Di suatu malam, Alkindi yang biasa disapa kindi pergi mencari makan.
Kindi terus berjalan dimalam yang sunyi itu hanya ditemani gelapnya malam dan titid nya yang tegang.
Malam semakin larut, tetapi Kindi belum tidak melihat ada warung yang buka. Dinginnya malam mulai menusuk badannya kindi, tiada pilihan lain ia lalu berjalan sambil memegang erat titidnya, menuju angkringan Pak Dadang.
Kindi melihat cahaya, dimalam yang gelap itu, angkringan Pak Dadang menyinari dunia di sekitarnya. Tetapi tidak seperti biasanya, angkringan Pak Dadang terlihat sepi, tidak ada ada pengunjung yang terlihat menyinggahinya. Tetapi Kindi tidak punya waktu untuk untuk memikirkannya, perutnya yang sudah lama memberontak mengalahkan keanehan suasana dan hantu yang melihat dirinya memegang titidnya dengan erat.
Sesampainya di angkringan, Kindi langsung duduk ditempat biasanya, didepan Pak Dadang.
Kindi lalu ditampar dan disuruh duduk ditempat pelanggan.
"Mau pesen apa kamu?" Walaupun muka Pak Dadang sangar, tetapi kindi sudah terbiasa melihatnya. Lalu kindi, berpose keren, mengangkat satu jari telunjuk nya kelangit.
"Hmph." Pak dadang yang sudah mengerti isyarat itu tau, kalau dompet kindi sedang kritis. Ia lalu membawakan satu nasi kucing ke hadapannya kindi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alkisah Alkindi
Short StoryMenceritakan tentang Alkindi yang membeli nasi kucing dimalam hari.