"First Night"

50 3 0
                                    

"Sharon, aku menginginkannya," suara Chris terdengar serak saat mengatakan hal itu di sela sela ciumannya. Ia sendiri terkejut dengan apa yang baru saja ia katakan.

Tapi ia tidak bisa mundur karena sudah terlanjur mengatakannya.

Tidak ada penolakan tapi tidak juga ada persetujuan dari Sharon. Chris tidak mau melakukannya atas dasar paksaaan. Walaupun saat ini Sharon masih membalas ciumannya. Tapi sebaiknya Chris harus mengulangnya mungkin, untuk lebih meyakinkan dirinya.

Chris menghentikan ciumannya. Menatap manik mata Sharon yang diliputi kabut gairah. Hal itu harus benar benar dipastikan lebih dulu. Saat ini posisi Chris sudah berada di atas Sharon.

Jeda beberapa saat, tidak ada diantara mereka yang membuka percakapan. Hanya saling menatap satu sama lain. Chris merapikan rambut Sharon ke belakang telinganya, mengecup singkat bibir itu dan kembali menatap Sharon. Ia ingin Sharon menjawab 'ya', baru ia berani untuk melanjutkan kegiatan ini.

Chris berdehem. "Sharon .. katakan sesuatu. Aku akan berhenti jika kau tidak menginginkannya. Kau masih bisa mundur sekarang. Karena aku tidak bisa mundur lagi jika ditengah jalan kau tiba tiba membatalkannya," suara bariton Chris dapat di cerna jelas oleh Sharon.

Tapi bibir nya terlalu kelu untuk menjawab Chris. Menepik fakta bahwa ia juga menginginkannya. Setan apa yang telah merasukinya, baru beberapa hari dekat, ia sudah berani melakukan hal hal yang jauh seperti ini.

Tanpa Sharon sadari, ia memiliki perasaan itu, jauh di dalam lubuh hatinya. Mungkin ia belum menyadari bahwa ia jatuh cinta dengan Chris. Yang ia tau ia begitu nyaman setiap berada di dekat Chris dan kedekatannya beberapa waktu ini, selalu membuat jantungnya berdebar. Entah lah, mau dikemanakan wajahnya setelah ini. Yang pasti ia sudah tidak akan punya keberanian bertemu lagi dengan Chris besok.

Hal yang tak diduga oleh Chris, Sharon malah mengalungkan tangan ke lehernya dan menariknya tubuhnya mendekat. Dan wanita itu menciumnya. Chris menggeram, karena Sharon berhasil menyiksanya.

Chris segera membalas ciuman Sharon. Mereka pun kembali melumat tanpa ampun. Ia tidak tau ada apa dengan dirinya. Sulit sekali menahan diri saat berada di dekat Sharon.

Sekilas dibenaknya muncul bayangan isterinya, 'Kate maafkan aku. Sampai detik ini aku masih mencintaimu. Bahkan sampai kapanpun aku akan tetap selalu mencintaimu. Tapi, aku menginginkan Sharon lebih dari apapun,' tanpa disadari ia berucap di dalam batinnya. Apa dirinya mencintai Sharon? Apa tidak terlalu cepat mangambil kesimpulan seperti itu, mengingat kedekatan mereka bahkan belum genap seminggu?

"Sharon.. diam mu kuartikan sebagai persetujuan untuk ku," Chris mengecup kening Sharon dan kembali melumat bibirnya.

Dua pasang anak manusia, diliputi gairah masing masing, saling mendamba dalam penyatuan pusat keduanya. Mereka sudah tidak lagi ditutupi oleh sehelai benang pun.

Ketika Chris akan melakukan penyatuan mereka, ia begitu terkejut mendapati kenyataan ini. Ketika ia akan sampai pada puncaknya, terhenti setelah merasakan ada selaput yang menghalangi penyatuan dirinya. Chris masih menekannya, tidak berniat menghentikan tetapi juga belum meneruskan. Sehingga hanya menghentikan aktifitasnya beberapa saat. Wajah mereka masih berdekatan. Chris menatap mata Sharon yang berada dibawahnya, menanti penjelasan dari wanita itu.

"Ya Tuhan Sharon .. Kau ?" Sedikit terengah engah ia mengatakan itu. "Mengapa kau tidak mengatakan nya sebelumnya padaku sayaang ?"

Hidung mereka saling bersentuhan. Bahkan bibir mereka bertemu walau tak saling menekan. Sharon tidak kunjung menjawabnya, membuat Chris sedikit frustasi. Wanita itu hanya menggigit bibirnya dan mencengkeram kuat punggung Chris. "Katakan sayang apa yang harus kulakukan hm ?" Ujar Chris lembut. Ia menciumi seluruh wajah Sharon. Dari bibir pipi kening hidung hingga ke dagu, berulang ulang. Jujur saja ia merasa sangat senang mendapati kenyataan bahwa ia adalah pria pertama bagi Sharon. Rasa akan keinginan untuk melindungi wanita itu muncul begitu saja, setelah mengetahui fakta ini. Sharon adalah wanita kedua yang memberikan keperawanannya pada Chris setelah isterinya.

Chris tidak berfikir jauh hingga memikirkan kemungkinan jika ternyata Sharon belum pernah melakukannya sebelumnya. Ia juga tidak berasumsi bahwa wanita itu sering melakukan itu sebagai wanita murahan. Sama sekali tidak, tetapi seandainya ia mengetahui fakta ini sejak awal mungkin situasinya akan berbeda. Ia akan menjaga kehormatan Sharon sampai ia bisa mengikatnya dengan ikatan pernikahan. Pemikiran itu terlintas begitu saja di otaknya. Pernikahan? Semoga saja perasaan ini benar, seperti kebanyakan orang menyebutnya dengan 'Cinta'. Ia hanya perlu meyakinkan perasaannya setelah ini.

"Kau mau aku menghentikannya sayang ?" suara Chris serak dan juga pelan hingga terdengar seperti sebuah bisikan. Namun ia tetap berusaha selembut mungkin. Ia tetap harus menghormati Sharon, biar bagaimana pun ini pengalaman pertamanya.

Sharon menggeleng pelan, "Aku baik baik saja."

Kata kata itu dimaknai Chris sebagai persetujuan untuknya. Mau bagaimana lagi tubuhnya begitu mendambakan Sharon, sebenarnya ia tidak bisa mundur jikapun Sharon mengatakan ingin berhenti.

"Ya Tuhan .. Sharon .." Chris menggerang pelan karena ia sendiri sudah tidak bisa menahannya lagi.

Suatu pelepasan yang indah. Sharon begitu indah untuk nya. Dan ia berjanji akan melindungi nya mulai sekarang.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SACRIFICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang