prolog

559 35 10
                                    

Aku harus belajar tersenyum, belajar melupakan dan juga merelakan. Sebab aku tahu dunia tak akan berhenti tanpamu.

RINDU bukan sebuah alasan untuk menghubungimu. Namun sebuah perasaan yang mendesak.

RINDU tau bahwa hati  telah lelah menunggu,tapi rindu ini tetap saja maju.

Hati ingin mundur, tapi rindu mengatakan masih ada kesempatan.

Hanya RINDU yang membuat ini berkepanjangan,bukan hati. Sebab hati telah lelah.

___Syahbinabina___

Flashback on

Sore ini, di bawah sinar remang dari matahari.Aku duduk dengan seorang wanita.cantik sekali,gumam ku dalam hati. Dia sangat menyukai sunset, tapi tidak tau namanya. Benar-benar wanita yang polos.
"Matahari tenggelam itu namanya sunset." Lala mengangguk tanda mengerti, sambil menatap matahari yang sebentar lagi hilang.
"Oo sunset, cantik yah kak, seandainya matahari selalu seperti ini. kak? Jangan seperti matahari yah?"

Flashback off.

Dylan POV. (Dylan Franskey)

15 menit sudah kami di sini, hanya menatap matahari. Setiap pulang dari les kami selalu ke sini. Lala yang menemukan tempatnya. Tempat yang sangat indah, sepi, sunyi, hanya angin saja yang menghibur. Bermain di atas bukit ini, sambil melihat pemandangan kota. Sangat indah, lampu kota dan bintang seakan beradu, ingin menaklukkan dunia.

Jam sudah menunjukkan pukul 18.15 mengharuskan kami untuk segera pulang, sebelum bunda memarahi ku lagi. Jalanan sepi hanya ada kami berdua, di samping kiri dan kanan hanya pohon yang menjulang tinggi. Indah saat siang tapi menyeramkan saat malam. Beberapa minggu terakhir ini kami selalu menyempatkan ke sini sehabis les, walaupun tidak lama.

Lala bilang, dia merindukan seseorang. Seseorang yang sangat dirindukan. Mungkin karena itu Lala menolak laki di sekolah. Lala termasuk cewek cantik, badannya sangat pas dengan wajahnya. Imut. Tapi saat di sekolah Lala sangat cuek, jarang bicara. Dia juga tidak punya banyak teman.

***

"La, besok aku jemput yah?" Lala hanya menjawab dengan anggukan dan segera masuk ke rumahnya. Sangat pendiam. Saat tersenyum hanya kesedihan yang ada, saat diam dia seperti kosong. Ada sesuatu yang di pendam, entah apa.

Rumahku dan Lala hanya berjarak 3 rumah, dekat hanya saja terasa jauh. Lala sangat pendiam, bicara seperlunya, melirik seperlunya,apa-apa seperlunya. Lala tidak pernah mengatakan apapun tentang masa lalunya, dia cuma bilang "Laki-laki itu jahat". Bagaimana bisa dia berfikir seperti itu padahal aku satu-satunya yang menjadi temannya, itupun aku cowok. Tidak berfikir Lala.

Lala POV. (Nayla Dianzhra)

Selalu menyakitkan ketika melihat sunset. Mengingat masa lalu yang kelam, pedih, sakit bercampur. Sudah 2 tahun dia pergi, tanpa kabar. Kemana DIA? Apa dia merindukan ku? Mengkhawatirkan ku?, Mungkin itu hanya ilusi. Sekarang aku SMA, tidak ada yang spesial, hanya saja sekarang aku punya teman. Teman yang mengajarkan bahwa hidup harus terus berlanjut, membuat hidupku sedikit berwarna. Dari abu-abu menjadi putih, sedikit berubah. Dylan teman ku dari pertama masuk SMA, sok kenal, sok dekat, tapi bahasa nya tetap sopan.

15 menit Menatap sunset, DIA yang memberitahu nama matahari tenggelam itu sunset. Aku tidak menyangka semuanya itu akan berubah dalam hitungan jam. Kenapa aku selalu menatap sunset? Karna itu akan mengurangi rinduku terhadapnya. Kerinduanku terhadapnya membuat ku bertahan.

****

Pukul 22.00 aku masih belum bisa tidur. Entahlah rasanya aku ingin kembali ke sana, ke bukit itu. Berteriak, memanggil agar semua orang dengar. Tidak ada yang tau tempat bukit itu kecuali aku, Dylan dan DIA. Sepi dan angin yang selalu setia menemani ku, rindu yang terus saja berusaha bertahan.

Sekarang aku di bukit ini, bukit yang menjadi saksi pertemuan dan pengakhiran. Kerinduan ini terus saja berkembang, semakin lama aku di sini semakin semuanya teringat. Suara angin seakan menenangkan dan berkata, "Tenanglah semua baik-baik saja" itu saja tidak cukup bukan untuk membuat rindu ini tenang. Merindukan panggilan sederhana, dari DIA. 2 tahun sudah, aku tidak mendengarkan namaku dipanggil dengan lembut, tersenyum hangat, dan mengelus rambutku dengan manja.

Dimana DIA?

ANHELOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang