12. Mantan Gila

354 35 0
                                    

Hari ini adalah hari Minggu. Tentu saja hari ini libur. Minggu ini Jess berniat untuk bangun pagi dan pergi berolahraga.

Jess bangun dan duduk di atas kasurnya dengan matanya yang masih lengket. Lalu Jess berdiri dan melihat ke arah cermin.

"Rambut gue kok kayak singa?" Gumam Jess. Jess melihat ke arah jam yang menunjukkan pukul 6 pagi. "Laper." Jess langsung merapikan rambutnya dan berlari menuruni tangga.

"Mamaa!" Panggil Jess. "Maaaa?" Serunya lagi. "Mama kemana sih?" Gumamnya seraya berlari menuju kamar Kamila. Jess membuka pintu pelan-pelan dan mengintip ke dalam.

"Masih tidur? Duh, ma!" Kesal Jess. Ia langsung duduk di meja makan dan memakan dua lembar roti, lalu bersiap-siap untuk lari pagi.

Jess sudah berada depan pintu rumah, Ia telah siap untuk ritual sehatnya minggu ini. "Seger coi." Gumamnya saat hembusan angin menyentuh wajahnya yang baru saja dicuci.

Pagi yang sempurna. Jess berlari dengan earphone yang terpasang di kedua telinganya, menambah semangat olahraganya pagi ini. Ditambah lagi sejuknya udara dan kicauan burung.

Suasana sekitar perumahan memang sangat tentram di pagi hari. Beda dengan siang hari dimana semua orang mulai mengendarai kendaraan bermotor yang menimbulkan polusi. Jess tetap berlari sambil sesekali bergumam. Tiba-tiba saja, dirinya menabrak seseorang.

"Heh, ati-ati dong!" Seru gadis itu tidak terima. Gadis yang seumuran dengan Jess dan wajah yang terlihat familiar.

"Eh, maaf." Rendah Jess. Kayaknya gue pernah ketemu dia deh batin Jess.

"Tunggu deh," gadis itu menyentuh pundak Jess. "Lo bukannya yang punya cafe Night Breakfast itu kan?"

Jess mengingatnya. Benar saja. "Lo mantannya Gilang?" Tanyanya. "Intan?"

Intan menganngguk pelan. "Lo tinggal di sini ternyata?"

Jess memutar bola matanya. Jess tidak ingin berlama-lama dengan orang yang pernah punya hubungan dengan pacarnya. Hal ini telah merusak mood ritual pagi hari Jess. "Gue tinggal di rumah nenek gue sementara. Rumah gue baru aja kebakaran."

"Oh, gitu. Gue ikut sedih deh sama bencana yang menimpa keluarga lo." Ujar Intan. Peduli, atau pura-pura peduli pada Jess? Jujur saja, Jess tidak menyukainya. "Emang rumah lo sebelumnya di mana? Kenapa bisa kebakaran?"

"Rumah gue di Skylight Residence," jawab Jess. "Dan gue bakar rumah gue sendiri pas gue lagi ulang tahun."

"Hah?!" Intan terkejut mendengar alasan Jess, dan juga karena Jess menjawab hal tersebut dengan santainya. "Jessie Artabella?"

Kali ini giliran Jess yang terkejut. Bagaimana bisa Intan mengetahui namanya. "Lo kok tau nama gue?"

"Tau lah!" Intan mengernyitkan dahi. "Anaknya Kamila Artabella kan?" Tanya Intan lagi.

"Lo tau dari mana sih?" Tanya Jess heran.

"Dari tv lah." Jawabnya santai, berhasil membuat Jess membulatkan matanya. "Lo itu famous, cantik, ko mau sama Gilang?"

Jess tertegun. "Karena lo gatau cerita gue sama Gilang itu seperti apa. Gue itu gak mandang orang dari fisik."

"Berarti gue boleh jadi temen lo?" Tanya Intan antusias.

"Boleh, kok." Jawab Jess dengan senyum yang tidak tulus.

"Lanjutin aja larinya, jangan diem terus di sini." Ujar Intan.

"Gausah deh, kita jalan pelan-pelan aja." Tolak Jess. Intan mengangguk.

"Btw, lo sekolah di SMA Karya Bakti 14 kan ya?" Tanya Intan. Jess hanya mengangguk. "Gue kan baru pindah, jadi besok kita berangkat bareng ya."

Fake LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang