Typo bertebaran..
*******
Mauren pov
"Mauren sayang..." sapa Reza.
"Apaan sih lo! gua tendang baru tau rasa lu!" Ucap ku
"Ampun dah, orang gua cuma bercanda"
"Abisan lu sih, orang pms juga masih aja gangguin" Ucap ku.
Setelah bosan di kelas, aku pun pergi ke lapangan basket, untuk mengisi jam kosong. Hari ini satu hari full, siswa di sekolah ku tidak belajar karena para guru mengadakan rapat dadakan. Dan kami para siswa sangat senang akan hal itu.
"Hai, sendirian aja nih?" Terdengar suara bariton yang khas di telingaku.
"Eh, hai Radit. Kan aku kan jomblo jadi sendiri terus, hehehe" Ucap ku. Aku terbiasa memakai aku-kamu ketika berbicara dengan orang yang tidak terlalu dekat denganku.
"Idih ngaku jomblo tapi gebetan dimana-mana" ledek Radit.
Radit adalah ketua organisasi KIR di sekolah ini. Banyak siswa yang terkagum-kagum akan kepintarannya. Salah satunya aku. Memang akhir-akhir ini Radit sering berinteraksi dengan ku, entah untuk mengobrol santai sampai membicarakan hal yang serius.
"Apaan sih Radit"
"Bercanda kok ren, aku baru inget malam ini kamu mau nggak ikut aku ke pameran buku. Bosan kalau pergi sendiri. Kamu mau nggak?" Ajak Radit dengan senyuman khasnya.
Please jangan senyum, nanti gua diabetes*batinku
"Hmm, gimana yah?" Ucap ku sok berpikir, padahal dalam hati mau banget.
"Ayolah, besok aku traktir es krim deh " Bujuk Radit.
" Iya deh, aku ikut. Sekalian mau beli buku dan ingat janji yah" Ucapku.
"Sip tuan putri, yaudah nanti malam aku jemput yah" ucapnya dengan senyuman, lalu ia beranjak dari tempatnya.
Sumpah ini hati jangan loncat-loncat kek, kasian guanya yang sesak*batinku
Mungkin membuka hati salah satu cara yang tepat untuk menghapus semua kenangan bersama dia.
*******
Author pov
"Alin cepetan cari bajunya, sebentar lagi Radit datang. Masa gua pake baju kaya gembel gini, jatuh dong harga diri gua" cerocos Mauren.
"Gausah berisik keles, gua ini lagi usaha cari baju yang cocok sama badan tepos kaya lo" sergah Alin.
Mauren merutuki dirinya sendiri, karena Mauren baru saja bangun dari tidur cantiknya. Dan saat bangun sudah menunjukan pukul 18.45 dan sialnya Mauren lupa kalau ia sudah janji menemani Radit ke pameran buku. Radit sudah memberikan informasi kalau pukul 19.00, Radit akan menjemput Mauren. Itu berarti hanya sisa 15 menit yang ia punya untuk bersiap-siap.
Sungguh malang nya dirimu Mauren*PoorMauren.
"Ini dia style yang cocok sama lo, cepatan pake. Kalau lo pake ini pasti Radit klepek-klepek deh" Seru Alin.
Mauren secepat kilat mengganti pakaian yang ia pakai dan tidak menghiraukan apa yang Lain katakan.
Setelah mengganti baju, Mauren lalu
memoleskan bedak tipis di wajahnya. Tidak dapat di dipungkiri Mauren memiliki wajah bak bidadari. Namun kecantikan Mauren jarang ia tunjukan, bahkan ke sekolah ia jarang sekali memakai make up seperti teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ECCEDENTESIAST
Teen Fiction"Dia tersenyum, tetapi sebenarnya tidak. Ia tertawa tetapi sebenarnya Ia menangis. Ia ceria tetapi sebenarnya Ia bersedih." -Eccendentesiast