Prolog 1.2

843 75 3
                                    

"hidup bukan tentang seberapa banyak kamu memiliki kenangan indah, tapi hidup adalah seberapa sering kamu bangkit dari keterpurukan"
let's see in my own - Bi
.
.
.
Req song
📍
Bts - Spring day
.
.
.

Detik ini, aku berdiri memandangi laut dengan ombak yang sulit diartikan. Air mataku mungkin sudah lama membeku seperti senja yang juga sudah lama telah pergi.

Aku dalam kondisi yang memang benar benar tidak bisa dideskripsikan dengan kata, tak bisa di bentuk dengan tulisan. Dan orangpun tak bisa mengartikan kondisiku sekarang.
Perlu diketahui, aku seperti berjalan di tengah hujan dalam cuaca panas. Hatiku meronta ingin pergi tapi tubuhku tetap memantung layaknya sudah dalam pengaruh narkotika.

Aku ingin bercerita. Tapi adakah yang ingin mendengarnya? Mungkin bila diibaratkan burungpun enggan mendengar rintihanku, semakin lama aku semakin terpaku dalam pikiranku. Sulit untuk mengusir kebisuan, tak ada kata yang tepat untuk bercerita sekarang.

Aku diam, duduk dengan manis di pembatas laut. Sambil mengayun ayunkan kakiku yang diperindah flat shoes berwarna putih.

Akankah salah mencintai sesuatu yang kau suka? Apa salahnya aku bahagia di zonaku? Maksudku dizona kami? Apakah kami salah mencintai sesuatu.

Aku masih termenung dengan pikiran yang bisa dikatakan 'bawah sadar' karena mungkin aku sekarang tengah mabuk. Ya mabuk, mabuk akan perkataan orang yang tidak suka dengan apa yang kulakukan. Bahkan hal benarpun dimanipulasi, demi mencari kesalahan.

Waktu begitu kejam, dikala aku sudah menari di awang awang sekali lagi kenyataan selalu saja membangunkan. Mungkin waktu juga menjadikanmu dewasa, tapi salahkah kita lelah untuk menjadi dewasa? Salahkah kita lelah untuk bijaksana?

Aku merindukannya, merindukan orang yang selalu ada, bahkan beribu musim telah berlalu orang itu tetap sama. Dia. Ibarat belahan bumi yang tidak pernah ku pijak, pelukan hangatnya membuat dingin sirna, bagaikan api yang disiram air. Tatapan matanya selalu teduh, bahkan payung yang melindungimu dtengah hujanpun kalah dengan teduhnya tatapan itu. Untuk terakhir kalinya aku bertanya pada waktu 'bisakah kau kembalikan aku dimana semua itu masih mungkin?'

'waktu bisa menjawab semuanya' cih omong kosong. Bahkan seratus kalipun atau sejutakalipun kau bertanya dengan waktu dia tidak akan menjawabmu. Aku contohnya. Mungkin sudah 15 kali aku bertanya pada arloji yang melekat di pergelangan tanganku hari ini. Tapi dia hanya menjawab dengan dentumannya. Seakan memberitahuku kalau aku gila. Ya aku memang gila.

Seperti debu yang tertiup angin, dengan kasarnya hawa dingin menyapa kulitku. Aku tersenyum, semakin lama aku berada disini itu semakin menyiksa tubuhku. Bukan cuma tubuh, tapi hati ku yang tidak terkena saljupun sudah terlanjur dingin. Mungkin beruang kutub pun mati tinggal disana karena es dihatiku licin sehingga membuatnya jatuh terperosok ke asam lambungku.

Aku memutuskan berdiri, bergaya serasa ingin terjun dengan membentangkan kedua tanganku, sambil meremas udara. Sudah lama sejak orang itu terakhir kali menggenggam tanganku. Menggenggamnya dengan erat, dan berjanji tidak akan melepaskannya. Itu point baru untuk dicatat, janji? Tidak ada yang namanya janji. Janji hanyalah kata, kata yang bertujuan mendahului takdir. Kata yang hanya bisa dideskripsikan dengan kepastian yang tidak benar benar terjadi.

Aku berjalan, sambil merapikan poniku yang tertiup angin. Mungkin hayalanku hari ini terus menguasai ku bagaikan raja ditubuh prajurit. Peranku tidak lain adalah aktris dari sebuah drama yang penulis naskahnya adalah Tuhan. Berulang kali aku berpikir. Berubah? Apa itu berubah? Aku hanya tau kata 'berubah' dari animasi anak anak 'power ranger'. Apakah berubah seperti itu? Atau ada istilah lain?.

Seakan debat dengan pikiranku adalah hobi yang menyenangkan. Tanpa disadari ujung sepatuku seperti ujung musim ini, bertemu dengan musim semi. Musim dimana mekaran cherry mudah dilihat. Musim dimana semua orang tidak perlu memakai mantel. Sepatu itu, sepatu hitam dengan tali yang ku rajut. Aku melihatnya kembali. Orang yang kurindukan, alasan mata pandaku terbentuk. Kim Taehyung.

--T V C--
Tolong,Vote,Comment
'biarkan penulis baru berkarya'

INDIGO [KTH.ver]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang