." Jawab So Eun malas.
"Tapi Kau tidak sibuk saat mantan kekasihmu itu mengajakmu makan siang..." Ucap namja itu lagi.
"Sudahlah...Itu tidak penting...."
"Tapi itu penting bagiku So Eun.... Aku calon suamimu..."
"Lalu apa masalahnya?.... Aku dan Dia hanya bertemu.... Bisakah Kau hentikan sifat cemburu butamu itu?!...."
"Lalu bisakah Kau menghargaiku?....Jika Aku yang mengajakmu bertemu Kau selalu menolak.....namun jika namja bermarga Cho itu yang mengajakmu bertemu Kau selalu ada waktu...."
"Iya.... Tapi namja bermarga Cho itu hanya mantan kekasihku sedangkan Kau adalah calon suamiku....jadi Kau tidak perlu khawatir.....karena pada akhirnya.....Aku akan menikah denganmu...." Nada malas dan geram terdengar dari suara So Eun.
"Jika menjadi mantan kekasih jadi mudah bertemu denganmu dan melihat senyummu, maka Aku lebih memilih status sebagai mantan kekasih daripada calon suami...." Desis Kim Bum syarat emosi dan kekecewaan. So Eun menatap calon suaminya itu terkejut namun selanjutnya Ia hanya bisa menghela nafas lelah. Memang ini bukan pertengkaran pertama mereka, apalagi sejak tanggal pernikahan ditentukan. Mereka menjadi semakin sering bertengkar dan semua itu disebabkan oleh masalah yang sama.
"Hhhh.... Mantan kekasih bukan berarti harus bermusuhan....kami berteman.....tidak bisakah kau percaya padaku?...." Nada bicara So Eun sudah terdengar lelah namun juga geram.