3. you are so cute

3.6K 115 5
                                    

Beberapa hari terlewati setelah pertemuan waktu itu. Sejenak mereka kembali ke rutinitas masing-asing. Tepat setelah pertemuan di pertandingan itu Vano meminta bantuan kepada temannya yang tentunya bersekolah di SMA Nusa Bangsa sekolah, dengan tujuan mempertemukan Vano dengan Dea. Vano menyadari bahwa butuh cara khusus untuk mendekati gadis satu ini, dia berbeda, dia tidak mudah ditebak, tidak mungkin dia akan langsung mau memberikan nama apalagi nomor telfonnya.

"heh Bima, gimana udah ketemu Dea nya?" ucap Vano kepada temannya. Mereka bertemu di tempat bimbel yang sama. 3 hari sudah Bima belum memberi kabar pencariannya.

"oh, heh Van duduk dulu, sabaran dikit deh!" jawab Bima dengan menunjuk tempat duduk kosong disebelahnya

"Jadi maksutnya kamu belum nyari?" sanggah Vano dengan nada kecewa.

"eits santai, aku belum jawab apa apa loh, kamu udah langsung bikin kesimpulan aja. Kamu segitu sukanya ya sama Dea. Padahal Dea punya temen yang lebih uh 'Hot' loh, kamu gak penasaran. Aku berinat jadiin dia target deh kayanya" kata Bimo dengan mata berbinar terlihat membayangkan gadis yang diceritakan.

"jangan lakukan atau aku akan memakanmu" geram Vano dengan mata melotot dan tangan yang mengepal.

"lah kok kamu serakah, kamu kan nyarinyanya Dea. Bentar ...jadi maksut kamu eh tujuan kamu? kamu itu ngincar Valeria itu?. Hhmm bener juga sih cara kamu sob, aku denger Valeria itu susah di deketin dia cuek banget tapi dia juga baik dia kaya bisa bedain mana yang bener mana yang modus" ucap Bimo sambil menggigit apel digenggamannya.

"Oh jadi namanya Valeria. sudah bisa kutebak, dia memang berbeda sedikit aneh. Kamu ingat kan apa yang aku bilang tadi?" Vano mengancam.

"oke oke aku baru tahu kamu kanibal. Besok kamu bisa ketemu sama Dea di deket lapangan basket sekolahku sepulang sekolah. Udah aku atur kok" sergah Bima

"tanpa Valeria?" pertanyaan yang juga seperti perintah.

"sudah dipastikan TANPA Valeria" ucap Bima dengan penekanan.

"haha. Aku baru tahu ini loh kalau namanya itu Valeria" ucap Vano dengan senyum sumringah.

"so, bilang apa?" ucap Bima tanpa melirik dan fokus dengan bukunya.

"terimakasih handsome. Mau aku cium? Atau peluk?" sambil Vano merentangkan tangannya ke arah Bima.

"fu*k, menjijikan" Bimo pergi meninggalkan Vano yang tertawa girang.

"hey pelukanku ini sangat didambakan para gadis kau tahu" ucap Vano dengan lantang yang justru mengundang perhatian orang lain.

Bimo berbalik dengan tujuan membekap mulut kotor pria yang baginya menjijikan ini. "stop atau aku jejali mulutmu dengan rempahan apel yang baru kukunyah ha?"

"hahaha palelu" jawab Vano dengan terpingkal.

"tadi kamu bilang kamu sudah menebak apa tadi, aku penasaran bagaimana kamu menebak ? apa yang kamu tebak ?" cerocos Bimo yang memposisikan duduk lagi di samping Vano.

"kepo banget kaya perempuan aja ngegosip" cengir Vano.

"setan, tau begini aku gak akan bantuin kamu"

"hahaha, begini bro. Valeria itu kalau dilihat dari matanya terlihat berbinar dan senang ketika melihatku, tapi kenapa sikapnya itu berbanding terbalik. Judes, jutek, sok galak. " boys talk.

"oh begitu" Bimo ber-oh ria

Bel tanda gedung akan di tutup berdering. Isyarat bahwa yang berada di dalam gedung harus segera keluar baik yang pembelajaran ataupun yang hanya duduk duduk. Semua siswa berhamburan keluar diikuti Vano juga Bimo. Mereka berjalan beriringan menuju parkiran. Vano mengambil motor trail kawasaki miliknya.

We Will be OkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang