Sementara perburuan yang dilakukan serentak oleh para penghuni atas tengah berlangsung dimana beberapa kali Beby merasakan ledakan aura yang terpancar dari sisi lain hutan, ia dan Ayana tengah menyimak para pasukan pemerintah yang sedang membubarkan maba yang lain sekaligus dosen pembimbing untuk segera pergi meninggalkan hutan. Awalnya Beby sangat terkejut karena medatangan pasukan pemerintah datang ke tempat mereka dan lebih mengejutkan lagi adalah status dari seorang Ayana, ternyata Ayana adalah salah satu dari mereka yaitu peri pelindung.
"Sisanya serahkan pada kami dan soal dua bocah itu biar kamu yang mengurusnya." Ujar Vino yang menghampiri Ayana dan Beby.
"Baik. Ayo Beby, kita pergi bantu yang lain!" Aja Ayana sambil membalikan badannya menuju gelapnya hutan begitu juga Vino yang berjalan pergi menuju Anin dan Yuvia sedang di rawat oleh unit medis di bawa pohon yang cukup besar.
"Tunggu dulu! Bagaimana dengan temanku Kinal dan juga wanita yang satunya lagi namanya Ikha?" Tanya Beby.
Langkah Vino tiba-tiba terhenti, beberapa detik kemudian, ia kembali melanjutkan langkahnya.
"Entahlah, aku tidak melihat dua orang selain kedua bocah ini," ucap Santai Vino.
Beby hanya bisa diam ketika mendapatkan jawaban yang belum memuaskannya.
Ayana yang sedari tadi mendengar, hanya bisa melirik dengan ekor matanya.
"Sepertinya ada yang gak beres. Apa Kinal benar-benar mati? Tapi siapa yang berhasil mengalahkan seorang raijuu?" Batin Ayana.
-
Semntara itu, di tengah gelapnya hutan, Shani mengistirahaatkan diri di bawa pohon sambil memperhatikam kedua lengannya yang sudah mulai membaik tapi masi sedikit nyeri.
"Ok. Istirahatnya uda cukup,"
Shani mencoba untuk bangkit dan dengan langkah yang lemah ia tetap semangat berjalan menuju tempat perkemahan. Tak lama kemudian langkahnya terhenti ketika mendengar suatu keributan kecil di samping kirinya, seperti sesuatuyang menuju ke arahnya sehingga mulai terlihat pohon-pohon yang tumbang akibat suatu hal yang membuat pohon-pohon itu tumbang. Shani mencoba menoleh kesamping kirinya dan tiba-tiba ia terkejut.
BUK!!!
"Ugh.."
Shani ikut terhempas ketika benda yang tiba tiba menabrak tubuhnya.
"Aw aw! Sakit bang--AstaGre!!!" Panik Shani ketika melihat Gracia yang tergeletak di sampingnya dengan terlihat sangat parah dan darah di mana-mana.
-
Sesuai dengan arah yang ditunjukkan oleh Beby, mereka berdua mulai berlari menerjang gelapnya hutan. Rasa takut, khawatir, sedikit panik, semuanya bercampur menjadi satu ketika mereka belum juga sampai di tempat yang seharusnya. Padahal, menurut perkiraan mereka, jarak antara titik perpisahannya dengan Melody dan tempat maba yang lain sedang berkemah tidaklah terlalu jauh.
“Capek?” tanya Ayana.
“Dikit sih. Kamu kayaknya gak capek, ya. Haha.”
“Hmm… katanya kapten sih yang kejebak di lingkar dalam yang harus Aku lawan. Eh ternyata kamu, Ay.” Ujar seseorang tengah memperhatikan gerak-gerik mereka dengan seksama dari balik kegelapan.
“Siapa?!” seru Beby yang langsung siaga.
“Suara ini kan…”
“Halo, Ay.” Ujar Lidya yang tiba-tiba muncul di belakang Ayana.
DRAK!!!
Tanpa berlama-lama, Beby dengan sigapnya langsung menghantamkan pilar tanahnya yang dengan kokoh menjulang cukup tinggi. Meski begitu, dengan santai Lidya menghindar. Gerakannya tidak terlalu berlebihan, namun kecepatannya tidak usah diragukan. Efisien.

KAMU SEDANG MEMBACA
Season 2 Hunted (Completed)
FanfictionCerita ini lanjutan dari season 1 nya yaitu "TOP HUNTER". Disarankan untuk membaca season 1 nya agar jalan ceritanya tidak membingungkan untuk anda.